Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jika Facebook Dibeli Yahoo, Dunia (Mungkin) Akan Berbeda

11 Desember 2011   23:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_148985" align="aligncenter" width="450" caption="Ikon Facebook (gambar dari blueblots.com)"][/caption]

HARUS diakui, Facebook kini merupakan situs jejaring sosial terbesar di dunia. Lebih dari 800 juta pengguna mendatangi jejaring sosial ini dalam 30 hari terakhir. Hanya soal waktu bagi media sosial yang diciptakan Mark Zuckerberg ini untuk mendapatkan 1 milyar pengguna.

Namun tahukah Anda kalau ada suatu masa ketika Facebook nyaris berpindah tangan? Pada tahun 2006, dua tahun setelah diciptakan di sebuah kamar asrama oleh Zuckerberg bersama Dustin Moskovitz, Chris Hughes dan Eduardo Saverin, Facebook nyaris dijual ke Yahoo. Saat itu, Yahoo mengajukan tawaran untuk membeli Facebook senilai 1 milyar dolar.

Bagi Zuckerberg dan jajaran direksi, apa yang diajukan Yahoo sungguh sebuah 'tawaran yang sukar ditolak'. Zuckerberg secara lisan sudah menyatakan persetujuannya.

Namun sebelum transaksi terjadi, saham Yahoo turun. Pihak Yahoo pun merevisi tawaran menjadi 800 juta dolar. Selisih 200 juta dolar dari tawaran sebelumnya tentu bukan sedikit. Zuckerberg menolak. Yahoo buru-buru mengembalikan tawaran menjadi satu milyar dolar. Namun Zuckerberg yang sudah terlanjur patah arang memutuskan menghentikan negosiasi. Penolakannya membuat Zuckerberg yang saat itu baru berusia 22 tahun dijuluki sebagai 'si bocah yang menolak satu milyar dolar'.

Waktu akhirnya membuktikan, keputusan Zuckerberg menolak tawaran menggiurkan Yahoo itu tepat. Kini Facebook merupakan situs nomor dua populer sedunia, hanya kalah tipis dari raja mesin pencari, Google. Zuckerberg sendiri kini tercatat sebagai anak muda terkaya sedunia dan menempati ranking 52 dalam daftar orang terkaya sedunia versi Forbes.

[caption id="attachment_148988" align="aligncenter" width="597" caption="Mark Zuckerberg dalam daftar orang terkaya sedunia (sumber Forbes)"][/caption]

Bagaimana dengan Yahoo? Pelopor portal sekaligus mesin pencari itu kini terpuruk. Setelah kalah bersaing dengan Google, Yahoo kini hanya menjadi alternatif ketiga setelah dilangkahi Bing, mesin pencari milik Microsoft. Kabar terakhir menyebut kalau Yahoo bakal dijual. Google dan Microsoft merupakan kandidat terkuat untuk membeli Yahoo.

Jika saat itu Zuckerberg setuju menjual Facebook, dunia mungkin akan berbeda. Cara berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya mungkin akan sedikit berbeda. Bukan tidak mungkin Facebook akan mengalami nasib yang sama seperti Myspace yang terpuruk setelah berpindah tangan.

Facebook bukan satu-satunya perusahaan yang nyaris dijual. Hal yang sama pernah dialami Apple. Sepeninggal sang pendiri, Steve Jobs, Apple terpuruk. Tahun 1996, negosiasi terjadi antara Sun Microsystems yang saat itu sedang jaya-jayanya. Sun ingin membeli Apple. Di pihak lain, Apple yang tak punya CEO setelah ditinggal Steve Jobs, juga tertarik. Namun negosiasi batal di menit terakhir karena salah seorang investor di pihak Apple mengajukan sejumlah persyaratan yang sulit dipenuhi pihak Sun Microsystem. "Jika kami jadi membeli Apple, dipastikan tak akan ada Ipod atau Ipad," ujar mantan CEO Sun Scott McNealy kepada eweek.

Gagal dijual, Apple tetap eksis. Titik balik terjadi setelah Jobs kembali. Inovasi 'gilanya' perlahan mengangkat Apple menjadi salah satu perusahaan paling sukses di dunia. Idenya menghadirkan Ipad membuat dunia berubah, dengan hadirnya gadget baru berupa komputer tablet yang kini menjadi tren.

Bagaimana dengan Sun? Setelah sempat sukses, perlahan perusahaan ini kalah bersaing. Di tahun 2010 Sun akhirnya dibeli oleh Oracle senilai 7,4 milyar dolar.

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari Facebook dan Apple? Dalam bisnis, gagalnya kesepakatan bukanlah akhir dunia. Mandeknya negosiasi bukan kiamat. Batalnya transaksi bukan bencana besar. Tentu, gagalnya sebuah proyek atau transaksi sangat mengecewakan. Apalagi jika nilainya sangat besar.

Namun batalnya kesepakatan bisa menghadirkan peluang baru untuk kembali melangkah maju. Karena selalu  ada peluang dan celah untuk dimasuki. Pintu masuk akan tetap terbuka.

Jika saat ini Anda gagal melakukan transaksi, ingatlah pada Mark Zuckerberg yang pernah dicap 'bego banget' karena menolak satu milyar dolar. Hanya beberapa tahun setelah melakukan penolakan yang bersejarah itu, pundi dolar Zuckerberg membengkak hingga mencapai angka 13,5 milyar dolar.

Jika Facebook jadi dijual ke Yahoo. jika Apple jadi dibeli Sun, Anda mungkin tak akan pernah mengupdate status terbaru di Facebook, atau membaca tulisan ini melalui komputer tablet!!!

Catatan Ulasan tentang Facebook disarikan dari buku 'Menjadi Jutawan Internet Sebelum Usia 25' karya Fary SJ Oroh, yang diterbitkan Elex Media Komputindo Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun