Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dendam itu Pahit [Skyfall Review]

6 November 2012   00:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:55 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="James Bond (foto amctheatres.com)"][/caption]

SEBERAPA besar dampak sebuah dendam? Seberapa hebat kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh sebuah dendam? Kenapa dendam bisa mengubah seorang patriot menjadi sosok pembunuh yang seluruh sisa hidupnya diisi dengan rencana membalas dendam?

Seorang yang tadinya menjadi pembela negara ternyata bisa menjadi musuh negara. Hanya karena merasa dikhianati. Merasa diabaikan dan dibuang. Itulah yang dilakukan Silva (Javier Bardem). Dia pernah menjadi agen terhebat di MI6. Hingga sebuah insiden menyadarkannya kalau negara yang selama ini dibelanya ternyata meninggalkannya. Dia mencoba membunuh diri dan gagal. Tubuhnya rusak. Juga jiwanya. Dia pun merancang aksi balas dendam. Dan yang dituju adalah M (Judi Dench), pimpinan MI6 yang dianggap sebagai tokoh sentral yang mengkhianatinya.

Dendam pun diwujudkan melalui rangkaian aksi yang rumit. Diawali dengan mencuri daftar para agen rahasia yang menyamar dan mempublikasikan di Youtube, membom markas besar MI6, hingga pura-pura ditangkap. Semua itu dilakukannya agar bisa lebih dekat dengan sasaran: M.

Siapa yang bisa menggagalkan aksi si penjahat? Sosok yang diandalkan tentu saja si jagoan. James Bond (Daniel Craig), agen rahasia yang punya ijin membunuh dengan kode 007. Sialnya, Bond sama sekali tidak meyakinkan untuk menjadi jagoan. Sempat hilang dalam tugas bahkan sudah dinyatakana tewas, Bond tampil sebagai sosok yang kecanduan alkohol. Kemampuan fisiknya turun drastis. Bahkan dia tak bisa menembak dengan tepat.

***

Dari sisi cerita, kisah terbaru franchise James Bond ini sangat kuat. Film ini juga menampilkan sisi kelam dunia intelejen: Bahwa demi keuntungan yang lebih besar, nyawa seorang agen rahasia bisa dikorbankan (nyawa Silva dikorbankan demi enam agen MI6 yang ditawan Cina, juga demi perdamaian dengan Cina).

Film ini juga menyorot sisi kemanusiaan seorang Bond, yang tak selamanya hebat, namun punya loyalitas yang tinggi pada pimpinan.

Skyfall juga ditandai dengan munculnya dua karakter yang di film-film Bond terdahulu (mulai eranya Sean Connery hingga Pierce Brosnan) selalu muncul: yakni Q dan Moneypenny. Q adalah sosok jenius yang biasa menyediakan gadget canggih buat Bond. Sementara Moneypenny adalah sekretaris M yang biasa bertukar canda 'menjurus' dengan Bond.

Sekalipun Q sudah muncul (diperankan dengan cukup meyakinkan oleh Ben Whishaw), bukan berarti dalam film ini Bond tampil dengan beraneka gadget tinggi. Tidak. Tak ada pena yang bisa meledak, atau jam tangan berlaser, atau kacamata tembus pandang. Gadget yang disediakan Q hanya pistol bersidik jari dan sebuah pemancar mini.

Sutradara Skyfall, Sam Mendes kelihatannya memang tidak mau memasang terlalu banyak gadget canggih dalam film ini. Itu juga tertuang dalam kalimat "kembali ke cara lama" yang beberapa kali muncul. Puncaknya adalah penggunaan pisau sebagai senjata oleh Bond.

***

Ditampilkannya karakter Silva sebagai penjahat utama juga tergolong unik. Biasanya dalam film Bond, si penjahat adalah tokoh kaya raya yang punya mimpi menguasai dunia, atau sosok yang bercita-cita menciptakan teror demi mereguk keuntungan pribadi.

Silva, dalam Skyfall, tampil sangat berbeda. Silva melakukan aksi teror bukan untuk menguasai dunia. Atau untuk menjadi kaya raya. Dia melakukan teror semata untuk membalas dendam pribadi.

Seingat saya, ini bukan pertama kali sosok penjahat adalah 'mantan' orang dalam MI6. Pada film Goldeneye, yang menjadi penjahat utama adalah Alec Trevelyan, mantan agen MI6 dengan kode 006. Pada film Die Another Day, salah satu tokoh jahat adalah Miranda Frost, agen MI6 yang ternyata bermuka dua.

Silva digambarkan sebagai salah satu agen terbaik yang pernah dimiliki MI6. Sayang dalam film ini tidak jelas apakah dia termasuk agen yang memiliki kode 00 atau tidak.

***

Selain cerita yang kuat, Skyfall didukung para pemeran dengan akting yang pas. Craig tampil memukau sebagai Bond yang dingin. Bardem, sebagai Silva, juga tampil menawan. Penampilan awalnya ketika berdongeng tentang tikus mampu menanamkan kesan yang kuat bagi penonton.

Judi Dench sebagai M juga tampil apik. Aktor senior yang sudah meraih beraneka penghargaan bergengsi (termasuk Oscar) ini mampu menggambarkan sosok M yang galau sekaligus berdedikasi. Para pemeran pembantu seperti Naomie Harris (Eve), Bérénice Marlohe (Sévérine), Albert Finney(Kincade), Rory Kinnear(Tanner) bahkan Ola Rapace (Patrice) tampil meyakinkan. Juga penampilan Ralph Fiennes sebagai Gareth Mallory, yang rupanya sudah didapuk sebagai M yang baru di episode Bond selanjutnya.

Kalau toh ada kekurangan, itu pada 'irama' film secara keseluruhan. Ada beberapa adegan yang terkesan lambat hingga (hampir) membuat penonton jemu, terutama ketika Bond berada di Macau. Tampilnya sebuah mobil canggih yang digunakan Bond ketika melarikan diri bersama M, juga memancing tanda tanya. Siapa pemilik mobil itu? Kenapa mobil itu bisa dilengkapi pelontar kursi dan senjata otomatis? Mobil itu adalah Aston Martin DB5 yang muncul di film Goldfinger.

Tapi secara umum, saya pikir Skyfall cukup menghibur. Filmnya menarik. Dialognya pun keren, dan  dibumbui humor khas Bond di sana sini. Logat para pemain yang beraksen Inggris juga terdengar enak di telinga, dan bisa jadi selingan di sela-sela sangat banyak film yang kental bernuansa Amerika.

***

Dan, tentu saja, yang paling menarik adalah pesan dari film ini. Pesan tentang seberapa besar dampak sebuah dendam.

Apakah Anda pernah disakiti? Apakah Anda masih memendam dendam kesumat pada pihak yang dulu pernah menyakiti Anda?

Jika jawabannya ya, Anda perlu menonton film ini. Anda akan mengetahui bahwa dendam itu pahit. Dendam itu ibarat racun. Yang pelan namun pasti akan membunuh Anda.

Dendam yang dibiarkan menahun akan mengendap. Dan perlahan namun pasti akan menggerogoti Anda.

Jadi, kenapa memendam dendam kesumat? Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun