Peternakan sapi, kerbau dan kuda di Indonesia sudah sejak dulu kala dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia. Daerah-daerah penghasil ternak sapi dengan populasi cukup tinggi ada di Sulawesi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Jawa, dan juga di Aceh. Sementara kebutuhan hampir terpusat di Jawa, khususnya Jabodeabek. Sentra peternakan di luar Jawa harus mengirim sapi-sapi ke Jawa, utamanya ke Jabodetabek.
Kebutuhan daging di Jakarta saja 600-800 ekor per hari. Dari kebutuhan itu, PD Dharmajaya, BUMD DKI Jakarta hanya mampu memasok 350 ekor sapi per bulan atau 3 % dari total kebutuhan. Sisanya disuplai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, NTT dan ada juga dari impor baik dalam bentuk sapi hidup maupun daging segar.
Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di DKI dari luar Jawa, pengiriman sapi dilakukan dengan kendaraan darat dan harus pula dengan kapal laut. Sedangkan pengiriman dari Jawa Timur, Jawa tengah dan Jawa Barat dilakukan dengan truk karena masih dalam satu pulau. Untuk mengirim sapi antar pulau sarana transportasi hanya kapal laut yang mampu mengangkut dalam jumlah besar. Sedangkan angkutan di darat, kereta api dan truk menjadi pilihan.
Untuk menjaga agar sapi tidak melompat ke luar, kapal disekat-sekat dengan bambu, karena desain kapal tidak dibikin khusus untuk ternak. Cara menaikkan ternak ada yang menggunakan jaring. Beberapa ekor sapi dimasukkan jaring dan diangkat dengan crane untuk dimasukkan ke kapal yang sudah di sekat dengan bambu mirip kandang. Demkian juga ketika bongkar, sapi dimasukkan jaring dan diturunkan dengan crane.
Karena kondisi habitat dan lingkungan kapal yang jauh berbeda ketika perjalanan di laut, sapi-sapi menjadi stres. Kadang mereka berontak, mogok makan hingga masuk angin dan mengakibatkan bobot sapi susut hingga 13%-20 %. Menurunnya bobot sapi merugikan peternak dan pedagang. Hal ini menjadi penyebab peternak tidak mampu menjual dengan harga mahal. Tengkulak juga tidak mau rugi, karena risiko sapi sakit, bobot berkurang, bahkan terkadang ada yang mati, membuat tengkulak membeli sapi dengan harga murah.
Tahun 2015 pemerintah meluncurkan 1 kapal ternak, Camara Nusantara I. Kapal buatan dalam negeri itu mampu mengangkut 500 ekor sapi. Kapal dilengkapi dokter hewan, pengawal atau kleder yang bertugas menjaga, memberi makan dan minum kepada hewan sejak pelabuhan awal hingga pelabuhan tujuan. Dalam satu bulan kapal dapat mensuplai 1000 ekor sapi ke DKI Jakarta.
Cara memuat hewan ke kapal tentu berbeda dengan kapal nonternak. Kapal ternak didesain khusus, dibuat kamar-kamar dilengkapi tempat minum dan makan. Untuk memasukkan ternak ke kapal, mobil pengangkut di darat cukup parkir di sisi dermaga. Melalui lorong sapi dirahkan ke ruang mana dengan cara digiring memasuki lorong mirip terowongan. Demikian juga ketika akan turun dari kapal, truk siap, sapi tinggal digiring keluar sesuai jumlah dan kapasitas truk yang akan mengangkut. Caranya mudah, praktis dan sapi tidak rusak. Sapi akan turun dengan bahagia.
Kapal ternak Camara Nusantara I menempuh 4 hari pelayaran dari NTT ke Jakarta. Selama pelayaran, sapi-sapi akan dirawat, diawasi oleh dokter hewan. Pakan untuk ternak dijatah Rp 100 ribu per ternak. Jumlah yang lumayan besar dibanding jatah makan manusia. Ternak pun lebih sejahtera, tidak stres dan bobot susutnya maksimal hanya 5 % sd 8 %. Sangat jauh dengan ketika diangkut dengan kapal kargo biasa yang penuh risiko dan kurang perikehewanan.
"Pengoperasian kapal angkutan ternak dilakukan untuk menjamin terselenggaranya pengangkutan ternak dari daerah produsen ke daerah konsumen dengan jadwal kapal yang tetap dan teratur sehingga dapat memberikan kepastian waktu bagi peternak sapi untuk mempersiapkan dan mengirimkan ternak hasil produksinya serta memastikan selama pelayaran lingkungan kandang, makanan/minuman, sirkulasi udara, sistem pembuangan dalam kondisi baik sehingga kondisi kesehatan, kesejahteraan dan bobot hidup hewan ternak terjamin sampai ke pelabuhan tujuan," kata Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut, Dwi Budi Sutrisno di Jakarta.
Dari 6 (enam) kapal angkutan ternak yang beroperasi di tahun anggaran 2018 ini, 2 (dua) di antaranya dioperasikan oleh PT PELNI sebagai bentuk penugasan dari Pemerintah. PT PELNI akan mengoperasikan kapal KM Camara Nusantara 1 dengan kode trayek RT-1: Kupang - Waingapu - Tanjung Priok - Cirebon - Kupang dan Kapal KM. Camara Nusantara 3 dengan kode trayek RT-2: Kupang - Tanjung Priok - Cirebon - Kupang - Cirebon - Bengkulu - Cirebon - Kupang.
"Selanjutnya, PT PELNI juga harus melaporkan perjalanan kapal (voyage report), penggunaan ruang muat dan manifest muatan menggunakan Sistem Informasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK) berbasis teknologi informasi," tutup Dwi Budi.
Sebagai informasi, dalam upaya peningkatan distribusi ternak melalui angkutan laut dan pemenuhan kebutuhan daging di wilayah konsumen, pada Tahun Anggaran 2018 Pemerintah menyelenggarakan 6 (enam) trayek kapal ternak dengan menggunakan 1 (satu) unit kapal ternak eksisiting dan 5 (unit) kapal ternak baru.
Adapun dari 6 trayek, sebanyak 2 trayek akan dilayani oleh PT PELNI, 2 trayek akan dilayani oleh PT ASDP Indonesia Ferry melalui penugasan, dan 2 trayek lainnya akan dilayani oleh perusahaan swasta melalui mekanisme pelelangan umum. Kementerian Perhubungan meminta kepada Kementerian Pertanian, operator kapal dan shipper untuk menerapkan sistem Infomasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK) agar tidak terjadi monopoli muatan.
Kapal khusus angkutan ternak yang dibangun Kementerian Perhubungan merupakan implementasi Tol Laut, mendukung program pemenuhan ternak dari daerah sentra produksi ternak ke wilayah konsumen. Penyelenggaraan kapal khusus angkutan ternak memperhatikan prinsip animal welfare, sehingga dapat meminimalkan penyusutan bobot ternak 8%-10%, sementara dengan menggunakan kapal kargo penyusutan bobot ternak mencapai lebih dari 13%. Ternak makin bahagia dan sejahtera, kalau diberi hak pilih di Pilpres, sapi pun akan memilih Jokowi sebagai Presiden di Pemilu 2019. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H