Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Antara Jokowi dan Prabowo Siapa Pilihan Tuhan?

30 Maret 2019   19:30 Diperbarui: 30 Maret 2019   19:42 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada DKI pada 2017 lalu menjadi pelajaran bagi kita semua. Meskipun hampir mayoritas menjagokan Ahok-Jarot, justru  yang terpilih memimpin DKI Jakarta terpilih Anies-Sandi dengan kemenangan telak. Belajar dari Pilkada DKI Jakarta, pada Pilkada, khususnya Jawa di mana PDIP sebagai partai penguasa, PDIP  sudah memiliki kekuatan lebih solid dengan penguasan di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur yang gubernurnya mendukung PDIP.

Jabar  sebelumnya dipimpin gubernur dari PKS dan partai koalisinya Gerindra saat ini. Jawa Tengah dipimpin PDIP dan Jawa Timur dipimpin Partai Demokrat dan sekarang koalisi PKB, bukan lagi PDIP namun dalam Pilpres mendukung Jokowi.

Menelisik pada Pilkada 2018, koalisi di masing-masing Pilkada berubah komposisi partai pendukungny. Demikian juga dalam Pilpres 2019,  hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik, yang ada adalah kepentingan politik untuk berkuasa.

Pada Pilpres di 2019,  PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, PKB dan beberapa partai baru  mendukung kembali Pak Jokowi menjadi calon presiden (Capres) di 2019. Sementara Gerindra  mencalonkan jagonya yang juga ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Meskipun usia Prabowo terus bertambah, Partai Gerindra masih belum memiliki kader muda untuk disandingkan pada Pemilu 2019, sehingga Prabowo maju menjadi Capres.

Gerindra masih yakin jago tua yang akan diusung masih memiliki pengaruh dan mampu mengalahkan Jokowi. Sebagai ketua umum partai, Prabowo belum menemukan kader selain dirinya. Beruntung Gerindra punya Sandiaga Uno yang  lebih segar dan disukai pemilih. Pasangan Prabowo-Sandi merupakan perpaduan anatra gerasi muda dan generasi lebih tua pada   Pilpres 2019.

Tawar menawar siapa  Cawapres Jokowi pendamping Jokowi yang  riuh saat itu, akhirnya PDIP memilih  pendamping Kyai Ma'ruf Amin  sebagai pendamping  Jokowi dari non partai pengusung. Usia Kyai Ma'ruf Amin yang lebih tua dari Pak Jusuf Kalla sedikit meredupkan beberapa calon pemilih, namun partai koalisi terus meyakinkan bahwa pemilihan Kyai Ma'ruf sudah tepat sebagai jalan tengah agar partai pengusung yang kadernya tidak dipilih semua tetap solid.  

Partai Demokrat memiliki kader muda potensial yang juga putra mantan presiden,  ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memutuskan pensiun dini dari militer dan terjun ke dunia politik. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sarat pengalaman masih menyimpan putra sulungnya untuk bertarung di Pilpres. SBY sangat perhitungan dan hati-hati dalam memilih kawan partai pengusung, SBY tidak ingin kadernya terluka babak belur bila kalah di Pilpres melawan Jokowi dan AHY akan sulit bangkit pada Pilpres berikutnya.

Partai  Gerindra sudah mengusung sang Ketum Prabowo Subianto  sebagai Capres, lalu berkoalisi dengan Demokrat, PAN, dan PKS. Kedua kandidat akan bertarung adu strategi dengan mesin partai pengusungnya.

Ketangguhan Jokowi di berbagai wilayah atas keberhasilnya melakukan percepatan pembangunan infrastruktur hampir di seluruh wilayah Indonesia hingga ke  perbatasan dapat meningkatkan elektabilitas Presiden Jokowi. Untuk memberikan lawan seimbang, seluruh pemimpin partai yang berseberangan dengan partai pengusung Jokowi harus berpikir realistis, lawan yang dihadapi sangat berat.

Pilpres dan Pileg pada 17 April 2019 menjadi pesta demokrasi bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Mari kita ciptakan Pemilu yang aman dan damai dalam suasan gembira. Siapa pun pilihan Anda, itu pilihan terbaik bagi Anda. Siapa pun yang menang dalam Pilpres mari kita terima dengan lapang dada dan senang hati. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun