Ide sederhana yang menyala adalah gagasan para pejuang bangsa yang menjadi amanah para pendiri PT Djakarta Lloyd (Persero) untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan, mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.Â
Dengan keberanian dan pengalaman berlayar sejak awal, Djakarta Lloyd didirikan untuk menerobos dominasi asing dalam pelayaran barang niaga.
Pada awal pendiriannya, Djakarta Lloyd yang merupakan aset strategis Bangsa Indonesia dalam hal kemandirian ekonomi dan ketahanan Nasional. Peran Djakarta Lloyd sangat besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia yang baru lima tahun meraih kemerdekaan. Karena menjadi sarana transportasi laut yang melayari seluruh pulau di Nusantara.
Djakarta Lloyd sendiri, didirikan para pejuang yang berasal dari TNI Angkatan Laut, di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 18 Agustus 1950. Kala itu mereka berharap Djakarta Lloyd dapat menjadi perusahaan pelayaran samudera nasional.
Seperti diketahui, Djakarta Lloyd merupakan BUMN dengan sejarah yang berbeda dengan ratusan BUMN lain yang ada di Indonesia. Menjadi spesial karena Djakarta Lloyd bukan BUMN hasil nasionalisasi atau pengambilalihan perusahaan Belanda setelah Indonesia Merdeka.Â
Tetapi merupakan BUMN yang lahir dari tangan anak bangsa sendiri, yakni para pejuang kemerdekaan dari TNI Angkatan Laut, di kota kecil Tegal, Jawa Tengah.
"Peran Djakarta Lloyd sangat besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia yang baru lima tahun meraih kemerdekaan. Karena menjadi sarana transportasi laut yang melayari seluruh pulau di Nusantara."
Saat didirikan, Djakarta Lloyd merupakan perusahaan pelayaran samudera pertama yang dimiliki Bangsa Indonesia. Berdasarkan akte pendiriannya No. 83 tanggal 18 Agustus 1950 dengan Notaries Raden Kadiman, nama perusahaan pelayaran ini adalah N.V. Djakarta Llyod.Â
Selanjutnya, N.V. Djakarta Lloyd kemudian disahkan dengan ketetapan Menteri Kehakiman sesuai Surat Penetapan No. J.A. S/50115 tanggal 20 Desember 1950. Pimpinan perusahaan ini adalah Mr. Darwis Djamin sebagai direktur utama, Mr. R.S. Budyarto Martoatmodjo, sebagai direktur. Perusahaan ini berkantor di Jalan Pintu Besar Utara Nomor. 18 Jakarta Kota.
Pada awal pendiriannya PT Djakarta Lloyd bermodal dua kapal uap, SS Jakarta Raya dan SS Djatinegara. Modal dua kapal terus berkembang menjadi perusahaan pelayaran yang disegani dan sangat terkenal di dalam dan luar negeri.
Masa jaya Djakarta Lloyd terjadi pada era tahun 1960-an. Saat itu, Djakarta Lloyd belum menjadi Persero, tetapi mampu mengoperasikan 20 unit kapal dengan 31 kantor cabang yang tersebar di 4 benua dan mempunyai pegawai 3.174 orang.