Mohon tunggu...
Jang Deltoej
Jang Deltoej Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pemuda desa yang sedang merantau di negeri Seribu Menara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Cantik, Siapa Kamu?

4 November 2013   08:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1384101354189822988

Seorang pemuda sedang duduk melamun, sendiri menyepi di sebuah taman yang sangat hijau, diantara bunga-bunga yang indah di musim semi. Entah apa yang sedang dipikirkannya, imajinya sedang berpetualang di dunia maya. Tiba-tiba hayalannya buyar berantakan ketika seorang gadis yang sangat cantik jelita lewat di depannya. Rambut yang terurai panjang hitam lurus, bola mata yang bulat berwarna biru, bulu mata yang lentik, kulitnya yang putih, bibir tipis merah delima dan perawakannya yang tinggi semampay mampu menyihir pemuda itu. Sehingga pemuda itu terpanah asmara olehnya. Jiwanya tertusuk belati cinta dan merobeknya hingga ke ulu. Dia begitu terpesona dibuatnya. Pemuda itu pun bangkit dari hayalannya.

Kemudian pemuda itu pergi menemui Ayahnya, dan mengutarakan keinginannya untuk menikahi gadis yang dijumpainya ditaman tersebut. Ia merengek dan memaksa Ayahnya untuk mengabulkan permintaannya. Akhirnya, sang Ayah pun tak kuasa melihat pemuda itu dan mengabulkan keinginannya.  Dia pun senang kegirangan. Lalu, Ayahnya berkata, "Dimana gadis yang membuatmu ingin menikahinya itu, biar Ayah melamarnya untukmu."

Mereka berdua pun pergi menemui gadis tersebut. Ketika Ayahnya melihat gadis itu, ia pun merasa takjub dan terpesona kepadanya. lalu berkatalah kepada pemuda itu,

"Dengar anakku, gadis itu tidak cocok untukmu, dia terlalu cantik dan sempurna. Dia harusnya mendapatkan yang sepadan, setidaknya seperti Ayah ini lah. Ayah cocok dengannya, karena ayah lebih pantas untuknya daripada kamu nak."

Pemuda itu pun merasa kaget dengan apa yang dikatakan ayahnya, dan berkata, "Waaaahhh, tidak bisa, saya yang akan menikahinya, bukan Ayah."

Akhirnya mereka berdua berdebat dan bertengkar, saling mencela dan menghina. dan mereka berdua pun pergi kekantor polisi untuk menyelesaikan pertikaian dan pertengkaran diantara mereka. Setelah sampai, mereka menceritakan duduk perkaranya kepada Pak polisi.Setelah pak Polisi itu mendengarkan perkaranya, dia pun meminta supaya gadis tersebut dihadirkan untuk kemudian diminta memilih antara si pemuda atau ayahnya. Ketika gadis itu datang, ternyata Pak Polisi pun terpesona dibuatnya. Bagaimana tidak, gadis tersebut benar-benar cantik jelita seperti bidadari surga. dan tiba-tiba Polisi itu berkata kepada mereka berdua,

"Sudah kalian jangan bertengkar, gadis ini tidak cocok untuk kalian berdua. Dia itu pantasnya untuk seorang laki-laki yang gagah berani penegak hukum seperti saya ini. jadi dia cocoknya untuk saya. sudah, pulang kalian berdua."

Dan yang terjadi adalah, mereka akhirnya bertikai dan berselisih. memperebutkan gadis tersebut. Mereka pun pergi ke pengadilan untuk menyelesaikan pertikainnya. ketika sang Hakim melihat gadis itu, dia pun jatuh hati kepadanya dan berkata,

"Gadis itu tidak pantas dinikahi oleh kalian,  kecuali oleh hakim sepertiku."

Mereka pun akhirnya marah, serta kempat-empatnya saling berselisih dan bertikai. sehingga perkara mereka sampai ditangan Presiden. Dengan tenang Presiden berusaha menyelesaikan perkara mereka, dan meminta mereka untuk menghadirkan gadis tersebut. Ketika mereka menghadirkan gadis tersebut, lagi-lagi gadis tersebut mampu membuat orang terpesona dengan kecantikan yang dimilikinya. Presiden pun tergiur dan terpana dibuatnya. lalu berkata,

"Kalau gadisnya seperti ini, ya jelas,  pantasnya dia menikah dengan seorang pemimpin negara seperti saya ini. Sudah,  kalian pulang... biarkan gadis ini saya nikahi."

Mendengar keputusan tersebut, mereka marah. Karena bukannya menyelesaikan masalah, tapi malah membuat masalah lagi. akhirnya mereka berlima saling berselisih dan bertengkar memperebutkan gadis tersebut.  Tanpa peduli siapa mereka.

Melihat mereka berlima berselisih, akhirnya gadis itu pun menghentikannya dan menawarkan solusi kepada mereka. Dia bertutur,

"Sudah, kalau begitu saya akan memberikan solusi untuk kalian. Saya kira ini adalah solusi yang adil untuk kalian berlima. Solusinya, saya akan berlari dan bersembunyi sementara kalian berlari dibelakang saya dan berusaha menemukan saya. Siapa yang bisa menemukan dan menggenggam tangan saya duluan, maka dialah yang berhak menikahi saya dan menjadi suami saya."

Tanpa banyak bicara gadis itupun berlari dan bersembunyi. Dan dengan segera mereka berlima pun berlari dibelakang gadis tersebut dan  mencarinya. Si pemuda berlari sekuat tenaga, begitu juga dengan ayahnya. Pak Polisi tidak mau kalah saingan, ia dengan semangat berlari seperti seekor kuda pacuan. Tak ketinggalan sang Hakim dan juga Sang Presiden. Mereka semua berlari untuk mendapatkan gadis tersebut.

Tapi ternyata, ketika mereka hampir mendapatkan gadis tersebut, mereka dikejutkan dengan sebuah jurang besar yang sangat dalam. Karena mereka berlima memusatkan konsentrasinya kepada gadis tersebut, akhirnya mereka jatuh kedalam kubangan jurang tersebut. Melihat mereka jatuh, gadis tersebut berdiri ditepian jurang yang dalam tersebut, dan bergumam,

"Kalian begitu bersemangat untuk mendapatkan saya, padahal kalian tidak tahu siapa saya sebenarnya.  Apakah kalian tahu siapa saya..?"

Tanya gadis yang sangat cantik jelita itu. Kemudian dia melanjutkan,

"Saya adalah DUNIA...!!! Saya lah yang selalu diminati seluruh manusia termasuk kalian. Mereka mengejar dan berlomba untuk mendapatkan saya sampai-sampai mereka lupa akan aturan , moral, akhlak dan agama yang mereka yakini. Mereka mengesampingkan semua itu  hanya untuk mendapatkan saya, hingga akhirnya mereka tersungkur ke dalam kubur tanpa saya di genggamannya. Mereka hanya membawa tangan yang hampa."

Begitulah manusia, seringkali tertipu dengan kecantikan dunia yang sementara.

Epilog_Malam, Ketika Musim Dingin Menyapa Cairo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun