Salah satu potensi non armada adalah optimalisasi aset tak bergerak berupa gedung kantor cabang yang tersebar di seluruh Nusantara. Gedung kantor cabang harus dioptimalkan. Agar gedung kantor cabang menjadi pusat kegiatan bisnis di cabang maka optimalisasi aset  kantor cabang harus disiapkan sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan menjadi pusat bisnis yang optimal.
Saat ini kantor cabang Pelni di daerah masih tampil sederhana, hanya untuk berkantor jajaran cabang dan hanya untuk penjualan tiket kapal penumpang, belum dioptimalkan untuk mendukung bisnis perusahaan secara komprehensif. Kantor cabang Pelni berpotansi  dioptimalkan menjadi  pendukung untuk bisnis trading, logistik dan pengembangan kafe/restoran  (Dapoer Pelni) sebagai jurus baru mengoptimalkan aset.
Dalam menyongsong Visi Misi baru, kantor-kantor cabang harus diarahkan dan  didesain memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
- Memiliki fungsi sebagai kantor, untuk urusan operasional kepal dan seluruh aktivitas pendukungnya.
- Memiliki fungsi dan sebagai outlet tempat/pusat pengiriman logistik yang akan diangkut kapal Pelni tujuan dalam dan luar negeri, Â negara-negara ASEAN kerena perseroan menyasar pula pasar Asia Tenggara.
- Memiliki fungsi sebagai outlet perdagangan atau toko, bisa PelniMart yang sudah mulai dikenal di kapal dan di kota-kota Indonesia Timur.
- Memiliki pula restoran/kedai makan berkonsep "Dapoer Pelni" yang sudah dirintis di Jakarta Cabang Tanjung Priok, Kantor Kemayoran, Bali serta di atas kapal.
Kantor-kantor cabang harus didesain dan ditata disesuaikan dengan bisnis yang digeluti, bisnis logistik, bukan sekedar bisnis angkutan penumpang. Ke depan kepala cabang bukan hanya sebagai kepala kantor saja, namun diharapkan akan menjadi enterpreneur mewakili perusahaan untuk menangkap berbagai peluang bisnis di daerah.
Dengan desain baru kantor cabang yang dapat mendukung bisnis logistik, bisnis optimalisasi aset, bisnis trading dan kehandalan operasional kapal ke depan Pelni akan dapat mewujudukankan Visi Misi baru sesuai RJPP 2020-2024. Terwujudnya Visi Misi sangat tergantung dari managemen dan seluruh insan Pelni.
Dalam mengimplementasikan Visi Misi di lapangan harus ada fungsi perencanaan, implementasi dan evaluasi bisnis. Sehingga setiap kegiatan terarah untuk terwujudnya Visi yang merupakan arah kebijakan bukan sekedar mimpi dan untaian kalimat yang harus dihafal oleh insan Pelni, namun Visi Misi "didirikan tegak" menjadi tulang punggung rencana perusahaan sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
- Selain mengubah Visi, PELNI juga mengubah Misinya. Sebelumnya misi PELNI terdiri 4 point kini bertambah menjadi 5 point dibanding Misi sebelumnya yang terdiri:
- Mengelola dan Mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitas masyarakat untuk menunjunang terwujudnya wawasan Nusantara.
- Meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara, karyawan serta berperan di dalam pembangunan lingkungan dan pelayanan masyarakat.
- Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
- Menjalankan usaha secara adil dengan memperhatikan azas manfaat bagi semua pihak yang terlibat (stakeholders) dan menerapakan prinsip good corporate governance
- Dalam Misi terbaru PELNI mengubah dari 4 point menjadi 5 point, diantaranya:
- Menjamin aksesibilitas masyarakat dengan mengelola angkutan laut untuk menunjang terwujudnya wawasan Nusantara.
- Mengelola dan mengembangkan usaha logistik maritim di Indonesia dan Asia Tanggara.
- Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi, digitalisasi proses bisnis, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan.
- Menjalankan usaha secara adil dengan memperhatikan azas manfaat bagi semua pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip good corporate governance.
- Â Berkontribuasi positif terhadap layanan negara, karyawan, serta berperan aktif dalam pembagunan lingkungan dan pelayanan kepada masyarakat.
Berubahnya Visi Misi perseroan secara otomatis mengubah arah bisnis perseroan disesuaikan dengan potensi dan kemampun internal perusahaan. Untuk mewujudkan Visi Misi barunya, PELNI menyususun frame work untuk menentukan inisiatif strategis agar arah dan hasilnya optimal.
Ada beberapa framework disetiap lini bisnis yang perlu diberikan kata kunci agar pencapaian kinerja bisa fokus, diantaranya lini bisnis; Usaha Angkutan Penumpang, Usaha Angkutan Barang, Usaha Logistik dan  Usaha Trading.  Dari empat lini pokok usaha tersebut masing-masing lini bisnis perlu diberikakan kata kunci.
Kata kunci untuk Usaha Angkutan Penumpampang terdiri tiga hal, diantaranya Operation Effisiensi, Service Excelllen Business Enhancement di mana masimg-masing diterjemahkan lagi detail bisnisnya agar mudah dipahami, sehingga kinerja masing-masing lini bisnis bisa optimal.
 Untuk mewujudkan Visi Misi tersebut perlu dicermati beberapa potensi kapal dan cabang untuk dapat memberikan supporting terhadap kemajuan perusahaan. PELNI memiliki kantor cabang kelas A sebanyak 3 unit  (Cabang Tanjung Priok, Surabaya dan Makasar). Cabang B ada 12 kantor (Jayapura, Sorong, Tanjung Pinang, Ambon, Batam, Semarang, Pare-pare, Bitung, Baubau, Manokwari, Balikpapan dan Nabire.
Sedangkan Cabang C terdapat dan cabang D serta terminal ponit yang jumlahnya cukup banyak. Kantor cabang PELNI belum memiliki keseragaman bentuk maupun fungsi bangunan. Beberapa cabang yang kantornya sudah tampil bagus dinataranya Cabang Tanjung Priok dan Surabaya. Balikpapan, Ambon, Pontianak, Jayapura, Bali, Semarang, dan Manokwari.