[caption id="attachment_372165" align="aligncenter" width="330" caption="(writerbecomingauthor.com)"][/caption]
GO International menjadi mimpi sejumlah pelaku kreatif di Indonesia. Agnes Monica yang kini mengubah nama menjadi Agnez Mo, misalnya, kini sedang berusaha menjadi penyanyi kelas dunia dengan berkiprah langsung di Amerika Serikat. Iko Uwais, bintang laga Indonesia juga sedang merintis karir di Hollywood dan kabarnya bakal memperkuat sejumlah film. Dari ranah kreatif yang terkait dengan tulis menulis, peluang untuk menjadi “penulis internasional’ juga terbuka lebar. Bagaimana caranya?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika Anda berminat atau tertarik untuk melebarkan langkah ke pentas dunia.
1. Manfaatkan internet
Internet merupakan mujizat di jaman modern. Tak dapat disangkal, internet telah dan akan tetap membantu manusia, terutama jika dimanfaatkan secara bijak. Internet juga menjadi wadah bagi seseorang yang ingin menjadi penulis internasional. Dengan internet, naskah buku bisa tersebar ke berbagai penjuru dunia. Dengan internet, buku yang dibuat akan dibeli orang yang berada di benua lain, bahkan ketika Anda sedang tidur.
2. Menulis
Ya iyalah. Jika ingin menjadi penulis internasional tentu hal utama yang harus dilakukan adalah menulis, dan bukan menyanyi, hehehe. Memang, dalam praktek, Anda bisa menulis sambil nyanyi-nyanyi, atau sekedar bersenandung mengikuti tembang yang didengar melalui earphone. Namun, jika memang ingin menjadi penulis, fokusnya adalah menulis. Dalam hal ini, yang ditulis adalah materi naskah yang bakal dijadikan buku.
3. Tulis fiksi atau non fiksi
Secara umum, naskah buku yang kini beredar di seluruh dunia terbagi atas buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi dibuat berdasarkan imajinasi atau khayalan si penulis. Karena hanya khayalan, realita yang disajikan terkadang berbeda dengan situasi yang sebenarnya. Di dunia fiksi ada orang yang bisa terbang, ada manusia vampire, ada agen rahasia super, dan sebagainya.
Naskah non fiksi berisi paparan yang berangkat dari hal-hal yang nyata. Naskah non fiksi murni berisi data dan fakta dan sama sekali tak bersentuhan dengan imajinasi.
Berdasarkan pengalaman, buku non fiksi cenderung lebih mudah dibuat. Apalagi saat ini kita punya ‘paman’ yang baik hati dan tidak sombong, yakni Paman Google, yang bisa menyajikan jutaan informasi hanya dengan menuliskan kata kunci di kolom pencarian. Dengan mtode yang tepat, materi untuk buku non fiksi bisa didapatkan di internet, yang dipadukan dengan metode lain (seperti wawancara dan survey) untuk melengkapi data.