Mohon tunggu...
Sujanarko 10
Sujanarko 10 Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya adalah sekumpulan tulang yang ingin belajar tentang arti kehidupan melalui tulisan. Ya, tulisan yang semoga memberi maanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Malam

21 Januari 2016   11:19 Diperbarui: 21 Januari 2016   12:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Malam...

Meski ia gelap,

Ia selalu siap,

Kala sang fajar mulai menyergap,

Dan membuatnya terlenyap.

 

Malam...

Meski ia tak terlihat,

Tapi begitu memikat,

Hingga bulan dan bintang melekat.

 

Malam...

Menjadi tempat ibu berdongeng,

Agar sang anak tak cengeng,

Kala hidup di dunia yang penuh angkara.

 

Malam...

Tak pernah sekalipun ia muram,

Apalagi menyalahkan kehendak Tuhan,

Yang membuat siang lebih benderang.

 

Malam...

Adalah bentuk kedamaian,

Ia tak pernah menaruh dendam,

Sekalipun setan berkeliling saat ia datang,

Dan membuatnya terlihat mencekam,

Sekaligus menakutkan.

 

 

Malam...

Adalah bukti ketulusan,

Tak pernah sekalipun ia kecewa,

Meski ketenangan yang ia bawa,

Dicabik-cabik lolongan serigala.

 

Cepu, 21 Januari 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun