Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengintip Proyek HST INKA Madiun

15 Desember 2018   21:27 Diperbarui: 15 Desember 2018   21:51 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Bandara Soetta Produk Inka Madiun (FT, Tribun)

Produk INKA didalam negeri harus bersaing dengan produk dari Jepang (KRL Bekas) yang dipakai PT Kereta Api Comuter Indonesia (KCI), Kereta Bandara Kualanamu Medan (Korea). LRT Jakarta (Korea), MRT (Jepang), Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan gerbong PPCW dari China.

kereta Premium Pesanan PT KAI (Dok. INKA)
kereta Premium Pesanan PT KAI (Dok. INKA)
Sejak berdiri pada 1981, INKA baru dapat memproduksi gerbong barang di tahun 1982, tahun pertama produksi. Tahun 1984 mampu membuat kereta penumpang kelas ekonomi. 1992-1995 INKA mampu membuat kereta Argo (Anggrek, Argogede  dan Argolawu) serta KRLI  Jabodetabek.

Memasuki tahun 2016, INKA mencoba memproduksi lokomotif disel hidrolik jenis CC 300. Lokomotif berwarna merah ini dipesan oleh Direktorat jenderal Perkeretaapian sebagai supporting pengembangan perkeretaapian dalam negeri.

Memasuki tahun 2017, INKA memproduksi kereta Ligth Rail Transit (LRT) Palembang pesanan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Memasuki tahun 2018-2019 INKA membangun kereta Driverless Train, kereta tanpa pengemudi untuk LRT Jabodetabek.

Kemudian pada tahun 2020, INKA akan memproduksi Medium Speed, kereta kecepatan menengah  160 km/jam. Mulai 2022 hingga 2030, INKA akan mengembangkan dan membangun kereta api  kecepatan tinggi dengan kecepatan 350 km/jam atau Hihg Speed Train.

Kemampuan INKA membangun KA kecepatan tinggi menjadikan Indonesia akan sejajar dengan Perancis, Jepang, China sebagai produsen KA kecepatan tinggi dunia.   

Dalam membangun produknya INKA memanfaatkan produk bervariasi, sehingga tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN)  antara  42 % hingga 60 %, tergantung jenis produknya.

Kandungan TKDN dalam negeri akan menyerap tenaga kerja dan industri  lokal. Kini INKA merambah dunia dengan produk-produknya. Meskipun masih pasar Asia, kemampuan INKA dalam memproduksi kereta tidak perlu diragukan lagi. INKA terus membangun, memenuhi kebutuhan kereta untuk dalam negari dan manca negara. INKA Hadir Untuk Negeri. Maju Bangsa Besama INKA. ***     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun