[caption id="attachment_349604" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi (kiladj.com)"][/caption]
BAGI sebagian orang, menulis buku itu menyenangkan. Namun untuk menyelesaikan sebuah buku, dibutuhkan kesabaran, kegigihan dan disiplin. Sebuah buku dengan seratusan ribu kata biasanya baru selesai setelah dikerjakan berbulan-bulan. Dengan kata lain, menulis buku itu hanya untuk mereka yang rajin.
Tapi bagaimana dengan mereka yang tak punya waktu untuk menulis? Bagaimana dengan mereka yang malas menulis?
Trik khusus
Kabar baiknya, ada trik khusus untuk mereka yang malas menulis. Bahkan mereka yang malas menulis pun bisa bikin buku.
Selang dua tahun terakhir, saya rutin menerbitkan buku digital dan dijual di mancanegara. Sudah lebih dari seratus judul yang dipublikasi menggunakan belasan nama pena. Namun tahukah Anda jika sebagian buku yang saya publikasi itu tidak saya tulis?
Saya tak bisa masak. Keahlian memasak saya hanya terbatas pada membuat telur dadar, membuat mie instan dan memasak nasi (menggunakan rice cooker). Namun dengan keterbatasan ini saya bisa membuat belasan buku kuliner, yang isinya resep masakan. Saya bahkan membuat buku berisi resep terkenal dari Spanyol, Portugis dan Italia.
Bahasa Inggris saya pas-pasan. Jika ngomong in English masih belepotan. Namun lebih dari seratusan judul buku itu semuanya dibuat dalam Bahasa Inggris.
Nah, bagaimana saya bisa bikin buku tanpa perlu menulis? Karena saya menggunakan teknik gratisan yang tersedia di internet. Caranya, saya mempublikasi naskah yang tak lagi memiliki hak cipta, atau yang hak ciptanya tidak diperpanjang, yang biasa dikenal dengan public domain.
Di planet bumi ini, banyak naskah buku yang tidak lagi memiliki hak cipta. Seberapa banyak? Banyak sekali. Ada sekitar 85 juta naskah yang tak lagi memiliki hak cipta. Delapan puluh lima juta!! Bayangkan!! (Ayo silakan dibayangkan, hehehe)
Dengan penanganan yang tepat, naskah yang tak lagi memiliki hak cipta ini bisa diterbitkan lagi. Dan profit yang didapatkan itu murni untuk kita.