Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Hadirnya "KRL Premium": Kemunduran, Kemajuan, atau Memang Solusi?

22 Desember 2018   21:26 Diperbarui: 23 Desember 2018   21:43 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiket Edmonson KRL Pakuan (ft. Dok. KRL)

Untuk mencoba keluar dari bayang-bayang subsidi, KCI pernah  melempar isu subsidi KRL bukan pada angkutanya, namun kepada individu. Pengguna KRL subsdii harus memgang kartu tidak mampu dari Kemensos.  Usulan itu wajar. Pengguna KRL beragam profesi dan beragam penghasilan,  dari bependapatan UMR hingga kelas direktur,  kaya miskin, semua dapat mendapat subsidi. KCI mewacanakan ada perbedaan.

Dengan melempar isu subsidi kepada individu, KCI ingin   pemberian subsidi kepada orang-per orang sehingga KCI dapat menerapkan tarif komersial.  Penyalur pemberian subsidi pun akan berubah  dari  Derektorat Jenderal Perkeeretaapian, Kemenhub akan  berpindah kepada  Kemensos.  Satu hal yang ribet dan pada awalnya repot adalah pengurusan Kartu Miskin di Kemensos kepada ribuan pengguna KRL.

Karena isu subsidi individu terasa sulit, KCI meluncurkan  isu lagi akan mengoperasikan  "KRL Premium".   Rencana KCI  meluncurkan "KRL Premium" direstui pemerintah. namun ditolak YLKI agar dibatalkan. Dari  sisi pemerintah "KRL Premium"  merupakan solusi, upaya mengurangi beban subsidi pemerintah. Dari sisi  KCI akan ada pemasukan  dana  segar setiap hari  tanpa menunggu pencarian dana PSO yang kadang memerlukan waktu berbulan-bulan.

PT KCI sebagai perusahaan komersial,  tentu ingin pendapatnya tumbuh. Sementara bila terus menggantungkan pendapatan dari tarif yang dipatok negara dan disubsidi, KCI sulit meningkatkan pendapatan dari tiket seperti sang induk PT KAI yang lebih banyak mengopersikan KA komersial dibanding KA bersubsidi. 

Tarif komersial bisa dutentukan sendiri oleh operator tanpa persetujuan pemerintah. KAI mudah menaikkan tarif di saat weekend dan liburan. sementara KCI keslutian karena mengoperasikan KA bersubsidi. KCI sangat ingin kelar agar tarif bisa ditentukan sendiri.

"KRL Premium" yang akan dioperasikan KCI tahun depan seperti petir di siang bolong.  Ketika masyarakat menikmati berjejelnya KRL setiap hari,  KCI  akan mengoperasikan "KRL Premium". Hal ini  memberikan angin segar bagi pengguna KRL yang  akan  mengembalikan kerinduan pengguna KRL Pakuan Jakarta-Bogor, KRL Bekek, Bekasi Ekspres Jakarta-Bekasi, KRL Benteng Ekspres Tanggerang-Jakarta dan KRL Serpong Ekspres, Jakarta-Serpong bakal menikmati kembali layanan KRL yang lebih nyaman yang dirindukan.

KAI dan KCI berjanji, layanan  "KRL Premium" tidak menganggu  operasional. YLKI protes karena melanggar pakem operasional KRL dan akan melanggar hak-hak konsumen. Pemerintah mendukung karena dapat mengurangi subsidi. KCI gembira karena akan mendapat dana segar lebih cepat masuk dari penjualan tiket komersial. "KRL Premium. Kemajuan, kemuduran apa solusi"?   ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun