Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Avengers dan Kematian (Sementara) yang Menyebalkan

27 April 2018   12:10 Diperbarui: 27 April 2018   13:51 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.digitalspy.com

KEMATIAN merupakan realitas kehidupan yang memilukan. Bahkan di jagad hiburan seperti film, kematian, terutama yang menimpa tokoh utama akan mengusik emosi. Menghadirkan duka. Tapi jika kematian itu hanya pura-pura, hanya sementara, apakah itu elok? Apakah ini merupakan bagian dari taktik dagang? Bagian dari pemasaran untuk film selanjutnya?

Bagi yang sudah menyaksikan film Avengers: Infinity War, pasti tahu kalau ending film yang paling ditunggu ini benar-benar mengaduk emosi. Ya. Film terbaru Marvel ini (untuk sementara) mematahkan rumus baku dalam film, yakni penjahat seharusnya kalah. Di film ini, tokoh jahat menang. Dan sebagian jagoan justru tewas. (Sebenarnya, ini film kedua Marvel Studios yang menampilkan tokoh jahat sebagai pemenang. Dalam Captain America: Civil War, tokoh jahat juga menang karena rencananya untuk memecah Avengers berhasil).

Saya sebenarnya tidak terlalu kaget dengan tewasnya sebagian para jagoan di Infinity War. Sejak awal saya sudah siap mental bahwa akan ada anggota Avengers yang tewas. Dan seharusnya memang harus ada yang tewas, demi logika cerita. Film ini menampilkan Thanos, tokoh jahat yang telah menghancurkan banyak planet. Jika tak ada jagoan yang tewas, film ini akan mirip film kartun yang jagoannya tak bisa mati. Jadi, seharusnya memang ada yang tewas. Namun tadinya saya pikir itu akan menimpa para jagoan yang bukan termasuk kategori utama. Artinya, saya tidak keberatan jika War Machine tewas. Atau Falcon. Atau Bucky. Namun yang terjadi lebih dari yang saya bayangkan.

Yang membuat sebal adalah, sebagian dari jagoan yang tewas itu jauh-jauh hari sudah diumumkan akan tampil dalam sekuel film solo masing-masing. Jauh-jauh hari pihak Marvel Studios dan Sony sudah mengumumkan akan membuat Spiderman: Homecoming 2. Sementara dalam Infinity War, Spiderman tewas. Marvel  Studios juga sudah mengumumkan akan membuat Black Panther 2, setelah seri pertama film keren ini menghasilkan 1,3 milyar dolar. Dalam Infinity War, Black Panther tewas.

Marvel juga sudah memastikan akan melanjutkan petualangan Star Lord dan kawan-kawan dalam Guardians of the Galaxy 3. Sementara dalam Infinity War, nyaris semua anggota Guardians seperti Star-Lord, Gamora, Mantis, Drax, dan pohon berbicara yang menjadi favorit penonton, Groot, tewas.

Jadi, bagaimana Sipderman, Black Panther, personil Guardians serta Doctor Strange  bisa tampil dalam film solo jika mereka sudah tewas? Satu-satunya jawaban adalah, mereka bakal hidup lagi. Dan itu yang tidak saya suka.

Selalu menyenangkan mengetahui jagoan yang mati bisa hidup lagi, entah dengan cara bagaimana. Namun di saat yang sama, teknik menghidupkan jagoan yang tewas itu bisa membuat tayangan menjadi tidak serius. Akan menghadirkan kesan bahwa bahaya mengerikan yang dihadirkan tokoh jahat ternyata hanya main-main.

Karena itu, meski kematian Quicksilver versi Marvel Studios di Avengers: Age of Ultron cukup mengejutkan (karena Quicksilver versi X-Men sangat keren), saya senang karena Quicksilver di Marvel Cinematic Universe (MCU) tetap tewas.

Jika Spiderman, Black Panther, Doctor Strange, para personil the Guardians serta jagoan lain yang tewas dalam Infinity War ternyata hidup lagi di film Avengers selanjutnya (yang dijadwalkan tayang 2019 mendatang), maka tontonan Infinity War akan menjadi sia-sia. Ancaman menakutkan yang berhasil dihadirkan dalam sosok Thanos, juga akan sia-sia. Para penonton pun tak akan tersentuh secara emosi jika ada jagoan lain yang tewas. Penonton akan berpikir: gak apa-apa jika semua jagoan mati. Toh mereka bakal hidup lagi....

