Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kereta Bandara Juga Kereta Wisata

27 Maret 2018   07:43 Diperbarui: 27 Maret 2018   08:56 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Pertumbuhan penumpang pesawat udara naik signifika dalam lima tahun terakhir. Penumpang pesawat udara di 13 Bandara wilayah barat yang  dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), AP-II pada  tahun 2017 telah menembus angka 100 juta penumpang. Dari  13 bandara yang dikelola,  komposisi penumpang domestik (80%), 86 juta orang, internasional (20%),  14 juta orang. Jumlah tersebut naik 10.1% dari tahun 2016  sebanyak 95 juta penumpang.

Kenaikan jumlah penumpang pesawat telah diprediksi dengan kehadiran penerbangan murah yang dipelopori Lion Air Grup. Selain tarifnya terjangkau penambahan rute dalam negeri dan rute internasional juga mendorong pertumbuhan penumpang pesawat udara.

Pertumbuhan penumpang pesawat memunculkan persoalan baru, kapasitas bandara, khusunya Soekarno Hatta harus ditingkatkan hingga 4 kali lipat dari sebelumnya. PT. AP II sebagai pengelola Bandara Soetta mengantisipasi dengan membangun Terminal 3 yang telah dioperasikan.

Selain membangun Terminal 3, AP II juga melengkapi fasilitas serba digital sebagai penanda modernisasi bandara. Untuk menghubungkan antar terminal, penyelenggara bandara juga membangun Skytrain untuk mobilitas penumpang di  bandara. Selain menambah fasilitas di bandara, tak kalah penting untuk kelancaran akses menuju bandara juga dibangun  KA Bandara Soekarno Hatta yang telah dioperasikan sejak akhir tahun 2017 oleh Presiden Jokowi.

Pembangunan KA Bandara Soetta  diharapkan mampu memindahkan 30 % pengguna mobil pribadi, taksi konvensional, taksi olline, bus dan kendaraan lainnya sebelum dan sesudah naik pesawat udara. KA Bandara Soetta dimimpikan akan menjadi alternatif bagi  warga ibu kota yang  diharapkan sebagian akan beralih menggunakan  KA Bandara Soetta.

Untuk mengkoneksikan jaringan rel KA ke Bandara Soetta dari kota Jakarta ada 3 pilihan yang pernah dilakukan survei. Pertama jalur terdekat, termudah dan biayanya paling sedikit dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar, yaitu rute  Manggarai-Sudirman Baru-Tanahabang-Duri-Batu Ceper dan ke Bandara Soetta. Jaringan ini memanfaatkan jaringan jalur lingkar pada lintas Manggarai-Tanahabang-Duri, dan  lintas Duri-Tangerang.

Opsi  kedua dari Manggarai-Angke-masuk jalan sejajar tol ke bandara. Konsep ini pernah diwacanakan bersinergi dengan pengelola jalan tol. Jalan KA dibangun di sisi kanan/kiri jalan tol. Untuk akses ke jalur ini memakan biaya paling besar karena konstruksinya layang. Pembebasan lahan masyarakat sangat sedikit, karena bisa kolaborasi dengan pengelola jalan tol.

Meskipun jalur ini menjadi alterntif terbaik namun karena harus membabat huan mangrove di sisi jalan tol, niat ini diurungkan. Dari segi operasi,  opsi ini paling aman karena tidak banyak bersinggungan dengan KRL Jabodetabek.

Rute ketiga dari Manggarai-Tanahabang-Rawa Buntu menggunakan jalur eksisting lalu menggunakan trace di atas jalan raya Serpong-Bandara Soetta dibuat melayang. Opsi ketiga ini biayanya masih lebih besar dibanding opsi pertama. Entah pertimbangan apa yang dipilih, PT. KAI memilih opsi pertama dengan memanfaatkan track eksisting dari Manggarai-Batu Ceper dan cukup membangun track baru dari Batu Ceper ke Bandara Soetta.

Memilih opsi pertama, kedua dan ketiga semuanya berisiko, risiko biaya, risiko lahan, risiko operasi dan berbagai kendala yang dihadapi dalam operasi KA. Pilihan rute pertama Manggarai-Tanahabang-Duri-Batu Ceper Soetta  dalam operasinya paling berisiko karena KA Bandara Soetta bercampur dengan KRL Jabodetabek di jalur lingkar, KRL Duri-Tangerang. Untuk mengakomodasi sloot KA bandara saja, perjalanan KRL Duri-Tangerang harus dikurangi beberapa perjalanan.

Sejak dioperasikan pada kahir 2017,  volume penumpang pada Februari 2018 mencapai 1.600 hingga 2.500 orang. Pada hari-hari libur dapat mencapai angka lebih, dan tertinggi 3.000 orang pada liburan Imlek Februari lalu. Volume penumpang KA Bandara Soetta mencapai angka tertinggi, 3.000 orang (Kompas.com 15/2).

Angka 1.600 per hari belum menunjukkan angka signifikan. Kalau setiap perjalanan terdiri dari  12 kereta dengan kapasitas 40 tempat duduk dan mampu mengangkut 272 penumpang, maka angka ini masih dibawah program. Dalam sehari KA Bandara Soetta mengoperasikan 42 perjalanan dan akan terus ditingkatkan menjadi 82 perjalanan. Angka 1.600 bila dibagi 42 perjalanan, rata-rata penumpang hanya 40 orang, jumlah yang masih sangat minim dibanding kapasitas 272 penumpang.

Dampak di awal operasi KA Bandara dengan peristiwa ambruknya underpass dan matinya kereta saat perjalanan membuat pengguna penumpang pesawat trauma dengan 2 peristiwa yang membuat KA Bandara Soetta kurang diminati. PT. Railink sebagai pengelola KA Bandara Soetta harus bekerja lebih keras agar kehandalan KA dalam perjalanan menjamin terselenggaranya transportasi dari dan ke Bandara Soetta dengan KA.

Upaya mempromosikan KA Bandara dapat digunakan untuk berwisata ke Bandara Soetta perlu terus disosialisasikan. Para siswa sekolah dapat diajak ke Bandara dengan tarif diskon, sehingga dapat mengisi kursi-kursi kosong pada jam-jam sepi.

Selain itu KA Bandara Soetta juga harus melebarkan sayap ke rute Bekasi, sebagai daerah pemukiman. Tak masalah berubah fungsi untuk sementara KA bandara dapat untuk wisata. Ke depan KA Bandara Soetta diharapkan mampu menjadi transportasi andalan menuju bandara. ***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun