Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Blusukan Ala Dirut Pelni

17 Agustus 2014   15:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:20 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408239994699325119

[caption id="attachment_353336" align="aligncenter" width="640" caption="Sujadi bersama dirut Pelni Wimbo :foto Sujadi by Hp"][/caption]

Blusukan menjadi trend  pimpinan masa kini. Istilah blusukan dipopulerkan Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta. Itu pula yang mengantar Jokowi menjadi Presiden RI 2014-2019 mendatang.

Berkat blusukan,  Jokowi dapat memetakan masalah yang rumit-rumit yang dihadapi rakyat dan dapat secara langsung bisa diselesaikan dengan cepat.  Berkat blusukan Jokowi Waduk Pluit, Waduk Rio-Rio bisa ditertibkan, ditata dan dapat berfungsi sebagai waduk, pengendali banjir di Jakarta.

Dirut PT. KAI Ignsius Jonan dapat berhasil memberesi KAI karena sering blusukan di atas KA sejumlah stasiun kumuh. Depo kereta  Dipo Lokokomotif dan Balai Yasa kereta dapat diberesi berstandar nasional untuk perawatan.

Bahkan ketika lebaran Jonan harus Posko di luar Jakarta. Posko juga blusukan karena selain ngepos di Posko juga mengunjungi sejumlah obeyek di semua daerah operasi dan Divisi Regional KA. Bahkan, karena cape Jonan pun  tidurnya nyenyak di KA ekonomi sekalipun. Blusukan bukan berarti harus mengunjungi  daerah kumuh, beda obyek profesi beda pula obyek blusukan.

Demikian besar manfaat positif dari blusukan. Lah ini yang lebih seru Blusukan ala Dirut Pelni Wimbo Harjito. Sebagai perusahaan pelayaran tentu obyek usahanya ya kapal di laut? Bagaimana blusukanya?

Wimbo panggilan Wimbo Harjito diangkat  jadi Dirut PT. Pelni sejak Mei 2014. Mantan Direktur Komersial KAI ini orang yang unik, ingin tahu, mencoba dan tentu segera mencari solusi atas temuannya.

Cara blusukan Wimbo di KAI sangat beda dengan di Kapal. Kalau KA di darat semua bisa terlihat, termonitor dengan baik, Lha Pelni di kapal, lepas dari pelabuhan yang mengambang, kampul-kampul (jawa) mengayin mengikuti alunan laut.

Salah satu contoh untuk meniadakan penumpang gelap atau tanpa tiket. Ketika  dipraktekan di KAI dalam memberesi penumpang gelap di atas KA diberhentikan di stasiun terdekat ketika KA dalam perjalanan. Lha di Kapal apa penumpang diturunin di tengah laut? Ga mungkin to..

Caranya diperketat ketika sebelum masuk kapal. Ini terbukti ketika lebaran 2014 lalu. Volume penumpang naik 1 % pendapatan bisa naik 25 % opo tumon?

Kejadian ini mirip ketika di KAI diterapkan pembatasan penumpang sesuai tempat duduk dan tidak ada lagi penumpang berdiri. Ketika itu Wimbo juga heran dibatasi penumpangnya memang volume turun, tapi pendapatan akhir naik. Selidik punya selidik terjadi pemerataan penumpang, sebelumnya menumpuk bisa bergeser di hari lain untuk berngkat di masa lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun