Mohon tunggu...
Sukadi
Sukadi Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala SMPN 1 Sukomoro Magetan

Saya suka menulis, karena dengan menulis bisa menghadirkan kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kembalinya Sang Maestro

30 Desember 2022   22:55 Diperbarui: 30 Desember 2022   23:02 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalan iki mbiyen nate tak liwati
nalikane langit mendung kutho Ngawi
Sendang Glagah wes kinurip jroning ati
Saben liwat aku ora biso lali

Lirik lagu berbahasa Jawa yang populer sekitar tahun 2010-an berjudul Langit Mendung Kutha Ngawi menjadi puncak debut kariernya sang penyanyi Campursari kelahiran Ngawi, 55 tahun lalu yang memiliki nama asli Purwanto atau dikenal dengan Dhalang Poer.

Ngawi memang banyak menelorkan penyanyi kondang.  Diantaranya sang Maestro Campursari Alm. Didi Kempot. Juga penyanyi muda Denny Caknan. Jauh sebelum Denny Caknan dengan lagu populernya Kartonyono Ngawi, ada Dhalang Poer dengan Langit Mendhung kutho Ngawi.

Album dan lagu-lagunya bisa diterima oleh masyarakat dan menjadi daya tarik tersendiri sebagai ciri khas pembeda dari penyanyi Caampursari lainnya.  Dhalang Poer sempat vakum karena masalah pribadi yang menderanya, kini ia mulai bangkit mencipta lagu dan dinyanyikan sendiri meski hanya dipublikasikan melalui akun youtube miliknya. Selain itu Dhalang Poer juga menekuni keahliannya sebagai dalang wayang kulit.

Kalau dalam pertunjukan wayang kulit pada umumnya diiringi oleh tabuhan gamelan lengkap, namun wayang kulit Dhalang Poer berbeda. Untuk gamelan pengiring berupa orgen, satu orang pengendang dan satu orang penabuh jedor atau drum. Jadi pertunjukan wayang kulit Dhalang Poer semua kru cukup 2 orang ditambah beberapa pesinden. Saya mengetahui dan sempat menonton pertunjukan wayang kulit Dhalang Poer. Tiga bulan yang lalu, saya bertemu dengan Dhalang Poer pada pagelaran wayang kulit di Sugihwaras Kecamatan Maospati Magetan. Saat itulah saya kenal dengannya. Dari perkenalan itu akhirnya berlanjut menanggap Dhalang Poer untuk mendalang dalam acara tasyakuran Komunitas Sinoman di desa saya yang rencana di gelar pada Sabtu, 31 Desember 2022. Tepatnya malam pergantian tahun.

Harapan dari pagelaran wayang Dhalang Poer ini, selain upaya nguri-uri budaya Jawa, juga sebagai bentuk mengenalkan wayang kepada kawula muda agar mereka para generasi nantinya mengenal dan mencintai budaya adiluhung peninggalan leluhur. Banyak yang bicara tentang nguri-nguri budaya Jawa, tapi semuanya hanya sekedar ucapan dan wacana belaka. Maka dari itu perlu aksi nyata untuk membantu para seniman kembali bangkit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun