Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengubah Fiksi Menjadi Dolar

2 Agustus 2014   17:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:36 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain erotica, genre yang juga laris di Amazon adalah romance. Juga kisah tentang para remaja. Juga yang fantasy, misteri, horror dan fiksi ilmiah.

Saya pernah menulis buku dengan genre horror, namun belum bisa menarik minat pembaca. Juga genre romance, dan fiksi ilmiah. Justru yang sambutannya bagus adalah genre western/wild west. Yang terjual di genre western kini sudah melampaui genre erotis. Sekarang saya punya empat nama pena untuk genre western. Sebagian besar materi untuk kisah western saya oleh dari materi public domain (buku yang tak punya hak cipta). Buku yang tak punya hak cipta, atau hak ciptanya sudah habis, bisa diolah menjadi baru, tentu dengan beberapa penyesuaian.

Beberapa penyesuaian

Ketika membuat ebook untuk dijual di Amazon, saya harus membuat beberapa penyesuaian. Terutama menyangkut sudut pandang. Juga wawasan. Dan imajinasi. Ketika membuat kisah erotis, misalnya. Saya sengaja mengembangkan imajinasi seliar mungkin. Saya juga harus melakukan "penelitian" untuk mencari tau apa saja istilah yang umum digunakan dalam kisah semacam itu (misalnya istilah-istilah untuk meneyebut organ tubuh tertentu, hehehe).

Karena bukunya diperuntukkan untuk konsumen di Amerika Serikat dan Eropa, maka setting kisah sedapat mungkin dilakukan di Amerika. Jadi untuk setting, saya memilih nama kota seperti Boston, atau Texas, atau nama kota kecil berdasarkan petunjuk Paman Google.

Untuk nama karakter dalam cerita, karena settingnya di AS atau Eropa, maka nama yang digunakan tenu bukan Sgit, Sekar, Laras, Slamet, Joko, Widodo atau Prabowo, hehehe. Saya harus menggunakan nama khas Barat. Dengan bantuan paman Google yang tercinta, saya dibawa ke situs nama-nama bayi terpopuler. Jadi dalam kisah, saya menggunakan nama-nama seperti Liam, Noah, Oliver, Gavin, Ethan, Caleb, Elijah untuk karakter laki-laki, dan Charlotte, Amelia, Olivia, Barbara, Sophia, Chloe, Alice dsb untuk nama perempuan.

Biasanya di Barat mereka menggunakan nama belakang. Saya memilih secara acak, juga dengan bantuan Paman Google. Biasanya saya melihat full cast untuk film tertentu, dan memilih nama belakang yang sesuai selera. Jika lagi malas, saya tinggal menambahkan kata 'son' pada nama-nama seperti David, Harris, Nichol, Matthew atau Andrew, menjadi Davidson, Harrison, Nicholson, Mathesson, Anderson dan seterusnya.

Kuantitas vs kualitas

Karena masih dalam taraf belajar, terutama dengan penguasaan Bahasa Inggris yang pas-pasan, maka saya belum mementingkan kualitas. Tapi kuantitas. Jadi setelah menyelesaikan satu judul, mempublikasi, saya segera lanjut dengan buku selanjutnya. Sejauh ini saya belum pernah melakukan upaya marketing.

Mungkin, kapan-kapan, jika sudah jenuh dan tak punya ide, saya akan meluangkan waktu untuk memasarkan buku yang dibuat. Idealnya, saya akan membuat satu website khusus untuk masing-masing nama pena yang digunakan. Kemudian membuat masing-masing akun Facebook dan Twitter.

Untuk saat ini saya fokus menulis dan mengedit, yang dilakukan di sela-sela kerja rutin kantoran. Saya termasuk beruntung karena kini termasuk dalam jajaran penulis yang bisa merasakan hasil dari mengumbar kisah khayalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun