[caption id="attachment_164548" align="aligncenter" width="300" caption="Sepakbola itu cari teman (foto worldsportsholic.blogspot.com"] [/caption]
PERNYATAAN yang sangat menarik diungkap Ahmad Riyadh. Ketika dikonfirmasi goal.com seputar rencana pengunduran dirinya dari jabatan wakil ketua komite banding (Komding) PSSI, Ahmad yang memastikan bahwa pengunduran dirinya sudah final itu berkata, " Sepakbola ini kan mencari teman, bukan mencari musuh. Kalau suasana sudah kondusif, saya siap kembali mengabdi untuk sepakbola Indonesia.”
Ahmad Riyadh mengungkap satu hal yang penting namun dilupakan oleh pecinta sepakbola tanah air. Bahwa sepakbola itu untuk mencari teman. Sepakbola bukan mencari musuh.
Selang setengah tahun terakhir, aroma permusuhan antara PSSI dan KPSI sangat jelas terasa. Bahkan para 'penggembira' pun ikut-ikutan mengobarkan permusuhan dan kebencian. Di Kompasiana, nuansa kebencian antara pendukung kedua pihak sangat jelas. Aksi maki-maki marak (umumnya aksi makian dilontarkan oleh akun baru, yang hanya hebat memaki namun jarang nulis, hehehe).
Pendukung kedua kubu ini melupakan esensi penting dalam sepakbola. Yakni persatuan.
***
Di dunia ada banyak olahraga populer. Namun mungkin hanya sepakbola yang mampu menyatukan ratusan juta manusia yang bermukim di bumi. Para penggila sepakbola ini rela begadang hingga dinihari, atau membayar setiap akhir pekan, hanya untuk menyaksikan bagaimana atraktifnya 22 laki-laki yang memperebutkan sebuah bola.
Sepakbola adalah olahraga universal, yang mampu menyatukan semua bangsa dalam bahasa yang sama: yakni keindahan, keanggunan dan nuansa mistis yang muncul ketika gol tercipta. Emosi yang muncul ketika menyaksikana pemain bekerja sama satu-dua, melihat bola berbelok ala tendangan pisang, aksi selebrasi pemain yang menggila, sungguh sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Sepakbola adalah olahraga yang mampu memaksa jutaan penggila untuk bicara dalam bahasa yang sama. Bahasa sepakbola.
***
Ada suatu masa ketika sepakbola Indonesia larut dalam bahasa dan langgam yang sama. Yakni ketika ajang AFF. Saat itu, ratusan ribu penonton tumpah ruah di stadion. Berbalut kostum merah-merah, dengan wajah yang dicat, dengan bendera besar yang dikibarkan tanpa henti, semua warga Indonesia bicara dalam bahasa yang sama: bahasa sepakbola Indonesia.