Mohon tunggu...
Sukainah
Sukainah Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswi Fakultas Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Krisis Akidah terhadap Moralitas Generasi Muda

17 Januari 2025   15:15 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:07 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penurunan Etika dalam Bermedia Sosial. Di era digital, media sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan generasi muda. Namun, tanpa landasan akidah yang kuat, penggunaan media sosial sering kali tidak terkendali. Banyak anak muda yang terlibat dalam cyberbullying, penyebaran hoaks, atau konten negatif lainnya. Hal ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga mencerminkan degradasi moralitas. Sebagai contoh, banyak konten di media sosial yang mempromosikan gaya hidup hedonistik dan materialistik. Generasi muda yang tidak memiliki landasan akidah yang kuat cenderung meniru gaya hidup ini tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap nilai-nilai agama dan moralitas.

Peran Orang Tua dan Pendidikan Agama

Mengatasi krisis akidah memerlukan pendekatan holistik. Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai akidah sejak dini. Pendidikan agama yang berkesinambungan di rumah dan sekolah juga menjadi faktor kunci dalam membangun moralitas generasi muda.

Orang tua perlu menjadi teladan dalam menjalankan ajaran agama. Kehadiran orang tua dalam aktivitas keagamaan anak-anak, seperti salat berjamaah atau pengajian, dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Selain itu, dialog terbuka tentang pentingnya nilai-nilai agama harus terus dilakukan agar anak merasa didengar dan dipahami.

Pendidikan formal juga memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai akidah. Kurikulum sekolah seharusnya tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga pembentukan karakter dan akhlak. Pembelajaran agama Islam perlu dibuat lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Selain itu, peran guru agama juga sangat penting. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai panutan. Mereka harus mampu menginspirasi siswa untuk mendalami nilai-nilai akidah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, sekolah dapat menjadi tempat yang kondusif untuk pengembangan akhlak dan moralitas generasi muda.

Menghadapi Tantangan di Era Digital

Kemajuan teknologi digital menjadi tantangan sekaligus peluang dalam menanamkan akidah kepada generasi muda. Media sosial dan platform digital dapat digunakan untuk menyebarkan dakwah yang relevan dengan kebutuhan mereka. Konten Islami yang kreatif dan inspiratif mampu menarik perhatian generasi muda, sehingga mereka lebih tertarik mendalami ajaran agama.

Namun, penggunaan teknologi juga memerlukan pengawasan. Orang tua dan pendidik perlu mengarahkan anak muda untuk memanfaatkan teknologi secara bijak. Selain itu, pemerintah dan lembaga keagamaan perlu berkolaborasi dalam menciptakan platform digital yang mendukung penguatan akidah, seperti aplikasi belajar agama, kanal YouTube edukatif, atau webinar keislaman.

Sebagai langkah konkret, komunitas Islami dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif. Misalnya, dengan mengadakan kampanye daring yang mempromosikan nilai-nilai akidah atau membagikan konten inspiratif yang dapat meningkatkan keimanan dan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya moralitas.

Pentingnya Komunitas Islami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun