Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

2014, Hollywood Melirik dan "Merusak" Film Religi

31 Desember 2014   23:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:04 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_387550" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]

BERBAGAI reaksi muncul pasca-pemutaran film bertema religi, Exodus: Gods and Kings. Sebagian cukup puas, namun sebagian lagi merasa kecewa. Yang kecewa beralasan, apa yang dipaparkan dalam film itu melenceng dari kisah aslinya di Kitab Suci. Bahkan di Mesir dan Maroko, film ini dilarang beredar. Otoritas Mesir beralasan sejumlah fakta dalam film Exodus bertentangan dengan kejadian aslinya.

Exodus bukan satu-satunya film bertema religi yang mengundang beragam reaksi. Di awal tahun 2014 ini, film  Noah juga mengundang kontroversi. Bahkan Noah dilarang beredar di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Dengan adanya dua film bertema religi yang memancing kontroversi, apakah itu artinya Hollywood telah ‘merusak’ film bertema religi? Bisa ya. Bisa tidak. Ya, jika penikmat sinema memang berharap akan menyaksikan versi Hollywood yang murni mengacu ke kisah aslinya di Kitab Suci. Tidak, jika penikmat film menyaksikan film itu dari sudut pandang hiburan.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Poster film Exodus (imdb.com)"]

14200162511999373451
14200162511999373451
[/caption]

Saya, kebetulan termasuk pihak yang melihat film itu sebagai hiburan. Jadi ketika menyaksikan Noah (dalam versi DVD, kemudian versi HD dari internet), juga Exodus di bioskop, saya memang ingin mencari hiburan, sekaligus cari tahu seperti apa penafsiran Hollywood pada kisah di Kitab Suci. Sejak awal saya sudah menyiapkan mental untuk “terkejut”, hehehe. Saya tahu bahwa bagaimanapun, apa yang dipaparkan sineas Hollywood itu beda dengan FILM DOKUMENTER ala National Geographic, yang membuat film bukan dengan pertimbangan komersial.

Karena itu, saya asyik-asyik saja ketika menemukan ada fakta versi film yang beda dengan Kitab Suci. Saya tidak terlalu kaget melihat kehadiran para “Malaekat” bertangan enam yang membantu Noah membangun bahtera. Ketika menonton Exodus, saya juga tidak kaget ketika ada visualisasi Allah melalui sosok anak kecil. Di Exodus, saya memilih untuk menikmati indahnya gambar, adegan pertempuran serta visualisasi datangnya malapetaka. Satu-satunya yang membuat saya kecewa adalah tidak hadirnya adegan laut terbelah. Tadinya saya ingin melihat versi mutakhir dari adegan itu, setelah melihat versi jadul dalam The Ten Commandments keluaran tahun 1956.

Hingga 28 Desember 2014, menurut Box Office Mojo, Exodus sudah meraup  $149,834,075 di seluruh dunia. Dengan biaya produksi 140 juta dolar, berarti sejauh ini Exodus baru meraup untung 9 juta dolar. Pendapatan Exodus mungkin masih akan bertambah, namun diperkirakan tak akan melonjak drastis. Dari sisi box office, laba 9 juta dapat dikatakan sebagai kerugian besar. Sebagai perbandingan, dengan budget 125 juta dolar, peredaran Noah di seluruh dunia berhasil meraup 362 juta dolar.

Kenapa laju pendapatan Exodus seret? Saya menduga, itu disebabkan oleh film pesaing yang oleh penonton dinilai lebih menarik. Bersamaan dengan beredarnya Exodus, di tangga box office nangkring seri terakhir The Hunger Games. Yang juga berperan besar adalah hadirnya seri pamungkas The Hobbit, yang hingga kini masih merajai tangga film terlaris dunia.

Geliat film religi

Di tahun 2014, film bertema religi lumayan menggeliat. Ada beberapa film yang sempat menjadi perbincangan hangat di AS. Beberapa di antaranya bahkan sempat menduduki tangga 10 film terlaris edisi mingguan di Amerika Serikat. Film religi—terutama yang dibuat dari sudut pandang Kristen, cukup mendapat perhatian khalayak penikmat film. (Menurut Gallup, di AS, setidaknya separuh dari warganya mengaku menganut Kristen Protestan. 25 persen dari penduduk AS beragama Kristen Katholik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun