Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Telusur Pulau Terluar dengan Kapal Tol Laut Pelni

26 Februari 2018   22:04 Diperbarui: 27 Februari 2018   12:33 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aktivitas kapal tol laut (Dok. Pelni)

Tol Laut bukan jalan tol di atas laut, namuan Tol Laut adalah sistem distribusi barang dalam skala besar menggunakan jalur laut bebas hambatan yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di seluruh Nusantara dengan pelayaran secara rutin, terjadwal  untuk menciptakan kelancaran distribusi barang dengan menggunakan kapal laut. Tol Laut merupakan gagasan  Presiden RI Joko Widodo pada masa kampanye. Tol Laut mampu diimplemtasikan presiden 1 tahun setelah memimpin.

Dalam implementasinya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menugaskan PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) -- Pelni untuk merintis pelayaran yang bertujuan untuk meningkatan konektivitas, mengurangi disparitas harga, menumbuhkan dan meningkatkan perekonomian wilayah khususnya di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan daerah perbatasan (3TP).

Sejak diluncurkan perdana pada 8 November 2015 atau 3 tahun 4 bulan silam, trayek Tol Laut telah berkembang cepat dengan melibatkan PT. Pelni (Persero) sebagai BUMN dan swasta Nasional di bidang angkutan laut. Dari 13 trayek Tol Laut yang disiapkan pemerintah, Pelni  kembali dipercaya untuk menjalani  6 rute Tol Laut dan 2  rute angkutan ternak sebagai penugasan dari pemerintah. Kapal ternak bertambah dari 1 kapal menjadi 2 kapal di 2018  dengan rute NTT-Tanjung Priok-Bengkulu PP, sedangkan rute Tol Laut Pelni tetap 6 rute sejak diluncurkan perdana.

Yuu kita telusuri kapal pengangkutnya, pulau-pulau  dan pelabuhan-pelabuhan tujuan Tol Laut Pelni. Kita mulai dari  Trayek T-2, Tanjung Priok-Tanjung Batu-Belinyu-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Tanjung Priok.  Untuk menjalani Trayek T-2, Pelni mengoperasikan kapal barang,  KM. Caraka Niaga Jaya (CJN) III-4. Kapal kargo umum, bukan kapal khusus kontainer, namun sebagai kapal kargo, kapal ini juga dapat untuk memuat kontainer namun dalam jumlah terbatas.

Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta merupakan pelabuhan awal untuk muat barang kebutuhan pokok, barang penting dan berbagai kebutuhan yang hampir semua barang ada di Jawa dan dibutuhkan di daerah tujuan. Bergerak dari Tanjung Priok, kapal ini menuju Pelabuhan Tanjung Batu, Belitung untuk membongkar muatan. Lalu menuju Belinyu, Pulau Bangka. Pelahuban Tanjung Batu dan Belinyu merupakan 2 pelabuhan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Selanjutnya dari Belinyu kapal melanjutkan perjalanan ke Tarempa, ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Kabupaten Anambas merupakan  hasil pemekaran dari Kabupaten Natuna. Anambas termasuk pualu terluar dengan wilayah sebagian besar berupa lautan dan gugusan pulau kecil.  Kabupaten Anambas  memiliki 126 pulau dan hanya 26 pulau yang dihuni. Di Tarempa kapal Tol Laut juga membongkar barang, belum ada muatan balik.

Pelabuhan terakhir dari rute kapal Trayek T-2 adalah Pelabuhan Selat Lampa di Pulau Natuna. Selain nama pulau, Natuna juga menjadi nama kabupaten, sedangkan ibukota Kabupaten Natuna di Ranai, kurang lebih 70 km dari Pelabuhan Selat Lampa. Akses jalan dari Selat Lampa ke Ranai melalui jalan berkelok di daerah pegunungan sebelum melalui jalan datar mendekati Kota Ranai.

Barang-barang yang dikirim ke Natuna selain untuk memenuhi Pulau Natuna juga untuk mensuplai kebutuhan di pulau-pulau kecil berpenghuni yang masuk wilayah Kabupaten Natua. Barang akan didistribusikan ke pulau-pulau kawasan Kabupaten Natuna seperti Pulau Tiga, Sedanu, Midai, Pulau Laut, Subi dan Pulau Serasan dengan kapal kecil.   

Setelah membawa barang kebutuhan pokok dan barang penting untuk rute Tol Laut, KM. CJN III-4 akan kembali lagi dari Natuna ke Tanjung Priok. Potensi barang dari di Kabupaten Natuna dan Anambas berupa ikan, rumput laut dan kopra. Secara nertahap warga mulai memanfaatkan kapal Tol Laut sebagai sarana distribusi pemasaran barang di daerah Jakarta. Ikan, rumput laut akan dibawa dan dipasarkan di Jakarta. Tol Laut meningkatkan nilai barang tak berharga menjadi barang berpotensi menjadi pendapatan masyarakat. *** (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun