Indonesia dengan 17.544 pulau-pulau besar dan kecil memiliki geografi unik di dunia. Pulau-pulau tersebar dari Sabang di barat hingga Merauke di timur. Mingas di utara, Â Pulau Rote di paling selatan Indonesia. Penyebaran penduduk dan infrastruktur yang belum merata menimbulkan kesenjangan harga, perekonomian, pembangunan dan berbagai fasilitas penunjang kehidupan dunia.
Presiden Jokowi memberi solusi dan mewujudkan To Laut yang silaksanakan Kemenhub dan diimplementasikan pertama kali oleh PT. Pelni (Persero). Kementerian Perhubungan memiliki ide pembangunan "Rumah Kita". Kementerian BUMN juga menelurkan "Rumah Kreatif BUMN". Semua itu  upaya untuk mengurangi dan mengikis kesenjangan di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP).Â
"Rumah Kita" berfungsi untuk menampung barang kebutuhan warga dan juga menjadi penampung perdagangan warga dari hasil bumi setempat. Menjadi pusat logistik,  distribusi barang pokok dan barang penting warga di daerah 3TP  yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan. PT. Pelni (Persero) mendapat tugas  membangun 4 "Rumah Kita" di Manokawari, Morotai,  Timika dan Saumlaki. Dari "Rumah Kita" barang-barang akan didistribusikan ke Desa, Kampung melalui kemitraan dengan BUMD, BUMDes dan Koperasi. Dengan model ini kesinambungan perekonomian berkeadilan di daerah akan lebih adil dan dirasakan masyarakat banyak.  Â
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menambah rute Tol Laut dari 6  di 2015 menjadi 13 rute di 2017 dan 2018. PT. Pelni (Persero) sebagai  perintis penugasan Tol Laut tahun pada 2015, saat ini masih dipercaya pemerintah untuk  mengoperasikan 6 rute penugasan, namun Tol Lautnya tidak melewati "Rumah Kita".  Pelni bersama Pelindo, ASDP, RNI, Bulog dan PPI mendapatkan tugas membangun 40 "Rumah Kita".
"Rumah Kita" Saumlaki direncakan pembangunanya ketika Pelni masih menjali rute Tol Laut  Surabaya-Saumlaki-Merauke. Namun pada 2018, kapal Tol Laut Pelni tidak  ke Saumlaki.  Pelni mendapatkan  Trayek T-2, Tanjung Priok-Tanjung Batu-Belinyu-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Tanjung Priok dengan KM. Caraka Niaga Jaya III-4. Trayek T-4, Tanjung Perak-Makasar-Tahuna PP (KM. Logistik Nusantara 1) dan Trayek feeder dari Tahuna-Kahaktuang-Burias-Tagulandang-Blaro-Lirung-Melongoane-Miangas-Marore dengan KM. Kandhaga Nusantara 1).
Kemudian Trayek T-6 Tanjung Perak-Tidore-Morotai-PP dengan KM. Caraka Jaya Niaga III-2. Trayek T-13, Kalabahi-Moa-Rote (Baa)-Sabu (bu) PP dengan KM. Logistik Nusantara 3. Trayek T-14 Tanjung Perak-Lewoleba-Adonara/Tenong-Larantuka PP dengan KM. Logistik Nusantara 4 dan Trayek T-15 Tanjung Perak-Kisar-Namrole-PP dengan KM. Logistik Nusatara 2, sesuai surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor; AL.108/5/17/DJPL-17 tanggal 20 Desember 2017, tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018.
Meskipun tidak ada kapal Tol Laut  Pelni ke Saumlaki, BUMN Transportasi laut terbesar di Indoensia ini tetap membangun "Rumah Kita" di Saumlaki. Pendirian "Rumah Kita" di Samulaki merupakan bentuk kepatuhan perusahaan kepada pemberi tugas. Sejak Januari belum ada kapal Tol Laut masuk Saumlaki, sehingga Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) ini kekurangan beras. (Kompas 13/3). Menanggapi hal itu  Pelni tanggap dan mengerahkan KM. Sirimau untuk mengangkut beras dari Merauke ke MTB. Kapal akan tiba Jumat (16/3).
Wakil Bupati MTB Agustinus Utuwaly pada peresmian mengatakan "Rumah Kita" merupakan bagian dari serangkaian program pemerintah, yang telah dilakukan sejak 2015, dalam upaya menciptakan kondisi ekonomi makro yang kondusif, melalui berbagai paket kebijakan pemerintahan tersebut, selain bertujuan untuk memberikan stimulus bagi dunia usaha, tetapi juga bermanfaat dan dirasakan langsung oleh rakyat banyak, terutama yang berpenghasilan rendah.
Salah satu paket kebijakan ekonomi pemerintah Jilid I, lanjut Agustinus,  adalah program "Tol  Laut".  Selain ingin membangun sistem transportasi nasional yang menghubungkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, paket kebijakan tersebut bertujuan untuk membangun sistem logistik nasional melalui jalur laut, dalam rangka menjamin ketersediaan komoditas pangan dan berbagai kebutuhan pokok masyarakat, dengan harga yang terjangkau, teristimewa di kawasan Timur Indonesia sampai ke wilayah-wilayah perbatasan Negara.
Dengan ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan strategis yang memadai dengan harga terjangkau, akan sangat berdampak terhadap meningkatnya daya beli masyarakat, laju inflasi akan semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.
Gerai "Rumah Kita" di Kabupaten MTB, merupakan pusat logistik yang dikelola Kementrian BUMN melalui PT. Pelni (Persero) bekerja sama dengan BUMD Â PT. Kalwedo Kidabela, dimaksudkan untuk mendukung pencapaian tujuan program Tol Laut yaitu menjaga ketersediaan stok dan menekan disparitas harga.
Barang pokok dan penting bagi masyarakat di Kabupaten NTB  merupakan kebutuhan berharga bagi pemerintah dan masyarakat  sebagai daerah di pulau terluar RI. Di tengah tantangan pembangunan ekonomi daerah yang beranjak membaik, tingginya angka kemiskinan masyarakat, maraknya praktek monopoli perdagangan oleh kelompok kapitalis di negeri ini, kehadiran gerai " Rumah Kita" akan menawarkan alternatif harga barang pokok dan strategis yang terjangkau bagi masyarakat ini, dapat saya kategorikan sebagai sebuah anugrah dari TUHAN bagi masyarakat di Tapal batas Selatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Betapa sangat mengherankan lanjut Wakil Bupati, program Tol Laut  telah  terlaksana di Kabupaten MTB sejak bulan April 2016,  dan hampir memasukin tahun ke III. Dengan dana  milyaran rupiah dari  subsidi pemerintah, pada kenyataan-nya hanya dinikmati oleh para pedagang baik distributor atau sub, distributor maupun pengecer dan sama sekali belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Program Tol Laut seyogyanya untuk mensejahterakan masyarakat, ternyata hanya dimanfaatkan untuk kepentingan kaum kapitalis sehingga yang kaya makin  kaya dan yang miskin makin miskin dan tertindas "Dengan hadirnya gerai "Rumah Kita" diharapkan menjadi sebuah alternatif yang baik bagi masyarakat untuk dapat menikmati program Tol  Laut, dengan Motto :"BUMN Hadir Untuk Negeri", melalui sinergitas terpadu antara BUMN dengan BUMD, dan BUMDes, masyarakat MTB dapat merasakan kehadiran pemerintah.
Agustinus Utawaly berharap agar program dteruskan, dilanjutkan  dan di tingkatkan sampai keseluruh Desa dan Dusun di wilayah Kabupaten MTB. "Bukan  terbatas pada BUMDes saja, tetapi Koperasi dan Usaha masyarakat lainya dapat mendukung program yang baik ini, agar segera kita akhiri praktek monopoli dari kaum kapitalis di negeri  ini, sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat dan berkeadilan sosial untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," Terang Agustinus.
Selanjutnya saya berpesan kepada  pengelola Gerai" Rumah Kita",  termasuk Badan Usaha Milik Desa,  agar bekerja dengan jujur dan penuh semangat. Tidak monopoli serta mencari keuntungan yang sewajarnya saja. Ciptakan iklim Usaha yang sehat dan kompotitif agar terwujud sistem tata niaga barang dan jasa yang sehat pula. Dengan demikian akan terbuka lebar sumber-sumber Usaha baru bagi masyarakat.
Meningkatnya produktifitas masyarakat pada akhirnya akan tercipta daya saing usaha dan daya saing produksi serta daya saing daerah yang semakin unggul. Sebab melalui daya saing daerah yang  unggul itulah akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan, penurunan angka pengangguran, dan penurunan angka gizi buruk untuk menuju masyrakat Maluku Tenggara Barat yang cerdas, sehat,berwibawa dan mandiri
"Atas nama pemerintah dan masyarakat kabupaten MTB  saya menyambut baik dan mendukung sepenuhnya pelaksanaan program "Rumah Kita"  di Saumlaki Kabupaten MTB .Terima Kasih dan penghargaan yang setinggi tingginyadan patut saya sampaikan kepada menteri BUMN RI melalu manajemen PT Pelni (Persero), PT Sarana Bandar Nasional , PT Sarana Bandar Indotrading yang telah Bekerja sama membantu Pemerintah Daerah Kabupaten MTB. Tak lupa PT Geraha Aska salah  satu Badan Usaha Milik Swasta yang bekerja sama dengan BUMD PT Kalwedo  Kidabela guna membantu Pemerintah dan masyarakat di kabupaten  MTB. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H