Untunglah, situasi yang dihadapi Ahok lebih luwes. Jika Cap tak bisa kompromi, maka Ahok, dan Teman Ahok bisa berkompromi, jika memang itu alternatif terbaik. Artinya, jika memungkinkan, Teman Ahok bisa mengikhlaskan Ahok mengikuti jalur parpol, jika memang ada pernyataan dan komitmen secara tegas dari parpol.
Apapun jalur yang ditempuh, muaranya hanya satu. Ahok bisa menjadi kandidat gubernur DKI.
Memang, Ahok belum bisa dipastikan menjadi pemenang pilkada. Tapi jika Ahok menjadi kandidat dan rakyat DKI tak memilihnya, masyarakat DKI telah melakukan kesalahan besar. Sangat besar.
Yang juga harus diwaspadai Ahok adalah hadirnya pihak tertentu yang berusaha mengadu domba Teman Ahok dan parpol. Pihak yang tak suka melihat Ahok menjadi kandidat, dan akan melakukan segala cara, apapun, untuk menjegal Ahok.
Kembali ke soal dilemma, pada akhirnya, semua kembali kepada Ahok, untuk memilih.
Dan jika Ahok masih bimbang, ada kalimat menarik yang diungkap Sharon Carter pada acara pemakaman Peggy Carter di film Captain America Civil War.
Sharon bilang, “Compromise where you can. Where you can't, don't. Even if everyone is telling you that something wrong is something right. Even if the whole world is telling you to move, it is your duty to plant yourself like a tree, look them in the eye, and say, 'No, you move'…”
Catatan
Tulisan gado-gado antara politik dan hiburan ini dibuat oleh penggemar garis keras Timnas Inggris. HIDUP INGGRIS, hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H