Di sisi lain, bagi penonton yang tak tahu tentang jadwal film Marvel Studios, Infinity War ini justru menghadirkan kebingungan. Film dengan ending penjahat menang dan tersenyum menatap sunset di akhir film sungguh tak bisa dipahami. Tewasnya sebagian jagoan juga tak dipahami apa maksudnya. Seperti yang saya dengar dari beberapa penonton di dekat saya. Mungkin kebingungan akan terobati jika Thanos kalah, seperti dalam di film Logan. Di ending film Logan, Wolverine tewas namun penjahatnya juga tewas. Namun di Infinity War,  Thanos menang mutlak. Dan para jagoan kalah mengenaskan dan sebagian tewas.

 Mesin waktu?

Tentu, yang bakal menarik adalah bagaimana para jagoan yang tewas di Infinity War ini akan hidup lagi di film Avengers selanjutnya. Apakah karena hadirnya sosok jagoan baru, Captain Marvel? Di akhir film, sesudah credit scene ada adegan Nick Fury menelpon Captain Marvel, sebelum Nick Fury juga tewas. Captain Marvel adalah sosok jagoan terbaru Marvel Studios yang dijadwalkan menyapa penonton pada Maret 2019.

Captain Marvel, bersama jagoan lain yang tak muncul dalam Infinity War seperti Ant Man serta Hawkeye akan muncul dalam Avengers 4 yang dijadwalkan tayang Mei 2019. Mereka, bersama jagoan yang tersisa akan kembali menghadapi Thanos. Dan, jika semua jagoan yang tewas di Infinity War, entah dengan cara bagaimana bisa hidup lagi, maka perjalanan panjang Thanos mungkin akan menemui titik akhir.

Akhir dari Cap dan Thor?

Jika jagoan yang tewas di Infinity War kemungkinan akan hidup kembali di Avengers 4, maka mereka yang selamat di Infinity War berpeluang tewas. Dan mungkin akan tewas permanen.

Kemungkinan, di akhir Avengers 4, Captain America, Iron Man serta Thor akan tewas.

Bagaimana sampai mereka bisa tewas? Petunjuknya adalah kontrak para aktor yang memerankan karakter superhero ini. Kontrak Chris Evans (pemeran Captain America) dan Chris Hemsworth (Thor) akan berakhir di Avengers 4 dan sampai tulisan ini dibuat, belum diperpanjang. Jadi, ada kemungkinan Cap dan Thor akan tewas.

Namun apakah penonton bisa menerima jika Captain America dan Thor tewas, dan benar-benar tewas? Rasanya tidak, hehehe. Solusi yang bisa dipilih adalah, Cap pensiun. Atau serum yang membuat dia menjadi muda dan kuat berakhir masa belakunya dan Steve Rogers kembali menjadi kakek berusiai 100 tahun, dan meninggal karena usia tua. Sementara Thor atawa Odinson bisa digambarkan berkelana di angkasa luar dan tak pernah kembali ke bumi.

Tapi secara pribadi, sebelum Cap, Iron Man dan Thor pensiun, saya masih menginginkan mereka tampil, setidaknya dalam film terakhir dan bertarung dengan... X-Men. Ya. Jika proses pembelian Fox (yang memegang hak cipta X-Men dan Fantastic Four) oleh Disney rampung, Marvel Studios bisa menampilkan para jagoan mutan dalam MCU. Akan seru rasanya menyaksikan Captain America bertarung dengan Wolverine. Atau Spiderman adu jotos dengan Deadpool.

Jika dalam pertarungan itu ada jagoan yang tewas, saya lebih suka jika kematian mereka akan berlangsung selamanya. Karena seperti itulah realitas kehidupan. Bahwa kematian itu nyata.

Meski, saya sadar sepenuhnya, di jagad hiburan, terutama di genre superhero, tak ada kematian yang benar-benar abadi ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun