Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembelian Kapal Curah Tandai Kebangkitan Djakarta Lloyd

18 April 2018   07:09 Diperbarui: 18 April 2018   16:15 2614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah pilu Djakarta Looyd telah berlalu. Sebagai perusahaan pelayaran nasional yang terbelit masalah keuangan sejak 1998 hingga 2013, Djakarta Lloyd bangkit kembali dan kinerjanya melesat. Perusahaan pelayaran nasional yang pernah tenar hingga ke seluruh dunia dan didirikan pada 18 Agustus 1950 ini telah memasuki fase sehat menuju pertumbuhan positif dalam tahun-tahun ke depan.

Djakarta Lloyd merupakan BUMN transportasi laut yang pada masa jaya memiliki kapal hingga 24 unit, 3.713 karyawan, dan kantor cabangnya ada di 4 benua, yani Benua Asia, Eropa, Australia dan Amerika yang rutin dikunjungi kapal-kapal Djakarta Lloyd. Kantor cabang yang tersebar hingga ke luar negeri menandakan perusahaan ini pada masa jayanya sangat bonafid dan menjadi kebanggaan negeri.

Perusahaan pendiri Band D'Lloyd ini sejak 1998 hingga 2012 tak berkutik dengan utang yang menumpuk hingga Rp3 triliun. Kementerian BUMN berhasil membangkitkan perusahaan yang kantor pusatnya disita bank ini bisa bangkit kembali. Pada 2012, Djakarta Lloyd menunjuk Syahril Japarin, profesional yang berhasil mendobrak berbagai permasalahan di tubuh perusahaan pelayaran pelat merah ini.

Sisa Kejayaan Djakarta Lloyd yang teah lenyap disita bank (ft. dok. DL)
Sisa Kejayaan Djakarta Lloyd yang teah lenyap disita bank (ft. dok. DL)
Di bawah komando Syahril Japarin sebagai Direktur Utama, Arham S. Torik sebagai Direktur Pemasaran dan Keuangan, serta Erizal Darwis sebagai Direktur Armada dan Operasi, BUMN yang sudah hampir meregang nyawa ini bekerja keras memulihkan situasi.

Tiga direktur ini rela tidak digaji beberapa bulan. Perusahaan yang pada tahun 2012 tidak memiiki armada ini, kini dipimpin Suyoto sebagai Direktur Utama sejak Maret 2017 lalu. Di bawah komando pria kelahiran Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, perusahaan ini mampu bangkit dengan kapal sewa, dan sekarang sudah memiliki kapal sendiri.

Usai berhasil melakukan restrukturisasi organisasi dan mampu bangkit, pada 2015 Djakarta Lloyd mendapat suntikan modal dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp 350 miliar. Program pembelian kapal melalui lelang berhasil mendapatkan kapal curah pengangkut batu bara. Dengan pengelolaan dana PMN yang efektif, Djakarta Lloyd akan dapat membeli lebih banyak kapal untuk memenuhi kontrak angkutan batu bara yang naik menjadi 3,7 juta ton dari PLN.

Kapal telah tiba dan diserahterimakan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam pada Rabu (11/4). Penyambutan kapal buatan Jepang itu dihadiri Menteri BUMN Rini M. Soemarno. Dalam kesempatan tersebut, Rini mengatakan Kementerian BUMN menyambut baik langkah PT Djakarta Lloyd (Persero) yang baru saja membeli kapal curah. Kapal ini akan menambah armada perseroan dalam rangka menggarap kontrak pengangkutan batubara PT PLN (Persero) 3,7 juta ton.

Djakarta Lloyd memberi nama MV Dharma Lautan Intan. Kapal dengan bobot sebesar 50.000 DWT - 60.000 DWT tersebut merupakan kapal kelas supramax. Kapal tersebut dibeli seharga USD 12 juta atau sekitar Rp 164 miliar lewat proses lelang. Dana pembelian kapal bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan, dari Bank BNI.

Menteri Rini berharap, kapal MV Dharma Lautan Intan itu bisa memenuhi kebutuhan jasa pengangkutan batubaraPT PLN telah berkontrak kerja pengangkutan 3,7 ton batu bara. Volume tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan dengan kontrak yang diperoleh pada 2017. Selain itu, BUMN yang berdiri sejak 18 Agustus 1950 ini juga mendapat kontrak baru dari Grup Surya Mega Adiperkasa dengan volume angkutan 500.000 ton untuk 5 tahun.

Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto mengatakan, ke depan pihaknya juga memerlukan kapal tanker guna memperluas segmen jasa angkutan seperti pengangkutan minyak Pertamina. Saat ini, Djakarta Lloyd tengah dalam penjajakan kontrak pengangkutan minyak berdurasi maksimal 10 tahun dengan PT Pertamina (Persero).

Untuk itu, Djakarta Lloyd pun sudah meneken kontrak pembangunan kapal tanker dengan PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero)-DPS sejak Oktober 2017 lalu. Nilai kontrak pembangunan kapal tanker berukuran 6.500 DWT tersebut mencapai Rp 170 miliar. Diharapkan kontrak kerja sama pengangkutan BBM dengan Pertamina bisa meningkatkan pendapatan perseroan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun