Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kalijodo Ikon Ibu Kota Kenapa Digusur?

16 Februari 2016   05:57 Diperbarui: 17 Februari 2016   11:59 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kawasan Kalijodo akan dibuat Taman Kota (Foto-DKI)"][/caption] 

Kalijodo hanya satu dari enam tempat prostitusi kaum marjinal di Jakarta. Dua lokasi sudah tergusur sebelumnya, Kawasan Pela-pela di Stasiun Tanjung Priok dan Kramat Tunggak. Selain tersisa Kalijodo di Penjaringan, masih ada juga Kota Intan, Gunungantang di pinggir rel antara Jatinegara-Manggarai dan Bongkaran Tanahabang di pinggir Kali Banjir Kanal Barat dan rel KA. Dari empat tempat prositusi kelas bawah yang masih hiruk-pikuk ini, tiga di antaranya di pinggir rel KA. Hanya Kalijodo yang jauh dari rel kereta api.

Sudah sejak jaman dahulu kala hiburan malam ini tumbuh. Mereka umumnya menempati tanah kosong di pinggir rel. Tanah kosong milik Pemda dan kawasan yang sebelumnya sepi dari aktivitas warga menjadi ramai setiap malam. Bermula dari satu-dua orang coba-coba membangun gubug-gubug, lama-lama rumah permanen. Namun, lebih banyak yang menggunakan terpal, sekedar tenda untuk berjualan minuman, makanan ringan, dan transaksi esek-esek.

Kawasan Kalijodo mencuat seiring peristiwa tragis kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 4 orang. Dua orang suami-istri dalam satu motor dan dua penumpang mobil Fortuner tewas menjelang subuh. Sopir mobil Fortuner mengatakan, penyebab kecelakaan semua berawal dari Kalijodo. Mereka bersama kawan lama meminum bir dan bernyanyi karaoke di kompleks pelacuran yang dikelola warga kurang beruntung ini. Pemberitaan gencar di media telah menjadikan Kalijodo sebagai kambing hitam peristiwa kecelakaan di Kamis (11/2) subuh.

Karena peristiwa kecelakaan itu, Kalijodo menjadi sasaran dan kabarnya sarana mencari rejeki kurang terpuji itu akan digusur oleh penguasa DKI Jakarta. Setelah dikosongkan, kawasan itu akan disulap menjadi kawasan hijau, taman kota. Pemprov DKI Jakarta sudah woro-woro di media, kawasan yang dihuni para wanita tuna keberuntungan ini akan diusir paksa dari tempat mereka berteduh, mencari nafkah, membina anak dan mengais rezeki di Ibu Kota. Tak usah dipandang halal atau haram karena nasib mereka menjadi wanita kurang beruntung juga bukan cita-citanya, orang bilang sudah nasib.

Kalijodo, Gununganatang, Kota Intan, dan Bongkaran Tanahabang menyediakan hiburan malam rakyat kelas bawah. Mereka menjajakan bir, kondom, obat kuat, minuman, warung makan, rokok dan berbagai kebutuhan hiburan malam. Meskipun di tempat kumuh, gubug reot dan bising suara kereta, musik mengalun kencang setiap pukul 21.00 hingga pukul 4 subuh. Mereka langgeng karena ada backing di belakang mereka, saya sudah membuktikan. 

Saya berpengalaman di Gunungantang, Kota Intan, dan Bongkaran Tanahabang. Ketika menjalankan tugas di bagian Humas PT. KAI Jakarta, saya pernah membongkar kawasan Gunungantang, Jatinegara. Kawasan ini mencuat gara-gara 7 PSK tewas tertabrak KA Arogomuria yang berjalan di jalur sebelah karena ada perawatan jalan rel. Para PSK dan pelanggan yang mengganggap biasa KA, saat itu naas. Saat itu, kereta tidak melalui jaur normal, jalur semestinya, mereka santai duduk di rel. Karena asyiknya, mereka tak mengindahkan bunyi klakson kereta. Tepat di tikungan muncul kereta dari arah Jatinegara ke Manggarai, mungkin tak tampak oleh mereka. Tak pelak, jerit tangis pun menggema menjelang laurt malam di sela suara musik dangdut yang memekakkan telinga.

Kejadian mengundang perhatian karena media meliputnya. PT. KAI langsung respons dan membersihkan bangunan di sekitar rel yang sangat mepet dengan body kereta. PT. KAI memasangi papan peringatan, menanami pohon agar gubug-gubuk mereka tidak tumbuh lagi di pinggiran rel. Mereka pun tidak lantas pergi dari lokasi itu. Mereka membangun kembali gubuknya tiga hari kemudian. Kawasan pinggir rel bagian atas untuk transaksi dan negosiasi, sedangkan lapangan tembak disiapkan gubug petak-petak di sisi bawah kanan-kiri rel, yang kebetulan lokasinya curam.

Kemudian Kota Intan di Penjaringan. Tahun 2013 menjadi tahun berakhirnya kawasan prostitusi di pinggir di rel kereta. Mereka diusir tenang oleh Tim Bongkar Ditjen Perkeretaapian. Caranya sambil mengusir mereka, jalan rel di dekat jembatan antara Stasiun Angke-Kapungbandan ini dibuat sempit, sehingga mereka tak dapat lagi membangun gubugnya. Di Kawasan pelacuran Kota Intan, para pekerja menjajakan minuman bir, aneka makanan dan menikmati musik dengan lampu kerlap-kerlip serta bertransaksi seks. Sedangkan lapangan tembaknya disediakan kamar khusus dalam beberapa rumah di sisi bawah.

Saya sempat memimpin pembongkaran lebih dari 100 bangunan di kawasan Kota Intan. Dari warung remang-remang yang dibongkar, tiga orang ingin balik ke kampung halaman. Mereka satu keluarga ke Karawang, satu Keluarga ke Purbalingga dan satu keluarga lagi ke Pati, Jawa Tengah. Sebut saja namanya Anto, keluarga yang balik ke Purbalingga. Dia kenal baik dengan saya. Sesuai janji, saya menyediakan truk untuk mereka yang ingin pulang kampung. Pada hari H, saya lepas kepergiannya ke Purbalingga, yang juga Kota kelahiran dan tempat tinggal saya. Sebelum pergi, Anto saya bekali nomor telepon. “Ini nomor HP saya. Sewaktu-waktu kamu perlu sesuatu kontak saya,” kata saya berpesan ke Anto.

Anto yang biasa jualan minuman bir, air kemasan, dan berbagai kebutuhan di lokasi hiburan malam Kota Intan, sehari sebelum pulang, malamnya ia bertekad ingin hidup lebih tenang di Kampungnya Kutasari, Purbalingga. “Saya sudah bosan hidup di tempat maksiat kaya gini. Saya ingin pulang kampung, berjualan apa saja di kampung saya, di Kutasari,” kata Anton sebelum meninggalkan Jakarta.

Dua minggu kemudian Anton menelpon saya, mengabarkan bahwa hidup di kampung yang seharusnya tenang malah bingung. Anak-istri sudah diboyong ke kampung, namun pekerjaan tak kunjung datang. Usaha berjualan yang ia rintis penghasilanya minim. Ia mencoba berjualan baju keliling kampung. Hasilnya hanya capai, ia mengadu ingin kembali ke Jakarta. “Pak tolongin, saya tidak ada pekerjaan lagi di kampung. Saya boleh buka lapak lagi di pinggir rel ya,” pinta Anto via seluler.

Bagaimana cerita di kawasan Bongkaran Tanahabang? Kawasan ini juga pernah dibongkar berkali-kali oleh PT. KAI dan Pemko Jakarta Pusat. Seperti tempat lain, kawasan bongkaran juga menyisakan kisah pilu, geli, dan lucu. Warga negara Indonesia kurang beruntung di kawasan ini juga menyediakan jasa prostitusi murah. Tarif sekali kencan antara Rp 150 hingga 200 ribu. Pada gubuk yang sedang dipakai, biasanya disediakan ember untuk cuci-cuci. Bila ember di luar, biasanya di dalam gubug ada orangnya. Ember menjadi penanda permainan esek-esek, di Gunungantang dan juga di Kawasan Bongkaran Tanahabang.

Kawasan Bongkaran Tanahabang dibongkar secara besar-besaran pada tahaun 2013 silam. Ketika itu Dirjen Perkeretaapian, PT. KAI dan Pemprov DKI Jakarta baru saja menandatangani penertiban dan penataan kawasan pinggir rel. Ignasius Jonan, Ahok, dan Hermanto Dwiatmoko mewakili jabatannya masing-masing ini sepakat menertibkan dan menata kawasan pinggir rel di Jakarta.

Kerja sama ini berhasil menertibkan kawasan perkiosan Mega Sperpart di bawah jalan layang KA antara Stasiun Sawahbesar-Manggabesar dan Komplek esek-esek di Bongkaran Tanahabang. Mereka yang semula bertransaksi dan beroperasi di rel kereta, gubuknya dibongkar habis. Tangis pilu mewarnai penggusuran warga miskin kota. Lalu, musnahkah pelacuran di Bongkaran Tanahabang? Ternyata mereka hanya bergeser dari pinggir rel ke pinggir sungai.

Komplek hiburan malam di mana pun sulit dihilangkan secara total. Kalijodo, Kota Intan, Gununganatang, dan Bongkaran Tanahabang merupakan tempat mencari nafkah. Di lokasi ini perputaran uang yang katanya dari bisnis haram, mampu menggerakkan ekonomi. Para germo dapat makan, para PSK dapat membeli bedak, anak-anak bisa makan dan sekolah semua karena pergerakan hiburan malam. Salahkah mereka?

Tak lama lagi kawasan Kalijodo akan dibongkar. Efek pembongkaran, tentu ratusan bahkan ribuan orang akan kehilangan nafkah. Meskipun ada klaim penghuni Kalijodo bukan warga Jakarta, yang jelas dan pasti mereka warga Indonesia, bukan warga asing. Mereka bisa ke Kalijodo, Kota Intan, Gunungantang, dan Bongkaran bukan cita-cita, namun karena terpaksa dan tersesat karena seringkali kena tipu rayu tetangga, katanya dicarikan kerja. Namun terjerumus di tempat nista.

Kalijodo tak beda dengan kawasan pelacuran Tante Doly di Surabaya yang dibongkar Ibu Risma, Wali Kota Surabaya. Dalam pembongkaran di kompleks pelacuran tertua di Jawa Timur itu, Risma piawai dan berhasil menghimpun sejumlah stakeholder untuk bantu-membantu menyelesaikan permasalahan Kota Surabaya, semua unsur sosial terlibat.

Para PSK disadarkan dengan penyuluhan yang melibatkan para pakar, Mereka dibekali keterampilan dan ilmu sebelum mengembalikan mereka ke kampung halaman. Sejumlah dana, pelatihan untuk hidup mandiri di tengah masyakarat juga tak ketinggalan. Sangat manusiawi. Jakarta harus belajar dari Surabaya. Kalijodo adalah pertaruhan petahana dan ajang kampanye Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Ahok hati-hati dengan Kalijodo, sukses dan hancur karermu sebagai Gubernur DKI Jakarta, semua bisa berawal dari Kalijodo. Seperti kata Sopir Fortuner yang kecelakaan. Semua berawal dari Kalijodo. 

Dengan wajah garang suara lantang dan ringan tangan membongkar Kalijodo, atau dengan smood menempatkan mereka sebagai warga negara Indonesia yang harus ditolong? Bagaimanapun mereka manusia yang hidup sesaat namun tersesat. Mereka manusia seperti kita, hanya saja mungkin nasib kita lebih baik. Semua berpulang kepada pemegang kebijakan. Kalijodo, Kota Intan, Gunungantang dan Bongkaran Tanahabang meupakan ikon Jakarta sebagai Ibu Kota. Ikon tidak harus megah, namun sarana pelacuran yang bertahun-tahun tak terselesaikan juga ikon. Haruskan dilenyapkan?****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun