Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berbisnis Buku Digital: Keuntungan dan Kerugian

25 November 2014   01:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:57 3392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda menulis buku dan diterbitkan penerbit terkemuka, katakanlah Gramedia dan kemudian dipasarkan di toko buku, masa edar buku cetak Anda itu terbatas. Awalnya akan tampil di etalase 'buku baru'. Kemudian pindah ke rak tertentu tergantung genre. Jika belum juga laku, buku Anda akan disingkirkan buku lain yang lebih baru. Buku Anda akan dimasukkan ke gudang, atau dijual obral seharga lima ribu atau sepuluh ribu untuk tiga eksemplar.

Ini berbeda dengan buku digital yang bisa dijual 24 jam sehari, bahkan ketika Anda sedang tidur. Jika bukunya dalam Bahasa Inggris, penjualan bisa mencakup seluruh dunia. Dan, sepanjang Anda tidak meng-unpublish, buku digital itu akan dijual sepanjang masa (selama internet masih berfungsi, hehehe)

5. Anda bisa jadi 'bos'

Berbisnis buku digital, Anda bisa menjadi bos-nya. Anda bisa menjadi penulis, sekaligus penerbit. Anda bahkan bisa 'mendirikan' penerbit dengan nama tertentu sebagai wadah untuk menerbitkan buku digital. Saya sendiri 'mendirikan' hampir sepuluh penerbitan di dunia maya yang mewadahi lebih dari seratus judul buku digitaal yang dijual. Salah satunya, Daun Ilalang Publishing milik Rumah Kayu (saya dan Dee).

[caption id="attachment_355898" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu buku yang diterbitkan Daun Ilalang Publishing (dok. pribadi)"]

1416827901543022857
1416827901543022857
[/caption] 6. Bebas tentukan harga dan royalti

Sebagai 'bos', kita punya wewenang untuk menentukan berapa harga buku digital yang akan dijual. Kita juga bisa memilih besaran royalti, apakah 35% atau 70%. Harga buku digital juga bisa diubah kapan saja kita mau.

B. Kekurangan

Sekalipun berbisnis buku digital punya banyak kelebihan, namun ada juga kekurangannya (atau mungkin tepatnya tantangan). Apa saja itu?

1. Kualitas rendah

Banyaknya kemudahan membuat dan menjual buku digital membuat semua orang bisa berpartisipasi. Semua orang bisa menjadi (atau merasa) sebagai penulis. Akibatnya, kini banyak buku digital, terutama produk self atau indie pulishing, yang kualitasnya pas-pasan bahkan buruk.

Banyaknya buku digital berkualitas rendah membuat pamor buku digital rendah di mata (calon) pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun