Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ada Asa dari Perbatasan Negeri

22 Agustus 2017   23:09 Diperbarui: 23 Agustus 2017   08:12 2638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten MBD merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara. Sejak berdiri pada tahun 2008, Kabupaten MBD terus berbenah. Ibu Kota Kabupaten MBD yang semula di Pulau Kisar dipindahkan ke Pulau Moa  di Tiakur. Ibu kota ini  sebelumnya berupa  hutan belantara dan semak belukar. Oleh Pak Bupati MBD Barnabas Orno pelan dan  bertahap  dapat disulap menjadi  ibu kota kabupaten yang memiliki masa depan untuk berkembang lebih pesat.

Terlepas dari pembangunan yang sedang digalakkan di Kabupaten MBD, Pulau Moa memiliki potensi untuk pengembangan ternak sapi, kerbau, kuda dan kambing agar Negara kita dapat swasembada daging.  Pulau Moa dan Kisar memiliki  Savana atau padang rumput yang sangat luas. Bahkan ada perbukitan di tengah Pulau Moa  yang diberi nama  Bukit Kerbau karena di bukit ini banyak ternak kerbau yang diternakkan  secara lepas.

Pulau Moa dan Kisar boleh saja tidak menghasilkan tanaman pangan, namun bila savana dikembangkan untuk  ternak sapi, kerbau, kuda dan kambing  secara maksimal ,  Pulau Moa dan Kisar dapat menjadi lumbung ternak nasional  dan dapat menjadi pemasok kebutuhan daging untuk di Jawa, khususnya DKI Jakarta yang masih memerlukan pasokan daging  impor, meskipun  sudah ada pasokan 1.000 ekor sapi per bulan dari NTT. Karena itu pengembangan ternak sapi dan kerbau di Pulau  Moa dan Kisar  harus dikembangkan sesegera mungkin .

Untuk memenuhi kebutahan daging dalam negeri yang defisit, saat ini negara kita masih impor daging  sapi dan daging kerbau dari luar negeri. Kebijakan impor pangan tidak hanya menjadikan ketergantungan kepada negara lain, namun impor daging  juga telah mematikan semangat  peternak sapi dalam negeri. Karena itu Kementerian Pertanian harus melihat potensi Pulau Moa dan Kisar sebagai sumber pemasok daging nasional menuju swasembada daging.

Peternakan sapi, kerbau, kuda  dan kambing secara lepas sangat potensial untuk dikembangkan. Populasi ternak sapi dan kerbau di Pulau Moa dan Kisar harus  ditambah   sapi dan kerbau betina  agar lebih cepat berkembang. Kalau saja Kementerian Pertanian mengimpor 10.000 bibit sapi betina dan  dilepas di Pulau Moa dan  Kisar, dalam dua tahun akan berbiak menjadi 20.000 ekor 40.000 ekor dst.

    Jumlah itu secara bertahap masif akan terus bertambah. Peningkatan populasi ternak setiap bulan dipasarkan  ke DKI Jakarta dengan Kapal Ternak Tol Laut. Kementerian Perhubungan dapat mendukung Kementerian Pertanian dalam distribusi ternak ke Jakarta dengan penyediaan kapal ternak. Dengan kapal khusus pengangkut ternak, maka kesinambungan pasokan ternak/daging ke Jawa akan tersedia cukup.

Dengan pemasaran dan harga ternak yang lebih tinggi dibanding harga saat ini, maka kesejahteraan peternak, warga dan pemerintah Kabupaten MBD akan meningkat. Bila perlu, jika  ternak telah berkembang biak, dapat pula didirikan rumah potong berlabel halal untuk memasok daging ke Jawa dan  didirkan pabrik pengolahan daging seperti sosis, bakso dan dikirim siap konsumsi  dari sumber produksi ternak. Hal ini  akan lebih hemat dan dapat membuka  lapangan kerja baru yang pada akhirnya dapat  meningkatkan pendapatan masyarakat di perbatasan negeri. Masih ada asa di perbatasan negeri ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun