Produk INKA didalam negeri harus bersaing dengan produk dari Jepang (KRL Bekas) yang dipakai PT Kereta Api Comuter Indonesia (KCI), Kereta Bandara Kualanamu Medan (Korea). LRT Jakarta (Korea), MRT (Jepang), Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan gerbong PPCW dari China.
Memasuki tahun 2016, INKA mencoba memproduksi lokomotif disel hidrolik jenis CC 300. Lokomotif berwarna merah ini dipesan oleh Direktorat jenderal Perkeretaapian sebagai supporting pengembangan perkeretaapian dalam negeri.
Memasuki tahun 2017, INKA memproduksi kereta Ligth Rail Transit (LRT) Palembang pesanan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Memasuki tahun 2018-2019 INKA membangun kereta Driverless Train, kereta tanpa pengemudi untuk LRT Jabodetabek.
Kemudian pada tahun 2020, INKA akan memproduksi Medium Speed, kereta kecepatan menengah  160 km/jam. Mulai 2022 hingga 2030, INKA akan mengembangkan dan membangun kereta api  kecepatan tinggi dengan kecepatan 350 km/jam atau Hihg Speed Train.
Kemampuan INKA membangun KA kecepatan tinggi menjadikan Indonesia akan sejajar dengan Perancis, Jepang, China sebagai produsen KA kecepatan tinggi dunia. Â Â
Dalam membangun produknya INKA memanfaatkan produk bervariasi, sehingga tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN)  antara  42 % hingga 60 %, tergantung jenis produknya.
Kandungan TKDN dalam negeri akan menyerap tenaga kerja dan industri  lokal. Kini INKA merambah dunia dengan produk-produknya. Meskipun masih pasar Asia, kemampuan INKA dalam memproduksi kereta tidak perlu diragukan lagi. INKA terus membangun, memenuhi kebutuhan kereta untuk dalam negari dan manca negara. INKA Hadir Untuk Negeri. Maju Bangsa Besama INKA. ***   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H