Indonesia sebagai negara kepulaun terbesar di dunia  dengan 17.544 pulau, negara kita memiliki geografis unik. Pulau-pulau tersebar dari Sabang di Barat hingga Merauke di Timur. Pulau Miangas di Utara, hingga Pulau Rote di Selatan Indonesia. Meskipun begitu, penyebaran penduduk dan infrastruktur yang terbangun belum merata, hal ini  menimbulkan kesenjangan harga barang, perekonomian, pembangunan dan kesejahteraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bukan perkara mudah membangun daerah terluar, pulau-pulau terpencil dan perbatasan dalam membangun Indonesia. Presiden Jokowi memberi solusi dengan konsep Tol Laut, suatu cara membangun Indonesia agar merata di seluruh pelosok negeri.Â
Konsep Tol Laut sendiri merupakan proses pengiriman barang secara langsung, bebas hambatan dari daerah produksi ke daerah konsumen untuk menurunkan harga serta membangkitkan ekonomi.  Kemenhub merupakan institusi yang  bertanggung jawab, sedangkan  PT. Pelni (Persero) ditugaskan untuk mengimplementasikan konsep To Laut. Â
Salah satu ide untuk mengimplementasikan menurunkan harga barang di daerah tujuan Tol Laut, Kemenhub menggagas "Rumah Kita." Sedangkan Kementerian BUMN menginisiasi "Rumah Kreatif BUMN".Â
Kedua konsep ini merupakan upaya pemerintah melalui peran penting  BUMN sebagai agen pembangunan sekaligus pelaku ekonomi, untuk mengurangi dan mengikis kesenjangan ekonomi, sosial dan pembangunan di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP).
Peresmian "Gerai Rumah Kita" Saumlaki dihadiri Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Harry Boediarto mewakili direksi PT. Pelni (Persero), Direktur Utama PT. Sarana Bandar Nasional (SBN), Suharyanto, Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) Â Agustinus Utuwaly, Â pimpinan dan anggota DPRD, BUMD, BUMDes, Koperasi di MTB dan warga sekitar.
PT. Pelni (Persero) melalui anak perusahaan PT. SBN yang bergerak dibidang usaha jasa logistik bergerak cepat untuk menjadi implementator konsep Tol Laut. Sesuai penugasan dari Kemenhub, Pelni-SBN telah membangun dan mengelola 4 "Rumah Kita", yaitu Rumah Kita di Morotai (Provinsi Maluku Utara), Manokwari, Timika Provinsi Papua Barat dan Saumlaki, Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.
Gerai Rumah Kita berfungsi sebagai pusat logistik dan distribusi barang yang diangkut kapal Tol Laut untuk melayani kebutuhan warga. Selain itu Gerai Rumah Kita juga berfungsi sebagai penampung hasil bumi bagi warga setempat untuk dijual di gerai.Â
Barang-barang hasil bumi dari warga  yang dikumpulkan di gerai, akan dipasarkan Pelni-SBN ke daerah yang lebih maju yang membutuhkan bahan baku.  Dengan "Rumah Kita" yang berfungsi ganda, diharapkan masyarakat mudah memperoleh barang  kebutuhan dengan harga wajar dan mudah pula menjual hasil buminya. Dengan demikian, akan tumbuh perekonomian di daerah tersebut.