Kita bisa belajar dari guru yang ikhlas dalam memberikan ilmu dan mendidik. Guru tidak hanya dihargai ketika "rasa" terlalu manis, namun juga ketika siswa berprestasi.Â
Oleh karena itu, menjadi guru yang bangga bukan hanya saat prestasi siswa memancarkan keberhasilan, tetapi juga ketika keikhlasan dalam mendidik menciptakan manusia yang berbudi luhur.
Dalam hidup, seperti dalam secangkir kopi, kita dapat mengambil inspirasi dari gula. Meski tidak selalu disebut atau diakui, kebaikan yang kita sebarkan akan memberi rasa manis pada kehidupan orang lain.Â
Jadilah seperti gula yang ikhlas larut dalam memberikan manisnya, tanpa pamrih, karena kebaikan sejati bukan untuk disebarluaskan, melainkan untuk dirasakan oleh mereka yang menerimanya. (SJ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H