Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Natal di Manado: Bisnis, Sukacita dan Darah...

22 Desember 2012   13:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:11 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain aroma kue, sejak 1 Desember kita bisa mendengarkan tembang Natal. Bukan hanya tembang dari kaset atau VCD/DVD, namun juga yang dinyanyikan dalam ibadah.

Memasuki bulan Desember warga Kristiani mulai merayakan ibadah Natal (biasa diistilahkan dengan Ibadah Pohon Terang). Setiap perkumpulan, organisasi, kelompok dalam gereja, merayakan ibadah Natal Pohon Terang. Perayaan Pohon Terang bisa dilangsungkan siang hari dan malam hari.

Jika ibadah Pohon Terang dilangsungkan malam hari, kita bisa mendengarkan tembang Malam Kudus yang syahdu.

***

Tanggal 24 Desember, sehari menjelang Hari H, adalah masa-masa yang penuh darah. Masa ketika darah berceceran di mana-mana.

24 Desember adalah hari penyembelihan. Sejumlah hewan, mulai dari (maaf) babi, sapi, ayam, bebek hingga Cakalang mentah disembelih untuk keperluan Natal.

Karena itu tak perlu heran jika semua pasar di Manado dan Minahasa penuh sesak oleh masyarakat. Semua warga seakan tumpah ruah untuk berbelanja. Selain daging, yang juga dibeli adalah beras ketan dan bambu varietas Rames.

Beras ketan merupakan komponen utama untuk masakan yang disebut Nasi Jaha. yakni beras ketan yang diberi bumbu tertentu dan dimasak dalam bambu. Yang dimasak dalam bambu juga makanan yang disebut Tinoransak, Pangi dan Sa'ut (atau Kotei menurut orang Tondano). Pangi adalah daun Pangium Edule yang dipotong tipis-tipis dan diberi lemak babi. Saut adalah batang pisang yang diiris kecil-kecil dan diberi tulang atau potongan kepala babi.

Kadang-kadang ada juga yang memasak Cakalang dalam bambu. Juga ayam. Atau bebek. Makanan yang dimasak dalam bambu varietas Rames memang rasanya beda. Unik, dan cita rasanya sangat lezat.

Untuk sayur, biasanya yang dimasak Cap Cae. Atau sup. Atau Brenebon (kacang merah). Sebagai pelengkap biasanya dibuat Klapertaart. Atau buah segar.

Pembakaran masakan dalam bambu dilakukan tanggal 24 sore hingga malam. Jadi tak perlu heran jika di sore menjelang senja, semua wilayah Manado dan Minahasa berasap. Berasap dalam pengertian yang sebenarnya. Asap yang menebarkan aroma wangi nan membangkitkan selera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun