Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Meraup Dolar Dari Buku Kedaluwarsa? Ternyata Bisa...

16 Oktober 2012   02:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:48 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu wahana penjualan buku public domain adalah Amazon. Di Amazon, buku yang tergolong public domain bisa dijual dalam versi hard cover (cetakan), atau elektronik (ebook). Yang versi elektronik bisa dijual pada Kindle Amazon.

Guna memuaskan pembaca, Amazon menerapkan kebijakan yang cukup ketat untuk buku public domain. Untuk bisa dijual, buku public domain harus memenuhi setidaknya satu dari tiga syarat. Yakni Translated (diterjemahkan dari bahasa lain), Annotated (berisi informasi unik seperti latar belakang naskah, referensi sejarah, ulasan, daftar karakter, biografi pengarang dll), dan Illustrated, dengan menambahkan minimal 10 gambar atau ilustrasi yang relevan dengan cerita.

Di Kindle Amazon, buku public domain cukup disukai. Yang tergolong laris adalah versi ‘complete works’. Jadi ada buku yang berisi ‘Complete Works of William Shakespeare’, atau ‘Complete Works of Charles Dickens’ dsb. Karena merupakan ‘complete works’, dalam satu buku pembaca bisa membaca SEMUA karya pengarang tertentu.

Dalam hal ini, kreativitas sangat diperlukan. Juga bagaimana memilih judul yang belum begitu banyak pesaing.

Beberapa waktu lalu, saya ‘iseng’ menjual buku karya Karl May, yakni Winnetou di Kindle. Aslinya buku ini dibuat dalam bahasa Jerman dan kini sudah menjadi public domain. Secara kebetulan saya menemukan versi bahasa Inggris, yang sebenarnya tidak terlaku bagus. Sebagai pembaca Winnetou dan Old Shatterhand sejak kanak-kanak, terjemahan versi Inggris yang saya temui agak mengecewakan (dalam buku itu nama asli Old Shaterhand adalah Jack dan bukannya Charley seperti kisah aslinya).

Kisah versi Inggris itu saya rubah judulnya menjadi “Winnetou and Old Shatterhand”, saya pilih cover yang sesuai, tambahkan beberapa gambar yang relevan (sebagian dari situs foto gratis sebagian dari Google Images) dan dipublikasi.

Walau tidak (atau belum) tergolong laris manis, namun buku “Winnetou and Old Shatterhand” penjualannya sudah lumayan. Karena prospeknya menjanjikan, jika punya waktu, mungkin saya akan mempublikasi kisah lanjutannya, yang kebetulan juga saya temukan di internet, hehehe...

Jadi, intinya, kita bisa mendapatkan banyak keuntungan dari produk yang sebenarnya sudah kedaluwarsa. Termasuk materi. Termasuk dolar

Tentu, jika Anda tak berniat untuk mengeruk keuntungan secara materi, itu tidak menjadi masalah. Tapi jika Anda hobbi membaca (seperti saya), dan ingin bernostalgia dengan membaca kisah klasik yang mungkin versi ‘kanak-kanak’ pernah Anda baca dulu semasa kecil, maka membaca kisah klasik bisa menjadi alternatif.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun