Sepak bola di bumi cendera wasih, Papua, khusunya di Kota Jayapura menjadi kegemaran nomor wahid. Penggemar dan pendukung kesebelasan kesayangan Persatuan Sepak Bola Indonesia  Jayapura (Persipura) sangat beragam.
Tidak hanya orang dewasa, ibu hamil 7 bulan, anak-anak usia dibawah sepuluh tahun hingga kakek-kakek datang ke stadion menyaksikan dan mendukung langsung pertandingan Persipura versus PS. Tira TNI yang berlangsung Sabtu (7/4).
Kebetulan penulis mendapat tugas ke Jayapura mulai Jumat (6/4) hingga Minggu (8/4) untuk menyelenggarakan kegiatan  Corporate Social Responsibility (CSR) di Abepura, Jaya Pura, Provinsi Papua. Berkunjung kedua kali ke Papua penulis berniat ke perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini di sisi utara wilayah Papua.
Penulis ingin ke kilo meter Nol Jayapura setelah pada 3 Februari 2018 Â ke Sota, kilo meter Nol Indonesia di Merauke. Niat ke perbatasan belum kesampaian, Â selepas kegiatan CSR membersihkan Kali Acai hingga sore, niat ke perbatasan negeri batal.
Karena batal ke perbatasan negeri, sedangkan waktu masih pukul 15.00 WIT penulis tertarik untuk menonton pertandingan sepak bola Liga 1 antara kesebelasan Persipura melawan PS Tira-TNI di Stadion Mandala, Jayapura.
Penulis ditemani Daniel, Heri dan Ishak pegawai PT. Pelni (Persero) dari kantor cabang  Jayapura yang sama-sama penggemar bola. Daniel, Heri dan Ishak  dengan senang hati menemani penulis  nonton pertandingan secara langsung di Stadion Madala Jayapura.
Mereka bahagia penuh canda memberikan dukungan kepada kesebelasan kesayangan warga Jayapura dengan hadir di stadion secara langsung.
Sebelum masuk ke stasion, puluhan pedagang pinang berjejer di hampir menjelang pintu masuk stadion. Â Makan pinang menjadi kebiasaan warga Papua tidak hanya perempuan, kaum pria juga tidak sedikti memiliki kebiasaan mengunyah buah pinang yang dapat menguatkan gigi. Kebiasaan ini sudah turun temurun, mereka lebih memilih mengunyah buah pinang daripada merokok.
Tidak hanya penjual pinang saja yang mengais rezeki dari sepakbola, sebelum menuruni jalan masuk menuju stadion, puluhan penjual kaos "Persipura" berjajar menyetop kendaraan untuk menawarkan kaos Persipura.
Harga kaosnya cukup mahal, kaos yang di Jakarta seharga Rp 50 ribu, di Jayapura dijual Rp 100 ribu. Penulis membeli untuk kenang-kenangan dan teah mendukung kesebelasan Persipura secara langsung di stadion.
Penonton di non VIP akan kena panas, dan bila hujan turun, mereka akan basah terkena air hujan. Sangat beruntung Daniel menyiapkan tiket kelas VIP, sehingga dapat menyaksikan pertandingan dengan nyaman.
Ketika masuk stadion, peluit pertanda pertandingan dimulai sudah dibunyikan wasit, sehingga konsentrasi langsung ke lapangan. Persipura yang berkostum merah-hitam dan PS Tira berkostum putih menjadi pembeda kedua kesebelasan. Nonton pertandingan langsung di stadion sangat berbeda dengan nonton pertandingan melaluai TV.
Meonoton di stadiaon pandangan sangat terbatas karena jarak pandang terbatas. Kecuali itu kita hanya bisa melihat dari sisi di mana kita duduk. Sangat berbeda dengan menyaksikan lewat TV, dapat menonton dari berbagai sisi karena sorot kamera kepada pemain sangat membantu.
Kesebelasan Persipura yang waktu pertandingan digelar berada di posisi ketiga klasemen Liga 1. Kesebelasan kesayangan dan kebanggaan warga Papau akan memimpin klesemen bila dapat memenangi pertandingan melawan PS Tira.
Persipura harus menang, Â karena itu dukungan warga Jayapura sangat antusias. Penonton yang hadir di stadion sebanyak 16.352 orang, informasi itu diperoleh dari pengeras suara lewat pengumuman saat jeda waktu babak pertandingan.
Nonton di stadion sungguh  mengasyikkan, warna merah memerahkan stadion berkapasitas 30.000 penonton yang bisa dipergunakan pula untuk menggelar pertandingan malam hari. Penonton tua,  muda, remaja, ibu-ibu, bapak-napak, anak-anak hingga wanita hamil 7 bulan hadir duduk di sebelah penulis. Decak kagum dan rasa bangga hadir di Stadion Mandala Jayapura menjadi kenangan indah.
Meskipun gagal ke perbatasan, menyaksikan pertandingan di Stadion Mandala menjadi obat dan memberikan pengalaman baru. Sebelumnya penulis pernah menonton sepakbola di  Semarang menyaksikan pertandingan PSIS Semarang 20 tahun silam.
Hadir di stadion memberikan  kesenangan dan kebahagian bagi warga Papua, terlebih kesebelasan yang didukungnya berhasil menaklukan lawan. Selamat kepada Persipura atas kemananganya. Penulis menyaksikan langsung perjuangan seluruh tim mutiara hitam.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H