Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bila Ahok Memilih Wagub Non PDIP

23 Agustus 2016   13:07 Diperbarui: 23 Agustus 2016   13:14 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum digandeng 3 PartaiPolitik (Parpol), GubernurDKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahoktelah  berkomitmen dengan maju menjadi calon Gubernur DKI Jakartamelalui jalur independen.  Keinginan Ahok maju jalur perseoranganini direspon posistifberbagai kalangan, lalu sejumlah relawan membentuk perkumpulan dandiberi nama Teman Ahok, sebagai saranamengakomodasi dukungan.  Teman Ahok menjadi garda depan pararelawan untuk mencaridukungan, salah satu tugasnyamengumpulkan sejuta KTP.

Persyaratan menjadi calonindependen harus mendapat dukungan rakyatyang salah satunya dengan bukti foto copyKTP. Teman Ahok  telahmenjalankan tugasnyadengan baik danberhasil mengumpulkansejuta KTP dukungan warga DKI Jakarta, TemanAhok  telah bekerjamaksimal. Meskpiun banyak godaan, tuduhan dan berbagai manufer yangingin menggagalkan upaya Teman Ahok, namun relawan berhasilmengumpulkan sejuta KTP, jumlahnya yang tidak sedikit. 

Untuk menjadi calon GubernurDKI dari jalur Independen, Ahok harussegera menetapkan calon wakil gubernur, ia pun menyiapkan HeruBudi Hartono sebegai calon wakil Gubernur. Karenasebagai calonindependen harus sudah memilih nama pendamping untuk diajukan, makapilihan jatuh pada Heru. Selain harus segera menetapkan calonpasangan, Heru  menjadi pilihan Ahok karena setiap kebijakanya pas,selaras dengan Ahok yang sedang mengusung perubahan tatapemerintahan, tata pembangunan dan penertiban di DKI menuju Jakartasebagai Ibu Kota menjadi Kota yang tidak kumuh, kotayang tertata baik dan tertib. 

Upaya Teman Ahok mengumpulkansejuta KTP akhirnya tumbang dengan pilihan Ahok yang  akhirnya memilih jalur Parpol dengan dukungan 3 Parpol, Partai Nasdem Hanuradan Golkar. Meskpiun pada awalnya Teman Ahok kecewa, namun akhirnyadapat menerima pilihan Ahok memeilih jalur Parpol. Ketigapartai pendukung juga komitmen mendukung Ahok karena kinrjanya yangbagus menata Ibu kota tidak ada tendensi lainnya. 

Dengan dukungan 3 Parpol danbermodal 24 suara DPRDtelah cukup untuk mencalonkan sepasang calon Gubernur DKI Jakarta.Dengan demikian, Ahok memperoleh dukungan 3 Parpol plus teman Ahokyang masih setia. Cukup kuat untuk kembali memimpin Jakarta. Belumlagi dukungan pasukan orange yang sangat bangga dan setia kepadaGubernur Ahok, karena perbaikan nasib tenaga kebersihan DKI inimenjadi jelas dan penghasilnya naik dengan gaji UMR. Mereka banggaapel pagi, menyebar di pagi buta ke jalanan, parit, sungai untukmemastikan Jakarta bersih.

Dengan modal hasil penataanDKI selama kurun pemerintahanya, semestinya Ahok tidak perlu ragu dantak perlu menunggu dukungan PDIP, tinggalkansaja partai berlambang moncong putih itu. Permintaan  Ahokberpasangan kembali dengan Djarot hingga kini belum direspon PDIPdengan berbagai alasan, maka sudah selayaknya Ahok memilih yangterbaik.  Apa pun dukungan Parpol yang memilih tetap rakyat Jakartadan warga Jakarta telahmelihat dan merasakan karya nyata Ahok. Parpolhanya bisa mempengaruhi, merayu pemilih agar tidak memilih ataumemilih Ahok. Yakinlah bahwa lebih dari 51% warga DKI memilih Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta limatahun mendatang. Ahokdibenci dan dirindukan.

Modal ini sudah sangat cukupdan sudah seharusnya Ahok tidak menuggu dukungan PDIP yang masihbimbang, ragu antara  mengajukan calon sendiri atau memasangkan Ahokdengan Djarot sebagai wakil Gubernur DKI. Sudah selayaknya Ahok tidakusah ragu, tanpa dukungan PDIP, Insya Allah anda akan menang. Ahokharus segera menetapkan calon wakil Gubernur, baik dari kalanganbirokrat maupun dari calon partai pendukung. Atau mungkin Ahokberpasangan dengan Yusril Ihsa Mahenra, teman sekampung dan tokohnasional,  atau Anis Baswedan atau siapa saja, silahkan pilih calondari non PDIP.

Pro kontra diinternal PDIPdengan mengusung Tri Risma Harini untuk menjadi penantang utama Ahokterus menggelinding, dukungan dari berbagai elemen telah memanaskanmenuju Pilkada DKI yang dalam setahun mendatang  akan makin panas.Karena itu putuskan sekarang, cari pendamping terbaik dari non PDIP,dengan demikian PDIP sebagai pemenang Pemilu dan pemilik suaraterbanyak di DPRD DKI akan segera bersikap tegas tidak ragu antaramemasangkan kembali Djarot dengan Ahok atau mencalonkan kader terbaikyang dimiliki PDIP.

Setelah memilih calon dari NonPDIP, Ahok harus merubah sikap, jangan terpancing emosi. Sikap yangbiasanya sangat reaktif dengan isu-isu yangdisampaikan lawan politiknya biarkan saja. Ahok tetap istikomahmenjalankan pemerintahan, memimpin DKI menujuJakarta yang lebih baik. Sudah banyak bukti anda torehkan di DKIJakarta, dari sungai, lingkungan kumuh telah disulap menjadi bagus.Tempat tinggal dengan rumah susun makin manusiawi menempatkan orangdibanding di pinggir sungai yang sangat kumuh.

Belum lagi kali atau sungai diJakarta makin bersih, mengalir dan ke depan bisa sebagai saranawisata. Jadi jangan ragu untuk maju dengan pilihan dan keyakinansendiri. Sepanjang tujuan anda masih pada rel membangun Jakarta tanpatujuan menyimpang, Insya Allah Tuhan dansemesta alam  akanmembantu anda menuju jalan kemenangan. *** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun