Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari RKS, PELNI Dapat Merintis Sentra Telor Asin di Luar Jawa

9 Februari 2020   12:13 Diperbarui: 9 Februari 2020   13:33 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relawan dan siswa (Do.Pribadi)
Relawan dan siswa (Do.Pribadi)
Uji coba pemanfaat Magot untuk pakan ternak bebek dilakukan di "RKS PujoBae" Desa Lampegan, Kecamatan Karang Anyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Saat itu banyak orang membeli Magot untuk pakan burung dan ikan sebagai pengganti pelet. PujoBae mencoba membeli itik di pasar. Dari 40 itik yang dipelihara,  dalam 2 minggu kemudian itik bertelor  90 %, telor itiknya 36 butir dari jumlah 40 itik.

Berangkat dari PujoBae, saya mencoba membeli Magot Rp100 ribu. Itik saya yang sudah sebulan tidak bertelur saya kasih pakan Magot, dedak (sebaiknya jagung pipil) dan sayuran. Hasilnya setiap pagi itik bertelur 4-6 butir dari 7 itik yang saya pelihara. Belajar dari pengalaman, saya berencana memanfaatkan bekas kandang sapi utnuk mengembangkan peternakan itik petelor. Kami akan merombak kandang diberi kolam dan diatasnya untuk ternak itik petelor.

Usaha itik petelor sudah sangat maju di daerah Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Kedua daerah tersebut telah lama menjadi sentra penghasil telor asin dan bebek pedaging untuk mensuplai rumah makan bebek di Jakarta dan kota-kota lainnya. Sentra telor asin perlu dikembangkan di Luar Jawa, RKS PELNI Barokah bisa menjadi pelopor dengan mengoptimalkan RKS untuk memproduksi Magot untuk pakan itik atau bebek. Hasil telor diolah lagi untuk pembuatan telor asin. Sehingga ada nilai tambah ekonomi dan dapat menyerap tenaga kerja lokal untuk pengrajin telor asin  dan tenaga pemasaran.

Dalam beberapa tahun ke depan RKS PELNI harus dapat menjadi pelopor cara mengelola sampah dan cara meningkatkan ekonomi melalui pembuatan sentra-sentra ekonomi baru. Bila kegiatan optimalisasi RKS PELNI Barokah berhasil, kegiatan ini dapat dikembangkan di RKS Rahayu di Kota Bima dan menyusul di pulau-pulau lainnya di Nusantara, tempat persinggahan kapal-kapal PELNI.

Dengan demikian, bagian PKBL/CSR PT. PELNI (Persero) bukan hanya mendonasikan dananya namun telah berbuat lebih bermanfaat,  menjadikan bantuan PELNI lebih bermanfaat untuk meningkatkan martabat bagi pengembangan ekonomi wilayah. Dari RKS-Magot-Telor Asin, PELNI terus  berbagi  untuk negeri. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun