Dari data tersebut kenaikan penumpang pada arus mudik terjadi pergeseran 10 besar pelabuhan terpadat pada arus mudik. Pergeseran 10 besar pelabuhan terpat dari tahun sebelumnya  menandakan penumpang jarak menengah dari Tanjung Priok-Makasar/Baubau/Ambon naik.
Kemudian dari Jayapura, Sorong, Ambon ke Surabaya/Tanjung Priok juga  mengalami kenaikan cukup signifikan menandakan kapal menjadi alternatif bagi masyrakat dalam mudik lebaran tahun 2019 ini.
Melihat kenyataan beberapa pemudik yang semula menggunakan pesawat udara namun beralih menggunakan kapal laut sebagai alternatif transportasi dalam bepergian antar pulau rasanya pemerintah belum perlu mendatangkan maskapai asing untuk berkompetisi di Indonesia. Pemerintah akan lebih bijak bila mekanisme pasar angkutan udara dibiarkan mengikuti tren bisnis angkutan udara.
Maskapai akan otomatis menaikkan atau menurunkan harga bila kompenen biaya operasional dan berbagai perhitungan bisnis sudah terkaver dalam tarif yang diberlakukan.
Maskapai asing, terutama dari China yang konon tertarik masuk bisnis angkutan udara Indonesia yang saat ini mahal, bakal merontokkan bisnis penerbangan dalam negeri. Jadi memasukkan maskapai asing ikut bisnis di dunia penerbangan bukan solusi. Â
Solusi yang tepat untuk menyiasati mahalnya harga tiket pesawat ya dengan kapal laut yang sudah menjadi alternatif bagi warga atas inisiatif sendiri menyikapi keadaan agar  mudik ke kampung halaman.
Hal ini menunjukkan kapal laut yang sebelumnya mulai ditinggalkan masyarakat karena harga tiket yang murah pada lebaran tahun ini dipercaya lagi sebagai solusi untuk mengurangi biaya perjalanan.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 16.565 pulau yang didaftar ke PBB pada 2017, Indonesia memiliki perusahaan jasa transportasi laut dengan trayek nusantara dari Jakarta-Belawan, Sumatera Utara. Jakarta-Makasar, Ambon hingga Papua. BUMN transportasi laut ini kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat pada angkutan lebaran dengan kenaikan pengguna jasa sebesar 16, 39 % dari tahun sebelumnya.
Trayek nusantara yang merupakan pelayaran terpanjang, terjauh di dunia ini menjadi solusi bagi warga nusanatara pada masa angkutan lebaran. Warga perantau yang rindu keluarga memilih kapal laut dengan dana cekak mereka bisa tiba di tujuan.
Naik kapal laut selain biayaya murah tidak ada kenaikan tarif juga mendapat jatah makan 3 kali sehari. Sehingga dengan tiket yang murah mereka tidak perlu khawatir untuk urusan makan.