Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengintip Proyek HST INKA Madiun

15 Desember 2018   21:27 Diperbarui: 15 Desember 2018   21:51 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokomotif produk anak bangsa (Ft. Tempo)

PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun sedang membangun pabrik kereta api di Banyumwangi, Jawa Timur. Pembangunan pabrik baru di kawasan Tanjung Wangi, Banyuwangi ini  merupakan upaya INKA mengembangkan bisnis pabrik kereta api nasional menuju persaingan global.

INKA tidak hanya mampu membangun gerbong, kereta tanpa mesin saja, namun pabrik yang dikelola anak bangsa ini telah mampu membangun kereta bermesin mulai KRLI, KRDE, KRD, Kereta Bandara, LRT hingga rencana membangun kereta api kecepatan tinggi atau hight speed Train berkecepatan 350 km/jam pada 2030 mendatang.

Sebagai anak bangsa kita harus bangga dan bersyukur kita sudah mampu memproduksi kereta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu kita juga harus lebih bangga karena produk INKA juga diekspor ke manca negara, Bangladesh, Filiphina dan Thailand.

(wadini.com)
(wadini.com)
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro pada kunjungan 109 peserta dari 60 BUMN  ke pabrik kereta Madiun Rabu, 29 November 2018 menjelaskan, kapasitas produksi pabrik di Madiun sudah overload. Pabrik  di Madiun sudah maksimal, saat ini prabrik  INKA Madiun  hanya mampu 1 kereta/hari,  sedangkan permintaan 3-4 kereta perhari.

Pembangunan pabrik kereta di Banyuwangi selain meningkatkan kapasitas produksi juga untuk efisiensi. Pasalnya produk INKA untuk pasar Sumatera, Sulawesi dan manca negara harus diangkut dengan kapal laut, sehingga kereta harus dikirim dari Madiun ke Pelabuhan Tanjung Wangi melalui jalan darat ke Banyuwangi menggunakan super truck.

Mengangkut kereta pesanan Banladesh (Dok. INAK)
Mengangkut kereta pesanan Banladesh (Dok. INAK)
"Pengangkutan dari Madiun ke Pelabuhan Tanjungwangi memerlukan biaya tidak sedikit. Kami perlu efisiensi untuk meningkatkan daya saing produk," terang mantan Direktur Logistik PT KAI ini.  

Pasar INKA, kini tidak hanya PT Kereta Api Indonesia (Persero)-KAI saja. INKA tidak hanya  mampu membangun kereta ekonomi, eksekutif, kereta Bangladesh yang merupakan kereta tanpa mesin.  

Perusahaan BUMN pabrik  kereta terbesar dan satu-satunya di ASEAN ini telah mampu membuat  kereta rel disel (KRD), kereta rel disel elektrik (KRDE), kereta rel listrik Indonesia (KRLI), kereta rel listrik Bandara Soetta. Kereta Bandara Minangkabau dan Light  Rail Transit (LRT) Palembang. LRT Jabodetabek dan lokomotif hidrolik.

Lokomotif produk anak bangsa (Ft. Tempo)
Lokomotif produk anak bangsa (Ft. Tempo)
Dalam usianya yang ke-37 tahun INKA telah tumbuh menjadi industri manufaktur pembuat kereta untuk produk nasional dan produk ekspor. INKA yang didirikan pada 1981 tidak serta merta melesat menjadi pembuat kereta nomor wahid di ASEAN, namun melalui tahapan alih teknologi mulai ranka bawah, alat torak tarik kereta, bogie (seperangkat rangka bawah untuk roda, suspensi  dan teknis pengeramannya) dari Nippon Saryo, Jepang dan negara-negara sahabat di dunia.

Secara bertahap dari tahun ke tahun kerjasama yang semula hanya dengan satu negara diperluas dengan manca negara bukan hanya Jepang, namun Amerika dan Jerman menjadi sarana menimba ilmu. Perusahaan satu-satunya kebanggaan negeri ini, sudah mampu membuat lokomotif disel hidrolik.

Meskipun lokomotif itu tidak dipergunakan PT KAI, karya fenomenal anak bangsa ini harus kita hargai. Dalam usianya yang belum genap 40, Indonesia telah mampu membuat kereta api sendiri di dalam negeri untuk digunakan sendiri dan ekspor.

Produk INKA didalam negeri harus bersaing dengan produk dari Jepang (KRL Bekas) yang dipakai PT Kereta Api Comuter Indonesia (KCI), Kereta Bandara Kualanamu Medan (Korea). LRT Jakarta (Korea), MRT (Jepang), Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan gerbong PPCW dari China.

kereta Premium Pesanan PT KAI (Dok. INKA)
kereta Premium Pesanan PT KAI (Dok. INKA)
Sejak berdiri pada 1981, INKA baru dapat memproduksi gerbong barang di tahun 1982, tahun pertama produksi. Tahun 1984 mampu membuat kereta penumpang kelas ekonomi. 1992-1995 INKA mampu membuat kereta Argo (Anggrek, Argogede  dan Argolawu) serta KRLI  Jabodetabek.

Memasuki tahun 2016, INKA mencoba memproduksi lokomotif disel hidrolik jenis CC 300. Lokomotif berwarna merah ini dipesan oleh Direktorat jenderal Perkeretaapian sebagai supporting pengembangan perkeretaapian dalam negeri.

Memasuki tahun 2017, INKA memproduksi kereta Ligth Rail Transit (LRT) Palembang pesanan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Memasuki tahun 2018-2019 INKA membangun kereta Driverless Train, kereta tanpa pengemudi untuk LRT Jabodetabek.

Kemudian pada tahun 2020, INKA akan memproduksi Medium Speed, kereta kecepatan menengah  160 km/jam. Mulai 2022 hingga 2030, INKA akan mengembangkan dan membangun kereta api  kecepatan tinggi dengan kecepatan 350 km/jam atau Hihg Speed Train.

Kemampuan INKA membangun KA kecepatan tinggi menjadikan Indonesia akan sejajar dengan Perancis, Jepang, China sebagai produsen KA kecepatan tinggi dunia.   

Dalam membangun produknya INKA memanfaatkan produk bervariasi, sehingga tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN)  antara  42 % hingga 60 %, tergantung jenis produknya.

Kandungan TKDN dalam negeri akan menyerap tenaga kerja dan industri  lokal. Kini INKA merambah dunia dengan produk-produknya. Meskipun masih pasar Asia, kemampuan INKA dalam memproduksi kereta tidak perlu diragukan lagi. INKA terus membangun, memenuhi kebutuhan kereta untuk dalam negari dan manca negara. INKA Hadir Untuk Negeri. Maju Bangsa Besama INKA. ***     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun