Senin, 4 November 2019, Tol Laut Jokowi genap berusia 4 tahun. Tol Laut diluncurkan pada 4 November 2015 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta oleh Menteri Perhubungan kala itu Ignasius Jonan.
Pada peluncuran perdana dioperasikan 2 kapal kontainer 1 kapal dari Tanjung Priok ke Biak dan 1 kapal dari Tanjung Perak, Surabaya tujuan NTB dan NTT.
Implementasi gagasan Presiden Jokowi itu dirintis Kemenhub dengan menugaskan BUMN transportasi laut PT PELNI (Persero), ini bertujuan untuk mengatasi disparitas harga bahan pokok dan barang penting serta mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah terpencil, tertinggal, terdepan dan perbatasan (T3P).
Tapi pertanyaannya, kenapa Tol Laut? Untuk apa?
Tol Laut adalah suatu konsep pelayaran langsung dari daerah maju ke daerah T3P, daerah yang tidak dilayari kapal komersial karena sedikitnya muatan ke daerah T3P.
Lalu kenapa Tol Laut?
Karena NKRI merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau. Sampai tahun 2017, pulau di Indonesia yang tercatat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berjumlah 16.056 pulau.
Indonesia dengan penduduk sekitar 265 juta jiwa 46 persen penduduknya tinggal di Pulau Jawa, penyebaran penduduk juga tidak merata, akibatnya penduduk yang tinggal di daerah Kisar, Moa, Saumlaki, Dobo Provinsi Maluku Lirung, Karatung dan Miangas, Sulawesi Utara. Letung, Tarempa, dan Natuna Provinsi Kepulauan Riau harus membayar lebih mahal hanya untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok, seperti listrik, BBM, hingga akses internet, ketimbang di Jawa.
Dalam program Tol Laut, Kemenhub memberikan subsidi kepada operator pelayaran agar tarif angkutannya lebih murah dibanding kapal komersial. Selain itu juga dengan tarif lebih rendah diharapkan pengusaha pengguna Tol Laut akan membantu pemerintah menrunkan disparitas harga.
Namun, fakta lapangannya, beberapa kepala daerah mengadukan ke Presiden Jokowi ada dugaan praktik monopoli pengguna Tol Laut oleh Shipper tertentu di daerah Maluku.
Indikasi monopoli terjadi pada pengguna pada Trayek H-2 Tanjung Perak-Wanci-Namrole-Namlea-Pulau Obi. Trayek H-3 Tanjung Perak-Tanau-Saumlaki-Dobo-Tanjung Perak dan Trayek T-10 Tanjung Perak-Tidore-Tobelo-Morotai-Buli-Pulau Gebe-Tanjung Perak.