Pengunjung harus membeli tiket yang harganya sangat terjangkau. Tiket untuk keliling di Kampung Warna sejauh 1 km, harganya cuma Rp 2.000,- tiket masuk ini digunakan untuk merawat, membeli cat dan berbagai keperluan agar tempat ini terawat dan terus memberi manfaat berkesinambungan bagi warga sekitar, anak-anak desa tetangga serta manfaat ekonomi bagi lingkungan.
Setelah membeli tiket, pengunjung akan masuk ke arah kanan, menyusuri sungai kecil yang nampak bersih dan terawat. Gang di sebelah sungai kecil juga dihiasi aneka hasil kreatif remaja pengelola. Belok ke kiri, kita sudah disuguhi tempat untuk swafoto dengan dominasi warna ping yang disukai anak-anak dan remaja.
Meskipun masih betah mata memandang, bergeser ke arah barat kita akan melewati hiasan gambar-gambar di tembok rumah warga yang artistik. Ada gambar satwa, hingga gambar petani ada di tembok-tembok warga. Selain gambar, pesan-pesan tulisan dan kata-kata lucu juga membuat tersenyum pengunjung. Â
Melewati pematang sawah yang di kanan kirinya ada kandang ayam kecil di sisi persawahan, akan  menemukan bangunan panggung tinggi terbuat dari bambu dan pohon pinang. Tempat ini juga menarik untuk berfoto ria. Latar belakang Gunung Slamet yang menjulang menjadikan indah dengan panorama alam sekitar. Panggung ini membuat betah pengunjung. Meskipun panas, anak-anak betah bermain di tangga dan di bawah  panggung.
Sebelum pulang pengunjung dapat berputar melewati gang-gang rumah warga dengan tembok artistik. Warga Kampung Warna rela rumahnya dicat seni, dan rela pula lingkunganya berisik dikunjungi warga. Menjadi konsekuensi, sebagai tempat wisata, maka  lingkunganya menjadi berisik. Meskipun berisik, namun banyaknya pengunjung mendatangkan rezeki. Kreatifitas dan kerja nyata menjadikan karya nyata bernilai tinggi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H