Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kebutuhan Transportasi Laut bagi Negara Kepulauan

21 Mei 2019   07:18 Diperbarui: 21 Mei 2019   18:13 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kemudahan tinggal di pulau besar, salah satunya akses transportasi. Bila ketinggalan kereta bisa memilih pesawat. Bila tidak mampu pesawat dan kereta bisa memilih bus antarkota. Pokoknya serba mudah bagi warga di Jawa.

Berbeda bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di kepalauan, terutama bagi mereka yang tinggal di pulau-pualau kecil, pulau-pulau terdepan yang infrastruktur jalan belum terbangun dan untuk bepergian ke luar pulau mereka hanya mengandalkan transportasi laut, meskipun ada pesawat, tempat tinggalnya sulit dijangkau menuju bandara, sehingga mereka lebih memilih transportasi laut.

Jadwal pelayaran kapal-kapal putih tidak sebanyak jadwal kereta api, pesawat udara di pulau Jawa. Meskipun ada kapal laut, bila mereka akan bepergian harus rela menunggu jadwal kapal tiba yang umumnya dua minggu sekali.

Selain waktu tunggu yang lama, perjalanan dengan kapal laut juga waktu tempuhnya tak secepat pesawat dalam hitungan jam bisa tiba di tujuan. Kapal perlu waktu berhari-hari, perjalanan ke Tual, Maluku bisa 6 hari. ke Jayapura bisa 8 hari.

Perbandingannya bila pesawat 1 jam, kapal sehari. Perbandingan waktu tempuh ini mendorong orang cenderung memilih pesawat dibanding kapal laut bagi mereka yang memiliki uang cukup dan tidak membawa barang bawaan dalam jumlah besar.

Kapal laut tetap menjadi pilihan, terutama bagi warga di daerah pulau-pulau kecil yang uangnya cekak dan barang bawaanya banyak. Mereka memilih kapal laut salah satunya ongkos tiketnya murah karena disubsidi negara. Naik kapal menjadi pilihan bagai orang yang membawa barang lebih, dan memiliki waktu. Mereka dapat bersantai, tidur dan belajar di atas kapal. Jadi orang yang naik kapal selain memiliki uang juga harus memiliki waktu.

Bagi pengelola kapal, usia armada menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus dipecahkan bersama. Pemerintah perlu men-support pengadaan armada baru untuk mengganti kapal berusia lebih dari 30 tahun. Pendanaan yang cekak dari pengelola membuat sulit peremajaan kapal-kapalnya.

Peremajaan sangat berharap dengan kehadiran negara. Kapal-kapal tipe besar disesuaikan dengan pelabuhan yang akan disinggahi dan jumlah penumpang pada ruas tertentu, sehingga kapal lebih efektif dengan biaya yang dikeluarkan.

Kapal laut memang masih sangat dibutuhkan rakyat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kapal baru menjadi dambaan seluruh warga negara, khususnya bagi warga Kepulauan Riau, Maluku, NTB, NTT, Maluku Utara dan Indonesia Timur. Semoga kapal-kapalnya segera menjadi remaja. *** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun