Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Nakhoda Hadir di Kelas Inspiratif Madrasah

11 Februari 2018   14:01 Diperbarui: 12 Februari 2018   08:20 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun anggaran pendidikan  sudah  20 % dianggarkan dari APBN oleh pemerintah, kualitas pendidik dan siswa belummenyentuh ke seluruh pelosok negeri. Ada dua kementerian penyelenggara pendidikan,Kementerian Pendidikan dan  Kementerian Agama. Kementerian Pendidikan menyelenggarakan pendidikan sekolah-sekolah umum dari SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi negeri. Selain Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama juga menyelenggarakan pendidikan untuk sekolah Madrasah Iptidaiyah, Tsyanawiah, Aliyah dan perguruan tinggi berbasis agama.

Porsi 20 % anggaran Kementerian Pendidikan seluruhnya untuk membiayai sekolah,Diklat dan seluruh perangkat pendidikan, termasuk untuk gaji para guru hingga ke penjaga sekolah. Sedangkan Kementerian Agama anggaranya dibagi lagi untuk berbagai macam kegiatan, sehingga anggaran pendidikan di Kementerian Agama tidak seluruhnya untuk membiayai sekolah  yang juga bukan hanya sekolah Islam, namun ada sekolah Kristen, Hindu, Budha dibiyai oleh Kementerian Agama.

Selain sekolah negeri, banyak sekolah swasta didirikan oleh yasayan-yayasan untuk menyelengarakan pendidikan, baik sekolah swasta berbasis agama, sekolah umum sekolah kejuruan banyak yang diselenggarakan oleh swasta. Sekolah swasta berbasis  Agama Islam banyak pula yang dikelola yayasan atau swasta dan hampir di seluruh provinsi ada sekolah swasta berbasis agama, khususnya Agama Islam.

Kulitas sekolah Islam swasta, belum seluruhnya bonafid atau bermutu. Masih banyak sekolah yang terseok-seok  dalam pendanaan untuk menggaji para guru dan berbagai kebutuhan operasional sekolah. Sekolah swasta juga dibantu oleh kementerian terkait dengan tenaga guru dari PNS, dan juga tenaga guru honorer. Honor guru tidak besar, ada yang hanya Rp 300 ribu sebulan. Sangat minim dan sangat memprihatinkan.

Dalam rangka "Pelni Peduli Pendidikan", perusahaan jasa trasnportasi laut ini mengadakan assesment ke berbagai provinsi, dan terpilih Kota Baubau Sulawesi Tenggara untuk menyelenggarakan peningkatan kualitas pendidik madrasah. Pemilihan madrash telah melalui pertimbangan matang. Dari 12 Madrasah swasta dan 1 Madrasah negeri, terlihat Madrasah negeri lebih bermutu dibanding madrasah swasta. Umumnya kondisi  madrasah swasta sangat memprihatiankan.

Dari 12 sekolah yang mengikuti pelatihan, 4 sekolah tergolong sangat memprihatinkan fasiltas sekolahnya. Ada sekolah yang karena kekurangan kelas, mereka menyekat kelas dengan triplek. Ada pula sekolah madrasah iptidaiyah dicampur dengan madrasah tsyanawiah dalam satu kelas tanpa sekat. Siswa diajar dalam satu kelas oleh 2 orang guru hanya dengan membalik bangku. Satu kelas menghadap ke arah sebaliknya. tentu akan megacaukan konsentrasi siswa.

sekolah-1-5a80e9bacf01b416a0595b52.jpg
sekolah-1-5a80e9bacf01b416a0595b52.jpg
Selain itu metode penataan bangku hampir seluruhnya monoton, semua bangku menghadap ke depan, sehingga interaksi antara siswa, guru dan sesama teman tidak terjalin dan kurang komunikatif, kelas tidak menyenangkan sehingga tidak ada gairah belajar, inisiaitif, keberanian dan keingitahuan serta kreatifikas anak tidak tercipta. Padahal usia siswa SD dan SMP merupakan usia emas untuk dengan mudah memasukkkan materi pelajaran kedalam pikiran.

Untuk dapat mewujudkan mimpi menigkatkan "Kualitas Pendidik, PT. Pelni (Persero) Menggandeng "Yayasan Kembali Sekolah" Jakarta untuk bersama-sama Pelni menyelenggarakan kualitas pendidikan madrasah di Kota Baubau. Langkah ini sebagai bentuk kepedulian BUMN dalam berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Pelni melakukan assessment sejak 10 Januari, pelatihan 30 guru tanggal 23 hingga 26 Februari dan monitoring sejak 5 Februari hingga 14 Februari 2018.

Assesment ditujukan untuk memseleksi calon peserta pelatihan, sedangkan pelatihan untuk meningkatkan motivasi, skill, pengetahuan atau kualitas bagi para guru. Untuk kegiatan monitoring dilakukan dengan mendatangi sekolah untuk  implementasi hasil Diklat para guru peserta  Diklat. Dalam kegiatan monitoring, juga dilakukan pelatihan para guru dari 12 sekolah mengikuti pelatihan, dengan  instrktur dan pendamping dari Pelni, Yayasan Kembali Sekolah untuk menularkan ilmu para guru yang telah mengikuti Diklat, dengan demikian kulaitas guru bertambah menjadi 300 orang.

Dari 300 orang yang tersebar di 12 sekolah, para guru serentak berubah menjadi guru yang semangat, kreatif dan inovatif. Cara mengajar metode baru  ditularkan kepada sesame guru dan kepada para siswa. Ketika Pelni menyelenggarakan BUMN Mengajar kelas inspirtasif di Mts Negeri I  Kota Baubau para siswanya sangat antusias dan bersemangat. Demikian juga ketika mengajar di Mts Al Barokah, MI dan Mts At Taqwa Pualu Makasar dan Mts Az Zikir semua siswa bersemangat.

Kegiatan monitoring dan BUMN Mengajar menghadirkan  Capt. La Ode Muhisi, Nakhoda senior PT. Pelni (Persero) mewakili direksi. Capt. La Ode Muhisi yang orang asli Kaledupa, Wakatobi menjadi insiprator para siswa untuk terus belajar agar bisa menjadi kapten kapal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun