Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bolehkah aku menghitung pori-porimu?

13 November 2011   12:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bolehkah aku menghitung pori-porimu?

~ Kan kuhitung dengan jemari, merasakan kulitmu yang halus bagai sutra Cina, kujelajahi dengan jemari untuk merasakan keindahanmu...

Bolehkah aku menghitung pori-porimu?

~ Kan kuhitung dengan bibirku, sambil menyerap aroma tubuhmu yang wangi seperti mawar hutan...
: Aku tak peduli apakah pori-porimu berkurang satu atau seribu, atau ada yang mengerut atau ada yang mengembang : Aku tak peduli kendati pori-porimu bermandikan keringat dan terasa asin

Bolehkah aku menghitung pori-porimu?

~ Kan kuhitung bersama butir es yang membeku, bercampur tetesan madu dan susu, biar kau menggelinjang, menggeliat dan merintih...

Bolehkah aku... Hah? Apa? Ah sialan!!! Kenapa kamu gak bilang dari tadi??? (Sambil menggerutu sang suami menghentikan rayuan gombalnya setelah istrinya mengatakan dia baru saja mendapat...haid) catatan: * Didaur ulang dari (apa yang saya anggap sebagai) puisi yang dibuat beberapa waktu lalu... * Dibuat berdasarkan kisah nyata (teman kompasianer yang sudah beristri pasti tahu perasaan ini, hehehehe) Salam, *Ilustrasi gambar diambil dari sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun