Sendainya diajak koalisi dengan Gerindra AHY menjadi calon Wapres, SBY belum tentu mau bila Calon Presiden dari Gerindra tetap mengusung Prabowo. Bukan mengecilkan kapasitas Prabowo, namun kenyataan suara rakyat kurang berpihak dengan sosok putra bagawan ekonomi dan mantan menantu Presiden Soeharto itu. Â Prabowo dinilai sudah tidak masuk kreteria bagi generasi milenial yang akan menjadi generasi pengganti negeri ini.
Seandainya Gerindra mencalonkan Gatot Nurmantyo sebagai Capres, lalu berkoalisi dengan Demokrat, PAN, PKS, dan partai-partai baru mengusung Gatot sebagai Capres dan AHY sebagai Cawapres, pertarungan Pilpres akan seru. Kedua kandidat akan bertarung adu strategi dengan mesin partai pengusungnya. Pilihan Gatot dan AHY untuk dipasangkan menjadi realitas politik yang dapat dipersandingkan untuk menjadikan  Indonesia yang lebih baik di masa menadatang.
Ketangguhan Jokowi di berbagai wilayah atas keberhasilnya melakukan percepatan pembangunan infrastruktur hampir di seluruh pulau besar, pulau sedang dan daerah perbatasan dapat meningkatkan elektabilitas Presiden Jokowi. Untuk memberikan lawan seimbang, seluruh pemimpin partai yang berseberangan dengan partai pengusung Jokowi harus berpikir realistis memilih calon pemimpinnya. Lupakan ego pribadi, jauhkan kepentingan sesaat dan pilih kader terbaik bangsa untuk disandingkan menjadi pilihan rakyat. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H