Penulis berniat ke Letung, Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas pada awal tahun 2015, sayangnya waktu itu penulis yang baru bergabung dengan PT. Pelni (Persero) tidak berani menuruni anak tangga kapal di atas laut bebas.
Nyali belum terbiasa dengan risiko besar, sehingga mengurungkan niat untuk menjelajah salah satu pulau di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Rombongan memilih ke , ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas yang memiliki pelabuhan dan KM. Bukit Raya bisa sandar. Dari Letung ke Tarempa perjalanan dengan KM. Bukit Raya ditempuh selama 3 jam.
Kunjungan kerja Direksi PT.  Pelni (Persero)  yang dilakukan bertepatan menjelang pergantian tahun  2015 itu terasa istimewa. Bagi penulis dan sebgaian besar jurnalis saat  itu merupakan kunjungan perdana ke pulau terluar.
Untuk mencapai Letung di Pulau Jemaja yang merupakan pulau  terluar di Laut China Selatan yang sisi baratnya berbatasan langsung dengan Singapura itu harus melalui perjuangan panjang naik kapal laut, turun naiknya berisiko.
Letung merupakan pulau pertama yang akan disinggahi KM. Bukit Raya sebelum melanjutkan ke Tarempa, Natuna, Serasan dan pulau-pulau lainnya di Kabupaten Kepulauan Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
Rombongan Direksi PT. Pelni (Persero) dipimpin Dirut Sulistyo Winbo Hardjito bersama para wartawan yang dikemas dengan Media Tour saat itu menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Kijang di Tanjung Pinang.
Untuk ke Letung, kami menggunakan KM. Bukit Raya yang saat itu  sebagai satu-satunya akses dari luar pulau. Kapal tipe 1000 pax dengan kapasitas penumpang 1.000 orang itu tidak dapat sandar di Pelabuhan Letung, maklum pelabuhanya dangkal dan drafnya tidak mampu untuk sandar KM. Bukit Raya.
Sebagai pulau terluar, ketertinggalan ekonomi, dan akses transportasi menjadi ciri khas daerah pinggiran dan perbatasan negara Indonesia. Dari atas kapal terlihat banyak rumah-rumah warga di dekat pantai, maklum kapal menjadi satu-satunya akses. Mereka tidak ingin tambah sulit karena transprtasi darat di Jemaja juga belum ada.
Pulau terluar betul-betul menjadi belakang rumah yang saat itu belum terurus secara baik. Sebagai pulau terluar, Letung saat mengalami ketertinggalan ekonomi karena aksesnya yang terbatas.
Bagi pengguna KM. Â Bukit Raya yang akan turun dan naik dari Pelabuhan Letung, tidak dapat turun langsung dari tangga ke daratan atau naik dari daratan ke kapal. Penumpang yang akan naik KM. Bukit Raya harus diantar dengan Rede (Perahu kecil) ke KM. Bukit Raya yang berlabuh di tengah laut. Para penumpang dari Rede, akan naik kapal setelah mendekati tangga kapal. Suatu perjuangan berisiko warga terluar dipertaruhkan agar dapat mengenal dunia luar.