[caption id="attachment_385643" align="aligncenter" width="599" caption="Pendekar Tongkat Emas/Kompasiana (@MirLes)"][/caption]
AWAL Desember lalu, muncul pengumuman menarik yang beredar di dunia maya. Pengumuman casting untuk film. Seperti dikutip dari oneheadlightink, pengumuman itu antara lain berbunyi:
"Midthunder Casting is conducting a talent search for a Warner Brothers feature film which will heavily feature two young boys in SAG principal roles; one Caucasian 12 year old boy (to portray a young Ben Affleck) and one Caucasian 10 year old boy.
Both Boys must have extensive WUSHU, KUNG FU, or PENCAK SILAT training and experience; however, they will consider high level (state - world champion) competitors in all martial art forms."
Ada yang menduga kalau pengumuman casting ini untuk mencari pemeran Bruce Wayne muda yang akan bermain dalam film Batman v Superman: Dawn of Justice. (Bruce Wayne adalah alter-ego superhero bernama Batman. Pada film Batman v Superman: Dawn of Justice, Bruce Wayne/Batman diperankan Ben Affleck). Namun ada juga yang mengatakan, casting itu terkait dengan film The Accountant yang juga diperankan Ben Affleck.
Apapun filmnya, itu tak menjadi soal. Yang menarik perhatian adalah dicantumkannya “Pencak Silat” sebagai salah satu alternatif bagi mereka yang tertarik. Menarik, karena di mata Hollywood, terutama studio raksasa seperti Warner Brothers, Pencak Silat sudah dianggap setara dengan Wushu atau Kungfu. Terutama dari sisi estetika dan koreografi.
Tidak jelas juga bagaimana Warner Bros bisa tahu soal Pencak Silat. Saya menduga, itu merupakan dampak kesuksesan dwilogi The Raid hasil besutan Gareth Evans. Pada The Raid, adegan aksi memang memeragakan jurus Pencak Silat.
[caption id="attachment_361476" align="aligncenter" width="333" caption="Pendekar Tongkat Emas (muvila.com)"]
Ironi Indonesia
Ketika Pencak Silat mulai dikenal di pentas internasional, bahkan diperhitungkan oleh studio sebesar Warner Bros, maka menjadi ironi ketika anak bangsa terkesan menyepelekan beladiri asli Indonesia itu. Kesan itu muncul pada film Pendekar Tongkat Emas (PTE), yang justru memilih menggunakan jasa pihak luar, dalam hal ini Hung Yan-yan (atau Xiong Xinxin) sebagai fighting director.
Kenapa Miles Film memilih menggunakan penata laga dari luar dan bukannya Indonesia? Itu yang belum jelas. Apakah karena secara kualitas, koreo laga berbasis kungfu lebih enak dilihat dibanding Pencak Silat? Itu juga belum jelas.