Mohon tunggu...
Yolanda Virna
Yolanda Virna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka fisika karena terpaksa. Suka mengajar karena panggilan. Suka membaca karena hobi. Suka makan karena keharusan. Suka fotografi karena kewajiban, karena tanpa yang satu itu, hidup seperti jus lemon yang tidak diberi gula!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[UN-SMP Hari 2] Deteriorating, semoga tidak!

24 April 2012   16:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Definition of DETERIORATE

de·te·ri·o·rat·ed | de·te·ri·o·rat·ing
transitive verb: 1) to make inferior in quality or value : impair; 2) disintegrate
intransitive verb: to become impaired in quality, functioning, or condition : degenerate deteriorate> deteriorated>


-- diambil dari [http://www.merriam-webster.com/dictionary/deteriorate]

'Bahasa Inggris mudah' - itu mungkin adalah pikiran sebagian besar anak-anak didik saya, terutama yang berada di kelas RSBI dan dari kelas 7 sudah dicekoki pelajaran Matematika dan IPA full in English. Tetap saja, dari 7 hasil try-out bulan Januari kemarin, belum ada yang mendapat nilai sempurna 100. Kalau sampai ada, pasti rekan guru Bahasa Inggris sudah menari-nari kegirangan! Sampai kemarin rekan-rekan guru satu sekolah dihimbau untuk berdoa dan berpuasa supaya anak-anak bisa meraih nilai setinggi langit hari ini. Mapel Bahasa Inggris memberi kesempatan anak-anak untuk mendongkrak nilai UN - sudah bukan rahasia kalau mapel Matematika dan IPA menjadi momok mayoritas peserta didik kami.


Belum lewat satu jam beberapa anak di kelas saya sudah diliputi kebosanan. Tahun ini saya bertugas mengawas di sebuah sekolah swasta di bilangan Ciputat, tidak jauh dari tempat saya mengajar. Walaupun sama-sama swasta, tetapi tingkat kesejahteraannya bagai bumi dan langit. Kasarnya, anak majikan bersekolah di sekolah saya, anak pembantu belajarnya di sekolah yang saat ini saya awasi. Makanya saya agak terkejut melihat bagaimana separuh dari peserta didik di kelas saya mengawas terlihat santai satu jam sebelum tanda usai berbunyi. Underestimate niy guru pengawasnya, maaf ya anak-anak!

Seraya mengitari kelas, iseng saya membaca sepintas isi lima paket soal berbeda (sebenarnya tidak diperbolehkan di Tata Tertib). Dari segi cetakan, paket soal tahun ini enak dibaca, pemilihan font tepat dan semua gambar tercetak jelas. Dari segi isi, lima paket soal dibuat agak berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama - bravo tim pembuat soal - tidak seperti tahun lalu dimana walaupun ada lima paket soal tetapi isinya sama, hanya dipindah-ruangkan saja letaknya. Dari segi kualitas soal saya tidak tahu (maklum, guru Fisika), tetapi peserta UN dituntut mampu menyimpulkan isi beberapa soal cerita selain dapat menggunakan grammar dengan baik. Idealnya, dari segi content para peserta diharapkan bisa menyiapkan diri menghadapi ujian seperti TOEFL dan IELTS. Apakah ini terlalu muluk? Semoga tidak!

Saya mendekati seorang anak perempuan yang duduk paling depan dan sudah tiduran menunggu bel berbunyi. Paket soalnya tergeletak di meja. Saya lihat metodenya lumayan canggih: semua pertanyaan di paket soal dijawab dan di-centang dahulu, baru disalin ke lembar LJUN. Sayang tidak semua jawabannya benar - ada satu soal cerita tentang sebuah monkey exhibit di kebun binatang, dan kata 'deteriorating' terlewatkan sehingga pilihan jawabannya salah. Namun, melihat kesungguhannya dalam menjawab saya yakin nasib anak ini sedikit lebih baik daripada kawan-kawan sekelasnya yang belum selesai mengerjakan.

Bagaimana masa depan anak berambut panjang ini? Saya tidak tahu. Semoga tidak seperti definisi di atas: deteriorating, disintegrating, degenerating! Semoga tidak mengikuti jejak orangtuanya yang menjadi satpam atau asisten rumah tangga. Semoga tidak menjadi buruh pabrik sweatshop Nike atau SPG di mal terdekat. Semoga tidak hamil duluan dan harus putus sekolah. Semoga tidak, karena jika semua anak mendapat fasilitas belajar yang sama maka Bahasa Inggris itu mudah dikuasai...

Disclaimer: saya tidak pernah memberikan jawaban kepada anak ini ataupun yang lain selama saya mengawas, hal ini boleh ditanyakan kepada rekan pengawas di kelas. Jika saya bisa menjawab, itu bukan karena saya guru Bahasa Inggris (guru mapel yang hari itu diujikan tidak diperkenankan mengawas), tetapi karena content yang diujikan memang terlalu mudah untuk dijawab... hehehe. Lagian, setiap hari tiap pengawas wajib menanda-tangani Pakta Integritas dan membubuhkan nomor hape yang bersangkutan. Apakah akibat menulis pengalaman ini saya akan ditelpon Kadis Pendidikan DKI - semoga tidak :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun