Mohon tunggu...
Yolanda Virna
Yolanda Virna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka fisika karena terpaksa. Suka mengajar karena panggilan. Suka membaca karena hobi. Suka makan karena keharusan. Suka fotografi karena kewajiban, karena tanpa yang satu itu, hidup seperti jus lemon yang tidak diberi gula!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ibu-ibu Sinetron

6 April 2012   14:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13337195351687052957

Beberapa hari lalu saya ditugaskan menemani anak-anak didik dari sekolah kami berpartisipasi di O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) tingkat kecamatan. Saya bukan guru olahraga, dan (bukan contoh yang baik!) tidak suka olahraga. Satu-satunya olahraga yang saya sukai adalah berdiri.. di depan kelas ('kan guru!) dan mempersiapkan anak-anak menghadapi UN IPA. Saya mau saja ditunjuk menemani anak-anak lomba karena niat test drive lensa panjang baru (Canon 100mm f2.8, fyi!), dan tidak ada guru-guru lain yang bersedia.. maklum, hari itu sekolah sudah libur dalam menyambut Paskah. Sebelum pukul 8 pagi saya sudah stand-by di Kolam Renang Bulungan, tapi karena panitia O2SN terbatas, cabang renang baru dimulai setelah cabang atletik yang dilombakan di Lapangan ABC Senayan selesai, kira-kira pukul 11 siang. Walaupun gondok dibuatnya, pergilah saya ke Senayan untuk memberi support anak-anak yang berlomba di cabang atletik hingga tiba saatnya 'meliput'  renang di Bulungan. Di sana sudah ada ibu-ibu orangtua pendamping yang anak-anaknya peserta cabang renang. Dalam hati saya memberi gelar ibu teladan pada ibu-ibu ini - mereka rela berpanas-ria untuk menemani putra/inya lomba - sampai salah seorang mulai angkat bicara mengenai putrinya. Pada saat itu sang putri (walaupun tidak terus ke tingkat kodya karena bukan juara umum) berhasil menjadi juara I.. dari 6 orang yang mengikuti salah satu heat gaya bebas. Bagaimanapun juga, si anak sudah berhak akan piala tingkat kecamatan. Si ibu tampak bangga, walaupun ketika anaknya berenang sepertinya suara saya yang lebih kencang dan hampir jatuh ke kolam bersama kamera saking inginnya dia menang.. saya 'kan guru, biasa teriak-teriak di depan orang banyak dengan sok pede-nya. Ketika selesai mengucapkan selamat kepada ibu dan anak, saya ingatkan si anak untuk mulai latihan lagi karena dia masih punya kesempatan tahun depan untuk mengikuti O2SN (kelas 9 tidak boleh mengikuti O2SN karena harus persiapan Ujian Negara). Tetapi tanggapan si ibu membuat saya (yang tidak pernah dapat juara olahraga barang satu pun) kecewa. Kenapa? Berikut cuplikan pembicaraan kami (maaf, tidak verbatim dan harus di-rephrase; ini terjadi beberapa hari yang lalu... ):

Guru Pendamping: "Selamat ya bu, anaknya juara niy! Tahun depan Putri* (*: nama samaran!) punya kesempatan untuk ikut lagi sebelum naik kelas 9!" Ibu Teladan: "Aduh makasih bu. Tapi dia sudah ikut OSIS, ekskul, masih masuk 10 besar sih tapi pulang sekolah jam 4 terus. Lagian saya takut nanti bahunya ke atas* (*:maksudnya dadanya bidang kali yee..) dan perenang 'kan dadanya rata... belum kulit jadi item! Guru Pendamping: .... melongo ....

Malam harinya, update status FB saya: "..dimana astronot perempuan sudah menjadi pilot pesawat ulang-alik (contoh: Eileen Collins - buka wikipedia) masih ada ibu (generasi muda pula!) yang tidak ingin anak perempuannya berprestasi seperti Elsa Manora Nasution karena takut jadi berdada rata?" Bagaimana bangsa kita bisa bersaing dengan negara lain kalau putri-putri penerus bangsa kita masih di-cekoki dengan pikiran lawas seperti ini? Kata anak jaman sekarang: haregeneeee.... Apa siy olahraga yang cocok untuk kaum perempuan - yang akan tetap membuat tubuhnya memikat calon suami? Catur? Emang juara renang kecamatan body-nya di kemudian hari akan seperti Dara Torres (lihat wikipedia)? Seorang teman baik langsung meninggalkan comment: "Ibu-ibu sinetron!" [caption id="attachment_180446" align="alignnone" width="626" caption="Renang O2SN di Kolam Renang Bulungan"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun