Mohon tunggu...
Sukadi
Sukadi Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala SMPN 1 Sukomoro Magetan

Saya suka menulis, karena dengan menulis bisa menghadirkan kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kutunggu di Magetan Nikmati Kulinernya Bawa Pulang Oleh-Olehnya

17 Januari 2023   17:55 Diperbarui: 17 Januari 2023   17:59 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap daerah memiliki ragam makanan khas dengan perbedaan ciri dan karakteristiknya tersendiri. Baik dari segi cita rasa hingga tampilan yang beragam. Keberagaman ini, tentu menjadi sebuah keunikan. 

Misalnya saja suatu daerah berada di garis pantai, tentu bahan makanan mayoritas diambil dari sumber daya laut. Pun demikian daerah yang beriklim panas lebih cenderung mempunyai cita rasa makanan pedas. Hal itu dikarenakan pemakaian berbagai rempah bisa mengurangi panas di lingkungan.

Berwisata dan berburu kuliner merupakan satu paket yang wajib dilakukan. Sebab kuliner menjadi bagian produk wisata suatu daerah tentu memiliki kekhasan yang membedakan satu daerah dengan daerah lainnya. Bisa dikatakan kuliner diyakini mampu menjadi entitas utama perekat terhadap rangkaian berwisata.

Saat refreshing untuk healing ke suatu tempat, rasanya kurang lengkap jika belum mencicipi makanan khasnya. Sembari menikmati destinasi wisatanya, juga merasai makanan khasnya sebagai bagian dari daya tarik dan sekaligus citra pariwisatanya. Selain bisa mengenal beragam jenis dan cita rasa kulinernya, juga sebagai bukti kenangan bahwa kita sudah berkunjung ke tempat tersebut.

Tak terkecuali Magetan. Menyebut kata Magetan, pertama harus diketahui bahwa Magetan memiliki suasana yang tidak terlalu ramai, layaknya kota besar lain yang ada di Indonesia. Suasana alamnya asri dan berhawa sejuk. Magetan terletak di Jawa Timur sisi paling barat, berada di lereng Gunung Lawu dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Meskipun namanya tidak sepopuler kota lainnya, tapi Magetan kaya akan tempat wisata alam yang sejuk dan kuliner yang "ngangeni" sulit untuk dilupakan. Penulis runutkan kuliner yang paling digemari oleh wisatawan saat berkunjung ke Magetan. Tiga jenis kuliner wajib dicicipi karena tempatnya juga berdekatan dan searah perjalanan jelajah berwisata.

  • Sate Kelinci

Sate kelinci kuliner khas yang dijual di tempat wisata ikonik kebanggaan Magetan yaitu Telaga Sarangan. Berkunjung ke wisata ini yang harus dicicipi lebih dulu adalah lezatnya sate kelinci. 

Sensasi makan sate kelinci kala menikmati indahnya panorama Telaga Sarangan saat kabut-kabut tipis turun dari lereng Gunung Lawu bisa dipastikan suasana berubah syahdu. Bayangkan saja, potongan daging kelinci yang sudah dibersihkan lalu diselimuti kuah agak kental berwarna coklat kehitaman, dengan bumbu kacang, potongan bawang merah, tomat dan timun serta merahnya cabe rawit yang menggoda lidah untuk segera menyantapnya.

Daging kelinci, juga terdapat sumber protein yang baik. Lebih sedikit lemak dibandingkan daging sapi, kambing, dan daging ayam. Konon daging kelinci dipercaya memiliki beragam khasiat mulai dari menurunkan kolesterol, mengobati asma dan asam urat, meningkatkan vitalitas pria dan kesuburan wanita, serta mengurangi gatal-gatal. Rugi deh berkunjung ke Magetan belum mencoba lezat dan gurihnya sate kelinci di Telaga Sarangan.

  • Pusat Oleh-Oleh Alrista Snack

Setelah merasa puas menikmati sensasi sate kelinci, sepulangnya dari Telaga Sarangan bisa mampir di Alrista Snack, pusat oleh-oleh paling kece khas Magetan yang berada di Jalan Raya Magetan-Sarangan. Tempatnya strategis, dekat pusat kota, kurang lebih 2 kilometer dari Alun-Alun Magetan, searah menuju Telaga Sarangan.

           

Dokpri
Dokpri
Ditempat ini tersedia banyak pilihan dan kemasan jajanan khas sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang. Mulai dari makanan tradisional seperti jadah tetel, wajik, jenang candi, madu mongso, krupuk puli, emping mlinjo, sambel pecel, dan aneka jajanan dan beragam kue basah. Kalau pengunjung datangnya pagi hari, jajanan tradisional juga masih hangat, sebab langsung dimasak dan dikemas dari dapur olahan. Harganya pun hemat dan terjangkau.
  • Ayam Panggang Bu Setu

Kuliner legendaris yang dimasak secara tradisional bisa dinikmati sambil bersantai bersama teman atau keluarga ketika sedang menjelajah potensi wisata lokal Magetan dan juga yang ingin berlama-lama berada di Magetan.

Dari Alrista Snack pusat oleh-oleh kurang lebih 15 kilometer mengambil arah ke timur jurusan Maospati-Madiun. Letaknya di Jalan Raya Maospati-Ngawi tepatnya di Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan. Desa Gandu merupakan kampung sentra ayam panggang, sebab mayoritas penduduknya memproduksi ayam panggang dan menjualnya secara langsung dari rumah masing-masing. Hampir semua rumah yang ada di desa ini menjual kuliner ayam panggang.

Sekian banyak rumah penjual ayam panggang, salah satu home industri ayam panggang paling terkenal adalah milik Bu Setu yang berada di tengah perkampungan. Letaknya dipinggir sungai disela pohon-pohon bambu. Tempatnya nyaman, bernuansa alami menjadi pilihan kuliner pengunjung dari luar kota bahkan luar pulau.

            

Dokpri
Dokpri
Ayam yang digunakan Bu Setu adalah ayam kampung yang dipanggang dengan cara tradisional, yaitu diletakkan di atas tungku tanah liat berbahan bakar kayu. Proses pematangan dilakukan dua kali pemanggangan sehingga menghasilkan tekstur ayam benar-benar empuk dan matang, bumbu-bumbu pilihan pun meresap hingga ke dalam.

Menyantap ayam panggang Bu Setu, tempat makannya bisa lesehan di dalam rumah, atau bisa juga di area terbuka, sekaligus menikmati kentalnya budaya perkampungan yang warganya masih menanamkam sikap gotong-royong dan penuh keramahan.

            

Dokpri
Dokpri
Dua varian bumbu yang menjadi primadona di tempat ini adalah bumbu pedas dan bumbu gurih.  Disajikan dengan sambal terasi, sambal bawang, dan nasi putih. Selain itu ada aneka lalapan segar dan uraban, dua macam sayuran yakni botok tempe dan pelas yang terbuat dari kacang kedelai merah dan kelapa parut. Sekali mencicipi dijamin ingin nambah lagi, lagi dan lagi.

Lebih banyak mengkonsumsi makanan khas daerah juga berarti mencintai budaya sendiri yang lebih sehat dan alami. Dengan lebih menggali potensi makanan tradisional, maka tidak hanya sekedar menjamin ketahanan pangan Indonesia, namun secara tidak langsung juga akan memberdayakan para pedagang sekaligus para pelaku ekonomi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun