Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Solusi Tiket Pesawat Mahal, Maskapai Asing atau Kapal Laut?

6 Juni 2019   21:36 Diperbarui: 7 Juni 2019   16:57 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 HARGA tiket pesawat yang mahal dalam enam bulan terakhir berdampak ke mana-mana. Menurunnya pengguna pesawat telah berdampak pada menurunya tingkat hunian hotel, belanja oleh-oleh hingga kunjungan wisatawan. Jeritan dunia pariwisata belum mengusik operator penerbangan untuk menurunkan harga tiket pesawat hingga pada musim lebaran tahun ini.

Menghadapi berbagai tekanan atas mahalnya tiket pesawat udara, pemerintah berencana akan mengundang maskapai asing untuk menjawab jeritan harga tiket yang mahal.

Presiden Jokowi mewacanakan akan mengundang maskapai asing untuk masuk ke Indonesia agar terjadi kompetisi dan diharapkan harga tiket pesawat akan turun. Langkah pemerintah mngundang maskapai asing memang belum dimulai, sedangkan masyarakat sudah memilih naik kapal laut, suatu pilihan realistis dikala harga transportasi udara melambung tinggi sebagai alternatif untuk bepergian antar pulau.

Hal tersebut terungkap dari beberapa penumpang kapal laut yang dilayani PT PELNI (Persero) dari Jakarta tujuan Makasar, Baubau dan Ambon rata-rata mereka mengaku sebelumnya pengguna pesawat udara.

Mereka memilih kapal laut sebagai alternatif bepergian antar pulau setelah harga tiket pesawat tidak lagi terjangkau oleh kantong mereka yang memang cekak. Kenaikan harga tiket pesawat yang melambung sejak akhir 2018 hingga saat ini menjadi salah satu pemicu kenaikan jumlah penumpang kapal laut, terutama kapal PELNI yang memiliki trayek nusantara ke berbagai jurusan antar pulau di nusantara.

Kenaikan jumlah pengguna kapal laut  selama angkutan lebaran yang  berlangsung selama 1 bulan  dari tanggal 21 Mei hingga 21 Juni 2019,   pada arus mudik dengan kapal laut, perseroan ini  telah  mengantar 317.872  pelanggan. Pada tahun lalu 273.107 pelanggan atau naik sebesar 16,39 %.

Sementara tahun lalu kenaikan jumlah pelanggan sebesar 4,1 % dari 580.604 menjadi 604.202 pelanggan. Kenaikan jumlah pelanggan merata dari semua cabang di nusantara.

 Sementara puncak arus mudik terjadi pada H-6 (31/5) dengan jumlah penumpang 31.791 tahun lalu puncak angkutan terjadi pada H-5 dengan jumlah penumpang 31.307 pelanggan atau naik sebesar 1 %.

Pada saat puncak arus mudik seluruh penumpangnya terangkut dengan 26 kapal yang dioperasikan PELNI di seluruh nusantara dengan penumpang naik tertinggi dari Cabang Makasar. Selanjutnya PELNI bersiap untuk memberikan pelayanan pada arus balik yang diperkirakan puncaknya akan terjadi pada H+7 pada 13 Juni 2019.   

Pada arus mudik penumpang tertinggi dari Cabang Makasar, Balikpapan, Batam, Surabaya, Ambon, Tanjung Priok, Sorong, Belawan, Jayapura dan Baubau merupakan 10 cabang dengan penumpang terbanyak. Sedangkan pada arus balik tahun lalu tertinggi secara berurutan  dari Cabang Surabaya, Baubau, Makasar, Belawan, Semarang, Balikpapan, Sorong, Parepare, Batam dan Jayapura.

Urutan 10 besar penumpang teratas  terdiri Cabang Makasar dari 31.651   menjadi 46.334 pelanggan. Balikpapan 23.399 menjadi 39.849 pelanggan. Batam 20.545 menjadi 32.117 pelanggan. Jayapura 10.226 menjadi 16.013 pelanggan. Tanjung Priok 10.483 menjadi 16.702, Sorong 12.527 menjadi 17.343 pelanggan. "Balawan tahun lalu tidak masuk 10 besar, tahun masuk dengan 16.702 pelanggan. n 8, Jayapura 10.226 menjadi 16.013  dan Baubau  sebelumnya tidak masuk 10 besar menempati urutan ke-10 dengan 14.60 pelanggan.

Dari data tersebut kenaikan penumpang pada arus mudik terjadi pergeseran 10 besar pelabuhan terpadat pada arus mudik. Pergeseran 10 besar pelabuhan terpat dari tahun sebelumnya  menandakan penumpang jarak menengah dari Tanjung Priok-Makasar/Baubau/Ambon naik.

Kemudian dari Jayapura, Sorong, Ambon ke Surabaya/Tanjung Priok juga  mengalami kenaikan cukup signifikan menandakan kapal menjadi alternatif bagi masyrakat dalam mudik lebaran tahun 2019 ini.

Melihat kenyataan beberapa pemudik yang semula menggunakan pesawat udara namun beralih menggunakan kapal laut sebagai alternatif transportasi dalam bepergian antar pulau rasanya pemerintah belum perlu mendatangkan maskapai asing untuk berkompetisi di Indonesia. Pemerintah akan lebih bijak bila mekanisme pasar angkutan udara dibiarkan mengikuti tren bisnis angkutan udara.

Maskapai akan otomatis menaikkan atau menurunkan harga bila kompenen biaya operasional dan berbagai perhitungan bisnis sudah terkaver dalam tarif yang diberlakukan.

Maskapai asing, terutama dari China yang konon tertarik masuk bisnis angkutan udara Indonesia yang saat ini mahal, bakal merontokkan bisnis penerbangan dalam negeri. Jadi memasukkan maskapai asing ikut bisnis di dunia penerbangan bukan solusi.  

Solusi yang tepat untuk menyiasati mahalnya harga tiket pesawat ya dengan kapal laut yang sudah menjadi alternatif bagi warga atas inisiatif sendiri menyikapi keadaan agar  mudik ke kampung halaman.

Hal ini menunjukkan kapal laut yang sebelumnya mulai ditinggalkan masyarakat karena harga tiket yang murah pada lebaran tahun ini dipercaya lagi sebagai solusi untuk mengurangi biaya perjalanan.

img-20171110-wa0042-5cf924d5c01a4c66934ce937.jpg
img-20171110-wa0042-5cf924d5c01a4c66934ce937.jpg
Meskipun bepergian dengan kapal laut memerlukan waktu lebih lama, masyarakat memilih kapal laut sebagai alternatif agar dapat bertemu  dengan sanak  keluarga di kampung halaman. Pilihan masyrakat menggunakan transportasi laut akan menjadikan  PELNI sebagai salah satu operator transportasi laut yang diberi kepercayaan kembali oleh masyarakat.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 16.565 pulau yang didaftar ke PBB pada 2017, Indonesia memiliki perusahaan jasa transportasi laut dengan trayek nusantara dari Jakarta-Belawan, Sumatera Utara. Jakarta-Makasar, Ambon hingga Papua. BUMN transportasi laut ini kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat pada angkutan lebaran dengan kenaikan pengguna jasa sebesar 16, 39 % dari tahun sebelumnya.

Trayek nusantara yang merupakan pelayaran terpanjang, terjauh di dunia ini menjadi solusi bagi warga nusanatara pada masa angkutan lebaran. Warga perantau yang rindu keluarga memilih kapal laut dengan dana cekak mereka bisa tiba di tujuan.

Naik kapal laut selain biayaya murah tidak ada kenaikan tarif juga mendapat jatah makan 3 kali sehari. Sehingga dengan tiket yang murah mereka tidak perlu khawatir untuk urusan makan.

Mendatangkan maskapai asing untuk menurunkan harga tiket pesawat udara bukan langkah bijak, pilihan masyarakat memilih transportasi laut adalah solusi terbaik. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun