Mohon tunggu...
Sukarja Sukarja
Sukarja Sukarja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengawali bekerja (sejak 1998an) sebagai desain grafis di beberapa tempat, seperti Tabloid Tokoh (Bali Post group), Polaneka (kini Pola Grade), Tabloid PCplus, Iklan ASM (Gramedia Majalah), dan sejak Maret 2013 menjadi Editor Online di TabloidRumah.com. Suka ngenet, bikin blog, juga website.www.syakirasyakir.com,www.maskarja.blogspot.com,www.alfalahku.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jatuh Hati pada Bank Syariah

25 Maret 2010   02:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:13 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jatuh hati saya kepada bank syariah sudah terjadi ketika bank syariah pertama hadir di bumi tercinta ini. Bagi saya ketika itu, bank syariah menjadi pilihan alternatif di antara bank-bank konvensional yang sudah ada. Pilihan alternatif ini lebih kepada prinsip dan sistem yang digunakan sesuai dengan syariah agama terbesar di negeri ini.

Awalnya, saya mengenal bank sejak saya masih SMP, sekitar 23 tahun lalu. Saya begitu terpaksa menggunakan bank konvensional yang sudah ada meski banyak pendapat yang mengharamkan bunga. Kadang ketika itu, pola pikir ini saya ubah, bunga bank saya ibaratkan sebagai pengembangan atas modal yang kita simpan di bank, dimana modal itu kan digunakan untuk usaha-usaha yang menghasilkan keuntungan. Bahkan, ketika itu, saya berharap mendapat hadiah dari uang yang saya simpan di bank konvensional, meski jumlah uangnya tidak seberapa :)

Nah, ketika bank syariah muncul untuk pertama kali yang dimotori oleh Bapak BJ Habibie, yang ketika itu sebagai ketua ICMI (Iklatan Cendekiawan Muslim Indonesia), saya begitu menyambut dengan rasa bangga karena akhirnya muncul juga Bank Syariah di bumi yang mayoritas muslim ini. Prinsip-prinsip syariah yang dipopulerkan Al-Qur'an dan Hadist ini memberi nuansa baru dalam menabung dan berinvestasi. Kalau mau dihitung-hitung, apa yang kita dapat dari pengembangan uang yang kita simpan, ternyata hasil dari bank syariah lebih besar daripada bank konvensional.

Prinsip bunga memberi rasa tidak adil pada penabung/nasabah. Bayangkan, meskipun bank itu menghasilkan keuntungan berpuluh-puluh kali lipat, hasil/bunga yang didapat si nasabah persentasenya tetap, misalnya 5% per tahun. Namun, di bank syariah, apa yang kita dapat tiap bulannya berbeda, kalau bank itu menghasilkan keuntungan yang berlipat dari pengembangannya, maka si nasabah juga akan menerima bagi hasil yang sepadan dari untung yang dihasilkan bank syariah.

Saat ini, ketika animo terhadap bank syariah begitu tinggi, muncullah bank-bank syariah atau bank-bank umum yang memberikan layanan syariah, semuanya hanya untuk memberi layanan terbaik untuk bangsa ini.

Persaingan antarbank syaraiah lebih ditujukan pada bagaimana variasi produk yang bisa diberikan bak syariah. Bila bank syariah itu tidak kreatif memberikan produk-produk perbankan syaraiah, maka masyarakat tentu tidak akan memilihnya. Artinya, bank-bank syaraiah saat ini mau tidak mau harus bisa memberikan layanan yang selama ini biasa diberikan bank-bank konvensional dengan prinsip syariah, misalnya tabungan, asuransi, juga investasi.

Saat ini, rasa cinta saya pada bank syariah belum tergantikan. Mengapa? Karena kini semuanya ada di bank syariah, mulai dari tabungan, deposito, giro, tabungan + investasi, tabungan + investasi + asuransi, dan lain sebagainya. Jadi, semua layanan itu bisa kita miliki hanya untuk satu account dalam satu bank syariah.

Semoga di masa mendatang, bank-bank syariah tetap eksis yang lebih kreatif menghasilkan produk-produk inovasiya sehingga akan semakin banyak masyarakat yang jatuh hati kepada bank syaraiah. Bank Syariah akan jadi pilihan, dan sangat menguntungkan, baik duniawi dan ukhrowi. Amien.

http://infovesta.blogspot.com/2010/04/jatuh-hati-pada-bank-syariah.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun