Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sinergi dan Transformasi BUMN Hadapi MEA

4 Mei 2016   19:25 Diperbarui: 5 Mei 2016   10:43 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan Usaha Milik Negara. Liputan6.com

Negara Republik Indonesia memiliki 118  BUMN. Ada BUMN sehat sekali, sehat dan  ada pula BUMN yang rugi dan menjadi beban negara. Sebagai badan usaha milik negara, BUMN  instrumen pemerintah dalam menggerakkan dan mengamankan pembangunan nasional, karena itu seluruh BUMN harus sehat. 

Untuk membenahi BUMN yang rugi dan belum menunjukkan kinerja positif, Kementerian BUMN telah berhasil menunjuk profesional masuk jajaran Direksi untuk meningkatkan kinerja.

Sinergi dan transformasi BUMN menjadi pilihan untuk menguatkan, menertibkan, menata dan meningkatkan kinerja perusahaan pelat merah ini. Transformasi penting untuk menyulap BUMN kurang bergairah menjadi perusahaan sehat dan untung. Terlebih untuk menghadapi pasar bebas ASEAN yang sudah diberlakukan sejak awal tahun 2016 ini. Sinergi untuk menguatkan dan transformasi untuk peningkatan kinerja seluruh aspek dalam BUMN. Ada beberapa BUMN yang berhasil melakukan transformasi, contohnya KAI dan Pelni.

Bertahap tapi pasti beberapa BUMN yang sebelumnya rugi telah berubah  menjadi perusahaan bersih,  sehat dan  untung. PT. Kereta Api Indonesia (Persero)-PT. KAI. Pada tahun 2008 rugi Rp 82 milyar. 

Manajemen sebelumnya tak mampu menertibkan, menata dan meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja pelayanan. Sejak 24 Februari 2009 masuk dua profesional.  Satu orang berlatar  perbankan dan satunya dari perusahaan telekomunikasi. Ignasius Jonan seorang banker dan Sulistyo Wimbo Hardjito telekomunikasi dari Indosat.

Meskipun perusahaan yang mereka tangani betul-betul baru dari segi operasional dan bisnisnya, kedua profesional ini mampu menertibkan, menata dan membawa kinerja keuangan PT. KAI dari minus menjadi untung. 

Pelayanan yang semula amburadul dapat ditata lebih tertib dan melayani. Kinerja keuangan ketika mereka meninggalkan KAI pada 2014, perusahaan pelat merah ini sudah untung lebih dari Rp 800 milyar.

Tidak hanya keuntungan yang diwariskan Jonan dan Wimbo di kereta api. Perbaikan stasiun, larangan merokok di stasiun dan di kereta. Colokan listrik di kereta.  Contact Center 121. Pembatasan penumpang dengan one man one seat. Peningkatan kelas ekonomi menjadi kereta ekonomi ber-AC. 

Pembelian 156 lokomotif terbaru, pembelian lebih dari 2.500 gerbong pengangkut batu bara dan pengangkut kontainer. Pendek kata dua insan profesional ini meninggalkan KAI dalam kondisi sangat sehat, kesejahteraan karyawan juga bagus. Maka di kalangan KAI, ada yang menyebut Jonan manusia setengah dewa, bahkan ada yang bilang kaisar.

Keberhasilan menertibkan dan menata KAI, telah memberikan nilai positif bagi BUMN, khususnya jajaran kementerian BUMN makin percaya diri menempatkan profesional di beberapa BUMN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun